webnovel

Saingan Romantis

Ketika Nana sibuk dengan fikirannya, dia tidak sengaja mendengar pembicaraan dari seorang gadis cantik dan sekretaris Lion, dia langsung mengalihkan pandangannya ke sumber suara itu.

"Apakah bosmu ada di dalam?". tanya gadis itu.

"Tuan Lion lagi rapat". Ucap sekretaris itu.

"Berapa lama lagi?". tanya gadis itu.

"Mungkin sebentar lagi".

"Baiklah, aku akan menunggu". ucap gadis itu.

Sekretaris itu memberikan hormatnya, setelah itu gadis itu duduk tepat di samping Nana, Nana mencoba mengabaikannya, namun gadis itu melirik Nana sambil tersenyum dan Menyapanya.

"Hay"

Nana tersenyum dan menjawab sapaan gadis itu, "Hay juga"

"Kamu imut sekali, namamu siapa?". tanya gadis itu.

"Nana Khalila itu namaku, dan kamu bisa panggil aku Nana, kalau kamu namanya siapa?". Ucap nana dengan senyum yang merekah, dia merasa senang melihat gadis manis dan cantik yang mau menyapanya dengan ramah.

"Namaku Kyung Mi, tapi kamu bisa memanggilku Mimi". Jawab gadis itu dengan senyum merekah juga.

Nana benar-benar mengagumi Mimi.

"Dia ramah, dia juga cantik dan anggun, di lihat dari cara berpakaiannya dan cara bicaranya, Mimi sepertinya bukan gadis biasa, dia mungkin salah satu anak orang kaya tapi apa hubungannya dengan Lion?". Gumam Nana.

"Kamu nunggu siapa di sini?". tanya Mimi.

Belum sempat Nana menjawab, Lion dan Hyun Ae datang, ekspresi Lion berubah aneh melihat Nana tampak akrab dengan Mimi.

"Lion?". Nana dan Mimi langsung berdiri menyambut Lion, setelah Lion berdiri tepat di depan mereka, secara bersamaan mereka memanggil nama Lion dengan senyum yang mengembang.

Mimi melirik Nana dengan aneh, ketika menyadari Nana ternyanta juga menunggu Lion.

"Apakah dia saingan romantisku? tapi rasanya itu tidak mungkin, selera Lion kan tinggi". batin Mimi menatap tajam kearah Nana.

Nana juga melakukan hal yang sama dengan Mimi, kemudian mata mereka saling menatap.

'Siapa gadis cantik ini bagi Lion, kenapa perasaanku tidak enak melihatnya?'. batin Nana membalas tatapan Mimi.

Melihat itu Lion merasa mau gila, dia segera melirik Hyun Ae yang ada di sampingnya.

"Bawa Nana ke mobil!".

Hyun Ae langsung mengangguk kemudian meminta Nana untuk ikut dengannya, tanpa bertanya Nana pun langsung mengikuti Hyun Ae dengan patuh, sedang Lion membawa Mimi masuk ke ruangannya, sesekali Nana melirik ke belakang, ada perasaan lain ketika Nana melihat Mimi dan Lion.

"Kapan kamu kembali?". tanya Lion dengan ekspresi dingin ketika dia dan Mimi duduk berhadapan di sofa ruangan Lion.

"Kemarin, aku datang bersama kakekmu, katanya dia ingin kembali ke Korea karena tidak mau menunda acara pernikahan kita lagi, aku tidak bisa menemukanmu di rumah sehingga aku kesini". Jelas Mimi dengan antusias.

Ekspresi Lion mendadak gelap.

"Apa?, kakek sudah kembali?". Gumam Lion.

"Lion, kenapa kamu diam?". Lanjut Mimi.

Lion berdiri dari duduknya tanpa memberi jawaban pada Mimi, setelah itu dia melangkah hendak meninggalkan Mimi.

"Lion, kamu mau kemana?, kita belum selesai bicara?". Mimi mencoba menahan Lion.

Lion berbalik dan menatap Mimi dengan dingin. "Mimi, bukankah aku sudah mengatakan padamu, kalau aku tidak bisa menikah denganmu".

Mata Mimi mulai memerah, dengan mulut bergetar dia berkata, "Tapi aku mencintaimu, kamu adalah cinta pertamaku, karena kamu aku rela belajar mati-matian di Amerika biar bisa menjadi pendampingmu yang pantas, dan juga kakekmu sudah lama menjodohkan kita".

"Mimi, dengarkan aku!, cinta tidak bisa kamu paksakan, selama ini aku hanya menganggapmu adik kecilku seperti Zera dan juga aku sudah memiliki calon istri pilihan hatiku". Jawab Lion.

Mimi merasa sesak mendengar pernyataan Lion yang mendadak, yang dia tau kalau Lion tidak pernah dekat dengan wanita, tapi kenapa dia mengatakan sudah punya calon istri, Mimi merasa lemas dan jatuh di sofa, tanpa memperdulikan Mimi yang mulai meneteskan air mata, Lion segera keluar dari ruangannya dan meninggalkan Mimi.

Saat Lion hendak menuju pintu keluar kantor, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Yuri, segera dia mengangkatnya.

📞"Ada apa? "

📞"Kak, untuk sementara jangan bawa Nana pulang ke rumah, karena di sini ada kakek"

📞"Aku tau"

Setelah menerima telpon dari Yuri, Lion termenung sejenak melihat kedalam mobil, dimana Nana duduk dengan tenang menunggunya.

"Kamu adalah duniaku, oleh karena itu aku tidak akan membiarkan siapapun mengganggumu" batin Lion seraya memandang Nana dengan penuh cinta.

Ketika melihat Lion berdiri cukup lama di depan pintu masuk kantornya.

Nana menarik nafas dalam dan langsung keluar dari mobil untuk menghampiri Lion.

"Kenapa kamu bengong?" tanya Nana setelah berada di depan Lion.

Lion langsung tersenyum melihat Nana.

"Gadis kecil kamu mengagetkanku" ucap Lion sambil mengacak-acak rambut Nana.

"Aisss... Lion, kamu membuat rambutku berantakan"

"Baiklah maafkan Aku! kalau begitu ayo kita masuk mobil dan bicara di rumah" Lion menarik tangan Nana untuk masuk ke mobil.

Sedang di suatu tempat, Mimi menyaksikan tampilan kasih sayang itu, ekspresinya berubah gelap, ada butiran bening mengalir di pipinya.

Sambil mengeratkan kepalan tinjunya, Mimi berkata, "Jadi benar kalau gadis udik itu adalah saingan romantisku? hahaha.. Lion kamu memilih saingan yang terlalu mudah untuk aku kalahkan".

Setelah bergelut dengan fikirannya, Mimi langsung meninggalkan kantor sesudah Lion dan Nana pergi.

Sepanjang jalan Lion hanya terdiam, dan itu membuat Nana semakin bingung.

"kamu kenapa Lion?" batin Nana.

Sesampainya di rumah, Lion menarik lengan Nana dan membawanya masuk ke ruang kerjanya.

Nana duduk di samping Lion dan menatapnya dengan penuh tanda tanya.

"Kenapa kamu menatapku begitu?". tanya Lion.

"Dari tadi kamu diam saja, ada apa?". tanya Nana dengan lembut.

Next chapter