webnovel

Echoes Of Love|GAoW1| [5]

Pendek?iya maaf ya wkwk.

Sengaja soalnya. Lol

Here you go! New chapter for you guys..

Jangan lupa vote,share,coment,tulis ulasan (kalau mau wkwk) dan dukung terus dengan cara selalu baca novel ini.

Happy reading!

__________

"Aku.." Ucapnya dengan sedikit nada getar didalamnya.

"Bukan lah wanita seperti itu, sir." Ucap Lova lagi sambil menatap Aiden.

Lova menatap tajam kedua bola mata Aiden yang hanya berjarak 5 cm dari matanya. Bibirnya terlihat sedikit bergetar dan Aiden dapat melihat itu dengan jelas. Ada raut ketakutan di kedua mata wanita dengan paras cantik itu. Aiden tidak tau apa yang membuat wanita itu merasa takut tapi ketika melihat wanita itu ketakutan seperti ini membuat Aiden semakin bersemangat. Silahkan katakan dia pria brengsek yang menyebalkan. Aiden sama sekali tidak merasa keberatan ataupun terganggu karena dia memang seperti itu.

"Katakan padaku." Ucap Aiden lalu terdiam sejenak.

"Apa yang membuat mu berbeda dari wanita itu?." Tanya pria itu lagi namun kali ini sedikit berbisik.

Jari jempol Aiden menyusuri garis bibir Lova dan berhenti di sudut bibir wanita itu yang terlihat sedikit sobek dan lebam. Aiden terus menatap Lova yang sedikit meringis saat jari pria itu sedikit menekan bekas keunguan di sudut bibir wanita itu. Pria itu sedikit mengerutkan dahinya dan bibir pria itu terlihat sedikit terbuka dan bersiap untuk melontarkan sebuah pertanyaan tapi suara wanita itu kembali terdengar terlebih dahulu. Jadi dia mengurungkan niatnya untuk bertanya.

"Aku." Ucap Lova dengan tegas.

"Tidak mau dan tidak akan pernah ingin anda lecehkan seperti wanita tadi." Ucap Lova sambil menatap pria itu dengan tajam.

Sedangkan Aiden hanya menatap Lova dengan salah satu alis nya yang tebal terangkat keatas. Ada nada getar di dalam ucapan wanita itu dan Aiden tau kalau Lova sedang ketakutan. Dia tidak bodoh untuk tidak menyadari ketakutan wanita itu. Ditengah terdiamnya Aiden. Dengan perlahan tangan Lova memegang pergelangan tangan Aiden lalu menurunkannya kebawah.

"Aku tidak pernah melecehkan seorang wanita. Justru sebaliknya, aku sangat menghargai seorang wanita." Ucap Aiden tidak terima.

"Tapi mereka sendiri yang menginginkan sentuhan ku dan memohon agar aku melakukan nya pada mereka." Ucap Aiden sambil tersenyum remeh.

Tangan pria itu kembali membelai pipi Lova yang juga memiliki lebam keunguan. Dahi pria itu kembali berkerut. Sebenarnya apa yang terjadi pada wanita ini?. Saat pertama kali mereka bertemu, wajah Lova tidak memiliki lebam ataupun bekas luka sekecil apapun. Muka nya sangat mulus tapi kini?. Apa yang sudah dilalui wanita ini hingga ia terlihat serapuh ini?. Lova kembali memegang tangan Aiden lalu menjauhkan tangan pria itu dari wajahnya.

"Tapi bagi saya itu tetaplah sebuah pelecehan, sir. Memanfaatkan rasa suka dan ketertarikan mereka pada anda. Lalu setelah anda mendapatkan apa yang anda inginkan." Ucap Lova tanpa rasa takut.

Aiden sedikit menggeram ketika melihat luka gores di dahi wanita itu. Pria itu tidak peduli pada apa yang wanita itu katakan. Baginya, perkataan wanita itu bukan lah apa-apa dibanding kondisinya yang sangat memprihatinkan. Rahang pria itu mengeras saat melihat keseluruhan wajah Lova yang dipenuhi luka dan lebam. Sedangkan wanita itu hanya bisa terdiam sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya yang terpotong.

"Anda akan membuang mereka bagai sampah." Ucap Lova dengan sangat tajam.

"Aku tidak membuang mereka tapi menyingkirkan mereka yang mulai mengganggu." Ucap Aiden sambil mendengus kesal.

"Lantas apa bedanya dengan membuang?. Menyingkirkan dan membuang memiliki makna yang sama bukan?." Tanya Lova dengan nada sinis.

"Kau tidak tau rasanya kalau terus diganggu oleh wanita murahan yang terus menempel seperti parasit." Ucap Aiden geram.

"Jelas saya tidak tau, sir. Karena saya wanita normal." Ucap Lova cepat dan Aiden langsung tertawa setelah mendengar apa yang wanita itu katakan.

"Aku juga tau kalau kau itu wanita normal. Buktinya kau pasti tertarik padaku secara sexual kan?." Ucap Aiden dengan nada sensual dan itu sukses membuat Lova menahan napasnya karena melihat Aiden yang semakin mendekatkan wajahnya.

"Apa kau berharap aku cium?." Tanya Aiden sambil terkekeh jahil.

"Anda tadi menanyakan apa yang membuat saya berbeda dari wanita lainnya yang rela melempar tubuhnya secara sukarela pada anda." Ucap Lova lagi dengan nada menantang.

"Saya adalah wanita yang sangat menjunjung tinggi arti dari harga diri dan kehormatan seorang wanita." Ucap Lova tanpa rasa takut.

Tubuh Aiden seketika menegang. Kata-kata yang barusan dia dengar dari Lova mengingatkan nya akan masa lalu yang bahkan tidak ingin diingatnya kembali. Wanita ini mengingatkan nya pada seseorang yang pernah menunjukkan padanya sebuah masa depan yang cerah namun saat wanita itu mendapatkan seluruh hati Aiden. Di saat itu juga dia pergi meninggalkan dirinya yang rapuh ini kedalam sebuah ketidakpastian.

Lova mengambil kesempatan didalam diamnya Aiden untuk menyudahi semua pembicaraan mereka yang menurutnya sangat melanggar batas antara seorang atasan dan bawahannya. Tidak seharusnya mereka terlibat pembicaraan yang tidak pantas seperti ini. Oleh karena itu pembicaraan ini harus segera disudahi.

"Saya permisi, sir. Maaf sudah mengganggu anda." Ucap Lova sopan.

Aiden refleks memundurkan tubuhnya saat Lova berlalu dari dalam kurungan tangan nya dan meninggalkannya sendirian dalam pikiran yang mulai berkecamuk.

__________

To be continuous

Next chapter