Di dalam hutan.
Seorang gadis kecil sedang berjalan dengan perlahan, tubuhnya memiliki luka yang lumayan serius. Dia berjalan sambil terengah-engah. Terdapat dua tanduk di kepalanya dan ekor.
"Ayah... Ibu... Kakak... " Gumam gadis kecil itu.
Dia mengingat keluarganya, matanya mulai berwarna merah dan air mata mulai menetes.
"Aku pasti akan membalas dendam kalian, aku membenci mereka, membenci semua manusia. Mereka yang membunuhmu pasti akan aku bunuh "
Dia mengingat ke seharian bersama dengan keluarganya. Mereka bukan merupakan kekuarga kaya tetapi bahagia.
Mereka tinggal di desa yang kecil dekat dengan perbatasan.
"Kakak di panggil ibu? "
"Iya, aku akan kesana "
Seorang remaja berjalan ke arah gadis kecil itu dengan senyum diwajahnya.
"Kakak aku ingin gendong"
"Hoho... Vera kecilku manja sekali "
Walaupun dia berkata manja, remaja itu menuruti omongan adiknya yang bernama vera, dia berlutut agar dapat sejajar dengan vera.
Vera naik ke pundak kakaknya dengan gembira.
Mereka menuju rumah dengan gembira.
"Aku pulang "
"Aku pulang"
Remaja itu menurunkan Vera, mereka berjalan ke arah ruang makan.
Ibu sedang menyiapkan makanan dan ayah sedang duduk di kursi.
Mereka sekeluarga berkumpul.
Ayah sebagai pemimpin berkata
"Sebelum kita makanan kita berdoa kepada Demon God Alstair"
Setelah berdoa mereka mulai makan, suasana di dalam rumah itu sangat damai.
Vera tambah sedih saat mengingat keluargannya dulu.
Benih kebencian semakin tumbuh di dalam dirinya.
"Aku pasti akan menghancurkan mereka, aku akan membuat mereka menderita. Ayah.. Ibu.. Kakak... Aku pasti akan membalas kalian"
Vera terus berjalan, darah menetes dari tubuhnya. Dia harus cepat-cepat keluar dari hutan ini atau temat untuk berlindung. Darahnya akan mengundng makhluk buas dan dia tidak akan diragukan lagi akan menjadi makanan.
"Gua"
Vera melihat gua yang sangat besar, dia mempercepat langkahnya. Setelah perjalanan yang jauh akhirnya dia bisa beristirahat.
"Sangat besar! Aku belum pernah melihat pintu gua sebesar ini "
Vera takjub setelah melihat pintu masuk gua, selama hidupnya dia baru pertama kali melihat yang sebesar ini.
Dia tidak terlena lebih lama, berjalan masuk ke dalam gua
Bagian dalam gua tidak kalah fengan luar.
Vera berjalan dengan hati-hati dia tidak tahu apa yang mendiami gua ini dan tindakan seperti ini perlu dia lakukan.
Swish
Swish
Swish
Swish
Swis
Lima anak panah menebak ke arahnya dari segala arah.
Vira dapat menghindari panah pertama dan kedua, panah ketiga menyerempet wajahnya.
Walaupun dia sudah menghindari ketiga panah tetapi masih ada dua panah yang menuju arahnya.
Posisinya sangat tidak menguntungkan dan Vera tidak dapat bereaksi tepat waktu.
Kedua panah itu menuju kearahnya. Vera hanya bisa menutup matanya setelah melihat bahwa hidupnya akan berakhir sebelum dapat membalas dendam.
'ayah.. Ibu.... Kakak maaf aku tidak membalas dendam kalian '
Beberapa saat Vera masih tidak merasakan panah menusuk tubuhnya.
"Kamu siapa? "
Suara asing masuk ke dalam telingannya, Vera membuka matanya dan melihat seorang pria sangat tinggi di depannya.