Laki-laki itu terus saja mmandang Tuti tanpa berkedip, matanya menjelajahi setiap inci tubuh gadis itu, sehingga otak nya dipenuhi pikiran kotor.
tanpa sengaja, Said melihat laki-laki yang berusia hampir 40 tahun itu, dia kaget, karna lelaki itu memandang Tuti seperti singa kelaparan.
Said baru menyadari bahwa pakaian Tuti telah memperlihatkan bentuk tubuhnya, tadi dia tidak memperhatikannya, dia hanya memperhatikan wajah Tuti yang tampak begitu bahagia ada di sana.
Said mendekati posyandu itu, begitu sampai di posyandu, dia berbisik pada Claudia.
" Kak.. aku harus membawa Tuti dari sini, kakak lihat pria yang di seberang jalan sana? dia menatap Tuti dengan tatapan menjijikkan." kata Said kesal.
Claudy melemparkan pandangannya ke arah yang di tunjuk Said, dia melihat seorang pria yang memandang Tuti tanpa berkedip.
"Bukankah dia sudah menikah? " Tanya Claudia.
" Istrinya sudah tiga orang, "
" Apa? " Kata Claudia kaget.
" Iya kak, aku takut, Tuti akan menjadi yang ke empat" Kata Said cemas, karna dia tau, orang itu akan melakukan banyak cara untuk mendapatkan perempuan yang di sukainya.
Istri ke tiganya dulu juga didapatkan dengan cara curang, dia menyuruh anak buahnya membakar rumah keluarga perempuan itu, lalu dia datang sebagai pahlawan dan meminjamkan uang kepada keluarga mereka, bunganya sangat tinggi, sehingga keluarganya tidak mampu membayar dan akhirnya menyerahkan anak mereka untuk menebus hutang tersebut.
Gadis itu amat mencintai kedua orang tuanya jadi dia terpaksa menerima nasibnya harus dinikahkan dalam usia belia saat itu. Sayangnya saat itu belum ada KUD seperti saat ini, jadi mereka tak punya pilihan lain.
"Tuti.. kita pergi sebentar, ada urusan di sekolah. " kata Said pada Tuti.
Tuti hanya heran, urusan apa yang belum selesai, tapi dia tetap ikut juga.
Said membawa Tuti menjauh dari tempat dengan motornya, laki-laki itu tampak tidak senang melihat Tuti dekat dengan Said.
" Jadi anak Pak Karman itu dekat dengan anak Pak Suryadi? ".Gumam pria itu.
.....
"Memang, urusan apa yang masih belum selesai? " Tanya Tuti ketika mereka telah ada di atas motor.
"Aku hanya ingin membawamu pergi, Om Karta memandangmu dengan tatapan seolah-olah ingin melahapmu" Kata Said
"Om Karta? " Tuti sedikit takut mendengar nama itu.
" kenapa pakaianmu seperti itu.? jika tiga atau empat tahun lalu tak masalah kau berpakaian seperti ini, waktu itu tubuhmu hanya seperti batang pohon yang di beri baju, tapi sekarang udah beda, kau sudah punya aset yang harus kau sembunyikan" Kata said kesal.
"Apa maksudmu tiga atau empat tahun lalu tubuhku seperti batang pohon yang di beri baju? " Tanya Tuti kesal.
" Lurus, tanpa lekuk, tak menarik" Jawabnya cuek, sehingga membuat Tuti cemberut.
"Sekarang udah beda, jika kau berpakaian seperti ini menjadi pandangan yang menarik bagi para pria, dan itu menjadi masalah untukmu. " Kata Said masih dengan nada kesal.
Tadinya dia tidak memperhatikan pakaian Tuti yang agak ketat, baju yang dipakainya pun tidak menutupi pinggulnya.
Sesampai dirumah kediaman Tuti, Said menyuruh Tuti mengganti pakaiannya.
"Kau tak boleh lagi memakai pakaian ketat keluar rumah" Kata Said kesal.
"Baiklah.. "Kata Tuti dengan nada sedih.
" Aku mengatakan ini untuk kebaikanmu, apa kau mau ,Om karta itu mendapatkan mu dengan cara curang? " Kata Said lagi.
