Shen Wenna dapat mengerti kegembiraan anaknya itu dari nadanya barusan. Ingin dia berkata sesuatu, namun diurungkannya.
"'Bu, sebenarnya terkadang kalau kulihat Mu Yuchen masak di rumah, aku langsung teringat waktu kita di pantai dulu itu. Mengingatkanku tentang Ayah."
Xi Xiaye berpaling dan melihat samar bayangan sang ayah di dapur, membuatnya merasa tenteram. Dia juga teringat suaminya, sehingga dirinya tak mampu menahan diri lagi mengekspresikan itu.
Shen Wenna tersenyum mendengarnya. Ucapan sang anak jelas tulus.
Seolah itu merupakan kali pertama putrinya berkata-kata dari hatinya yang terdalam mengenai yang seperti itu di hadapannya.
"Lumayan, 'kan? Suamimu seorang yang sangat mencintaimu, menjadi guru bagimu, mampu mengasihimu seperti saudara atau ayah. Inilah yang semua wanita inginkan."
Begitu membicarakannya, Shen Wenna berubah lebih lembut. Sepertinya telah memahami dengan dalam mengenai hal-hal demikian.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com