webnovel

Pertemuan - Bagian 1

Editor: AL_Squad

Ketika Elliot berniat untuk membangunkan Katie untuk sarapan dia sangat terkejut ketika menemukan tempat tidurnya kosong. Dia mencari di sekitar ruangan tetapi tidak menemukan jejak gadis kecil itu.

"Sylvia! Sylvia!" Eliot memanggil namanya dengan panik ketika dia memasuki dapur.

Eliot melihat Sylvia sedang berdiri dan berbicara dengan salah satu pelayan tentang perkumpulan nanti. Dia berjalan ke arah Sylvia dan menarik lengannya.

"Aduh Elliot, aku harus mengatur pertemuan hari ini. Lebih baik aku melakukannya daripada mendengarkan leluconmu saat ini," katanya sambil menarik lengannya dari tangan Elliot.

"Dia menghilang!" Elliot setengah berteriak kepadanya. Wanita itu mengernyitkan keningnya bertanya-tanya siapa yang dimaksudkannya,

"Katie menghilang dari ruangannya,".

"Mungkin dia sedang menjelajahi rumah ini," Jawabnya tetapi pria itu menggelengkan kepalanya.

"Tempat ini sangatlah tidak aman bagi gadis kecil yang imut itu," Jawab Elliot dengan gelisah. Dia sangat khawatir; tempat itu dipenuhi dengan vampir yang tidak akan berpikir kedua kalinya untuk membunuh gadis kecil itu dan kemudian mengatakan bahwa itu hanyalah kecelakaan.

"Baiklah. Ayo, kita temukan dia."

Di sisi lain dari istana itu, gadis kecil itu tertidur dengan pulasnya di samping Tuan Vampir.

Ketika Alexander terbangun dari tidurnya yang tidak nyenyak, dia merasakan kehangatan yang terpancar di samping nya. Dia membuka matanya yang berwarna merah tua dan melihat ke arah gadis kecil yang tertidur pulas di sampingnya. Tangannya yang kecil terkepal dekat dengan dadanya sementara rambutnya hampir menutupi seluruh wajahnya. Dia tau bahwa gadis itu tidak pantas berada ditempat itu dan dia seharusnya hidup dengan manusia yang lain tetapi dia telah membawa gadis itu untuk tinggal di istananya oleh karena merasa belas kasihan. Gadis kecil itu bergerak mendekatinya dalam tidurnya dan membuatnya mengernyitkan keningnya. Jika seseorang mendengar kabar bahwa dia sangat tertarik dengan manusia ketika melihatnya saat ini, maka hal ini akan sangat merugikannya. Seorang manusia yang dekat padanya seperti ini, bukan saja hanya akan membuat rasnya jatuh tetapi secara pribadi, ini sama seperti yang terjadi bertahun-tahun yang lalu.

Dia mengangkat tubuh gadis kecil itu dari tempat tidurnya untuk membawanya kembali ke kamarnya sendiri. Tidak ada seorangpun yang berada di koridor baik pelayan maupun tamu, dan ketika dia sampai di kamar gadis kecil itu, dia meletakannya di atas tempat tidur dan menyelimutinya. Suara seekor kucing terdengar di dalam ruangan itu, itu adalah kucingnya, yang sedang menatapnya sambil menggoyangkan ekornya. Diapun memungutnya dan mengusap kepala kucing itu membuat kucing itu mendengkur. Kucing itu mengeong sekali lagi dan Alexander tiba-tiba berhadapan dengan Elliot dan Sylvia.

"Selamat pagi, Alexander," Keduanya menyapanya.

"Selamat pagi," Alexander menjawab, "Sylvia apakah kau sudah menyelesaikan pengaturan untuk pertemuan pagi ini? Ada satu hal yang harus kau kirimkan setelah kau selesai dengan pengaturan tersebut."

"Semuanya telah diatur dengan baik dan aku sedang menyelesaikan sampai pada hal yang terkecil yang kita lewatkan dalam daftar. Seharusnya semuanya telah selesai dalam waktu sejam," Jawab Sylvia dengan cepat tetapi wajahnya menyiratkan kekhawatiran. Sebelum Tuan itu bertanya apa yang membuatnya khawatir, Elliot membuka suaranya, "Katie menghilang dari tempat tidurnya! Kami telah mencari ke mana-mana tetapi tidak menemukannya!!" Ujarnya dengan gelisah, "Aku pergi untuk membangunkannya pagi ini dan dia tidak berada di kamarnya."

Bibir Alexander berkedut mendengarnya dan membatin atas waktunya yang kurang tepat ketika dia keluar dari kamar gadis kecil itu. Areo kucingnya, mengeong.

"Dia berada di kamarnya, Elliot. Kau mungkin tidak melihatnya," Jawab Alexander dengan tenang dan mulai berjalan kembali menuju ke kamarnya. Dia mendengar suara pintu terbuka di belakangnya dan suara Elliot yang merasa lega.

Kucingnya mengeong sekali lagi ketika dia masuk ke dalam kamarnya yang membuatnya tertawa, "Syukurlah kau tidak bicara bahasa Inggris dan kalaupun kau bisa ini adalah rahasia di antara kita berdua."

