Baik Wu Hao dan Kepala Sekolah melompat kaget dan menatap Yin Shaojie dengan ekspresi ketakutan di wajah mereka.
Pada saat ini, ekspresi Yin Shaojie bukan hanya muram dan jelek tetapi juga sedingin es!
Matanya terpaku pada sosok Mu Xiaoxiao dan Lu Yichen di layar cctv. Amarah di dadanya seperti gunung berapi yang meledak - ledak, mendidih dengan ganas seolah ingin membakar seluruh layar itu.
Kenapa dia bahkan khawatir terhadap Xiaoxiao! Dia cemas tentang keadaannya selama lebih dari satu jam bahkan ia takut bahwa Xiaoxiao mungkin akan mengalami kecelakaan.
Namun, dia malah bermain-main dengan Lu Yichen!
Memikirkan bagaimana dia berlari menangis mencari Lu Yichen membuat suasana hati Yin Shaojie semakin buruk.
Seolah – olah di hati Xiaoxiao, Lu Yichen, seseorang yang baru dikenalnya itu, lebih penting daripada dirinya yang menjadi teman masa kecilnya!
Ini luar biasa! Mu Xiaoxiao, kau benar - benar luar biasa!
Yin Shaojie menggertakkan giginya saat dia memelototi gambar Mu Xiaoxiao di layar. Saat Xiaoxiao berbicara dengan Lu Yichen, wajahnya terlihat ramah dengan senyuman dan tidak menunjukkan tanda-tanda bekas air mata
Suasana di kantor kepala sekolah terasa seperti telah mencapai 0 derajat Celcius.
Wu Hao dan Kepala Sekolah membisu di tempat dan bahkan menahan napas. Mereka tidak berani bergerak sedikitpun karena mereka secara tidak sengaja terperangkap dalam kemarahan Yin Shaojie yang tergambar jelas yang seolah-olah bisa menyerang kapanpun.
Sebaliknya, di sisi lain kota. Mu Xiaoxiao dan Lu Yichen sampai di tujuan setelah naik bus umum.
Mereka sudah berada di bus selama lebih dari satu jam karena arena bowling agak jauh dari sekolah.
Mereka seharusnya tiba lebih awal dari yang diharapkan, tetapi Mu Xiaoxiao melihat beberapa toko yang menarik di sekitar situ setelah mereka turun dari bus yang membuat mereka masuk dan melihat –lihat di sana. Namun, dia tidak membeli apa-apa sebelum dia pergi ke arena bowling dengan Lu Yichen.
Lu Yichen mengamatinya dan bertanya, "Mengapa kau tidak membeli sesuatu? Apakah kau tidak suka parfum yang baru saja kau lihat?"
Itu wajar bagi perempuan untuk menyukai hal-hal yang berbau harum.
Lu Yichen melihat bahwa dia terus mengendus beberapa parfum dan Xiaoxiao terlihat seperti sangat menyukainya. Dia berpikir bahwa Xiaoxiao akan membelinya, namun Xiaoxiao malah mengembalikannya dan menariknya keluar dari toko dengan cepat. Wajahnya dengan jelas dipenuhi rasa penyesalan.
Itu sebabnya Yichen merasa bingung. Sebenarnya Lu Yichen jarang mengajukan pertanyaan, tetapi hari ini berbeda.
Mu Xiaoxiao tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Aku sangat menyukainya tapi aku tidak bisa membelinya."
"Kenapa kau tidak bisa membelinya?" Lu Yichen hanya bisa bertanya, sesuatu yang biasanya tidak ia lakukan.
Mu Xiaoxiao sepertinya memikirkan seseorang dan senyumnya memudar. Dia terdengar agak sedih ketika berkata, "Karena orang yang tinggal bersamaku tidak suka dengan hal-hal seperti itu."
Lu Yichen tidak memperhatikan perubahan ekspresinya. Sambil tersenyum, dia berkata, "Kau orang yang sangat bijaksana. Orang yang tinggal bersamamu pasti sangat menyayangi dirimu"
Mu Xiaoxiao memikirkan Yin Shaojie dan merasakan campuran kemarahan dan kesedihan, tapi dia tidak membenarkan kata-kata Lu Yichen.
Memang benar bahwa Yin Shaojie membuatnya kesal dengan kata-katanya dan biasa membanggakan kenarsisannya dengan sombong dan tidak tahu malu. Akan tetapi... dia sebenarnya orang yang sangat penting bagi Xiaoxiao.
Mu Xiaoxiao menggelengkan kepalanya untuk menjernihkan pikirannya. Dia tidak ingin memikirkan tentang Yin Shaojie lebih lama lagi dan merusak suasana hatinya yang sudah membaik.
Untungnya, keduanya segera tiba di arena bowling.
Mu Xiaoxiao mengendalikan emosinya dan tersenyum senang ke arah Lu Yichen. "Apakah kau pandai bermain bowling? Mau bertanding denganku nanti?" dia bertanya.
Dia tidak menyadari bahwa Yin Shaojie saat ini sedang menggeledah seluruh sekolah untuk mencarinya dan bahkan tidak menyangka bahwa akan ada badai yang mengamuk di sekitarnya.