"Nggak" Jawab Tuti, wajahnya kelihatan cemas.
"Kau harus berhati-hati mulai dari sekarang" Kata Said lagi.
......
Sepertinya Karta tidak senang karna Said dekat dengan Tuti, dia hendak memisahkan mereka berdua. Dia tau, Pak Suryadi seorang juragan tanah yang kaya raya, sementara Tuti hanya seorang anak penjaga vila dan peternak itik serta mempunyai tambak ikan, mereka sungguh tak sebanding.
Oleh karna itu, di hendak melaporkan kasus ini pada orang tua Said, mereka pasti tidak setuju anaknya berhubungan dengan keluarga seperti itu, Batin laki-laki ini.
Laki-laki itu pergi ke rumah Pak Suryadi, ayah Said. Pak Suryadi sempat bingung, ada urusan apa pria ini Kerumahnya, setelah mendengarkan penjelasan laki-laki itu, barulah ayah Said paham maksud kedatangan orang ini.
" Jadi begitulah Pak Suryadi, saya melihat anak bapak berhubungan dengan anak penjaga vila itu, pastinya Bapak tidak setujukan? Secara.. Bapak adalah keluarga terpandang, sementara.. gadis itu hanya anak seorang pembantu " Kata Pria itu.
Pak Suryadi bukanlah orang yang bodoh, yang akan terpancing dengan perkataan seperti itu, beliau bahkan dapat menangkap maksud tersembunyi laki-laki itu melaporkan anaknya yang berhubungan dengan Tuti. Pak Suryadi sangat yakin, kalau laki-laki ini mempunyai keinginan untuk mendapatkan Tuti.
Pak Suryadi manggut-manggut, lalu bertanya.
" Bisakah kau memberi saran, gadis mana yang pantas untuk putra ku? Aku ingin gadis yang mempunyai pendidikan sebagai pendamping putraku. "
Laki-laki itu tak bisa menjawab, sebab gadis yang sudah menamatkan SMA saat ini memang hanya Tuti, selebihnya mereka baru masuk tahun ini.
"Aku tak peduli dengan pekerjaan besanku nantinya yang terpenting dia mendapatkan uang secara halal dan dari keluarga baik -baik. " Kata pak Suryadi lagi.
Pria itu tampak kesal dan pamit pulang, di pintu, dia berpapasan dengan Said, Said memaksakan senyuman menyapa pria itu, namun wajahnya laki-laki itu tampak kesal seperti ingin mengunyah Said hidup-hidup
"Ngapain dia kesini ayah? " Tanya Said begitu sampai didekat ayahnya.
"Melaporkamu berhubungan dengan Tuti" Jawab pak Suryadi.
Said hanya terdiam, melihat itu Pak Suryadi berkata.
"Ayah tidak melarangmu, yang terpenting pendidikanmu tidak terbengkalai"
"terima kasih Ayah, laki-laki itu melihat Tuti di Posyandu, sepertinya dia tertarik dengan Tuti, dia kesal padaku karna aku membawa Tuti menjauh. " Kata Said.
" Sepertinya Tuti harus lebih was pada lagi. " Jawab Pak Suryadi.
" Ayah, apa ayah tidak keberatan jika aku dekat dengan Tuti? " Tanya Said lagi.
"Asal tidak mengganggu sekolah mu, asal jangan mintak nikah sebelum tamat kuliah" Kata Ayahnya.
Said tertawa.. " Terima kasih Ayah, kami akan berencana masuk perguruan tinggi bersama sama, rencananya kami pengen jadi guru SD, kami akan mendaftar di PGSD. " Jawab Said.
" Mudah-mudahan kalian berhasil" Kata ayah Said sambil mengusap kepala anaknya.
.....
Karta yang tampak marah karna usaha pertamanya gagal , mencari jalan lain, akhirnya dia memutuskan. untuk melakukan kecurangan seperti dahulu, agar bisa mendapatkan gadis itu, dia memanggil anak buahnya, dan memberikan instruksi kepada mereka, mereka pun meninggalkan rumah Pak Karta setelah mendapatkan perintah itu.
dengan senyum licik penuh kemenangan, Pak Karta berguman.. " Tuti.. Kau akan menjadi milikku.