Katie terbangun ketika dia mendengarkan suara orang yang sedang berbisik dan membuka matanya sambil menguap. Dia melihat Elliot dan Sylvia berbisik dengan pelan ketika dia duduk.

"Aku bersumpah dia tidak ada di sini ketika aku datang dan jika kau sadar Alexander sedang berada di depan pintu," Eliot mengusap dagunya.

"Itu karena ruangannya berada di seberang aula," Sylvia memberikan fakta yang jelas.

"Saya yakin dia terlibat akan hal ini," Elliot mengangguk menyakinkan dirinya sendiri. Ketika dia melihat Katie bergerak dari tempat tidurnya, matanya berbinar dan duduk disamping gadis kecil itu dan menggenggam tangannya, "Penjagamu tidak akan pernah meninggalkanmu sendirian."

"Siapa yang membuatmu menjadi penjaganya?" Sylvia berdecak pinggang.

"Gadis kecil ini membutuhkan penjaga untuk menjaganya dari vampir dan serigala jahat. Aku telah memutuskan untuk menjaganya dan memastikannya aman." Elliot meletakan tangannya di dadanya.

Yakin dengan apa yang akan terjadi selanjutnya, Sylvia berpikir sambil mendesah.

"Apakah aku bisa melihat ibu dan ayahku lagi?" Gadis kecil itu bertanya dengan tiba-tiba.

"Tentu saja sayang. Mengapa kau tidak pergi mandi dan aku akan menemuimu di aula untuk sarapan pagi, oke?," Sylvia menjawab dengan senyuman.

"Baiklah," gadis kecil itu menjawab sambil turun dari tempat tidurnya.

"Bagus dan kau tuan," Sylvia menunjuk Elliot dengan jarinya, "kau punya pekerjaan yang harus kau lakukan. Ayo kita pergi dan berikan gadis kecil itu ruang bagi dirinya sendiri sebelum kau melimpahinya dengan kasih sayang seorang ayah yang baru saja kau rasakan," Sylvia menyeret temannya yang tidak ingin pergi keluar dari ruangan itu.

Tidak lama kemudian Daisy datang membantu gadis kecil itu dengan pakaian dan bajunya, dan dia meminta Daisy untuk mengatur rambutnya seperti yang sering dilakukan ibunya kepadanya. Pelayan itu meninggalkan ruangan setelah selesai membantu kebutuhannya dan meninggalkannya sendirian. Gadis kecil itu berdiri di samping jendela yang besar di mana gordennya terbuka untuk membiarkan cahaya matahari masuk ke dalam ruangan. Gadis itu melihat taman yang indah di luar jendela kamarnya dengan begitu banyak pekerja yang sedang membersihkan halaman dan rerumputan dan yang lainnya sedang merawat bunga-bunga. Bunga. Dia harus mengambil dan membawa bunga ke tempat orang tuanya berada sekarang. Dia tahu bunga kesayangan ibunya tetapi tidak mengetahui namanya. Mungkin teman- teman barunya bisa membantunya nanti ketika ada waktu luang. Dia meninggalkan kamarnya, dan berjalan menuju ke tangga ketika dia terjatuh oleh karena ada yang mendorongnya dari belakang.

"Anak kurang ajar, jangan menghalangi jalanku," Seseorang berkata sambil berjalan melaluinya. Dia mengangkat wajahnya dan melihat wanita yang dia temui semalam yang bernama Gisele.

Wanita itu mengenakan gaun sepanjang pergelangan kakinya dengan jaket sepanjang bahunya. Rambutnya disisir rapi di sisi kepalanya dan dia memandang gadis kecil itu dengan tatapan jijik.

"Maafkan aku" gadis kecil itu berbisik pelan seolah merasakan bahwa dia telah melakukan satu hal yang salah tetapi wanita vampir itu tidak berkata apa-apa dan pergi begitu saja.

Katie berdiri dan merasa gelisah setelah Gisele menghilang dari pandangannya. Bukannya pergi ke aula, kakinya membawanya pergi ke dapur dimana Sylvia berada.

Selama sarapan pagi, mata Alexander melihat ke sekeliling ruangan di mana mereka sedang bicara dengan penuh semangat tentang kejadian-kejadian pada hari itu. Ketika dia sedang mencari gadis kecil itu di meja makan, dia mendengar suara seorang tamu berbicara padanya, "Tuan Alexander, saya dengar berita bahwa Raja dari utara akan turun tahta. Apakah engkau berencana untuk merebut tempat itu?"

"Kita belum memutuskan siapa yang akan mengambil daerah utara jika hal tersebut terjadi. Juga, kita harus melibatkan dewan untuk hal ini; mungkin akan butuh waktu sebelum kita mendapatkan kesimpulan tentang hal apa yang harus kita lakukan," Jawab Alexander.

"Apa kau mendengar sesuatu dari Pamanmu Harrow? Dia bekerja dengan dewan, bukankah begitu? Lagi pula, akan lebih mudah jika kau mendapat berita dari sumbernya," yang lain ikut bertanya.

"Itu benar tetapi sangat sulit untuk tetap berhubungan dengannya ketika dia melakukan perjalan lebih dari yang dilakukan orang lain, "Keponakan Harrow, Taylor tertawa kecil ketika mereka melanjutkan pembicaraan mereka tentang apa yang sedang terjadi di kerajaan. 

Next chapter