webnovel

Bab 10

"Roooarr"

Auman menggema di penjuru hutan, seekor singanl bangun dari tidur dengan aumanan yang sangat kuat, membuat para binatang ketakutan.

Singa berdiri dengan gagah memandangai daerahnya seperti seorang raja yang memantau daerah kekuasaannya.

Singa itu sangat besar sebanding dengan rumah lantai 2, dia memiliki surai yang sangat lebat dengan warna Emas mengkilap, tubuhnya loreng Emas dan merah. Tatapannya sangat sombong dan ganas, dan memancarkan aura predator. Cakarnya sangat mengkilap.

"Roooaarrrr"

Singa itu mengaum sekali lagi dengan auman yang lebih lama. Memanggil kawanannya.

Singa-singa bermunculan, berdiri di depan singa surai emas, dengan kepala menunduk memberikan hormat.

Mereka memiliki tubuh yang lebih kecil dan berwarna seperti sunga biasa tetapi lebih besar dari singa biasa.

Singa emas memandang singa-singa di depannya.

"Rrooaarrrr"

Boom

Singa emas itu loncat sejauh 8 meter dari tempat dia berdiri.

Di bawahnya terdapat pohon-pohon yang rubuh akibat pendaratan singa Emas itu..

Di belakangnya muncul singa singa yang berlari menuju ke arahnya.

Memimpin singa lainnya, singa emas berlari menyusuri hutan dengan berada di depan singa lainnya.

Banyak pohon yang rubuh karena tubuh singa emas yang besar. Magic beast yang bertemu dengan mereka langsung berlari menjauh.

******

Di desa batu

Clack

Pedang kayu saling berbenturan membuat percikan.

Azazil mundur kebelakang lalu menyerang kembali dengan menebaskan pedangnya ke arah paha.

Luis dengan mudah membaca serangan Azazil, dia menghidari serangan itu. Lalu menggerakan tangannya menebas dari bawah Azazil.

Melihat bahwa serangannya dengan mudah di hindari Azazil sedikit terkejut dengan serangan balasan Luis. Dia membuat tubuhnya mundur  tetapi masih dapat tergores di bagian pipinya.

Azazil menatap Luis dengan hati-hati sambil mengelap pipinya menggunakan punggung tangannya.

Luis masih dalam posisi bertarung tidak meremehkan Azazil.

'Dasar monster!  Kemampuannya meningkat dengan sangat pesat'

Hanya beberapa jam telah berlalu dalam pertarungan latihan, Azazil yang tidak bisa menggunakan pedang sama sekali langsung menjadi cukup mahir hanya dalam beberapa jam hampir bisa menyaingi Luis.

Luis tidak bisa lagi menganggap enteng Azazil setelah melihat perbaikan dalam ilmu pesangnya yang hanya butuh waktu beberapa jam.

Azazil mulai lari lagi ke arah Luis dia menyerang menggunakan pedangnya.

Clank

Clank

Clank

Benturan kedua pedang terjadi, serangan dari kedua belah pihak dilakukan.

Kedua pedang terus berbenturan, menebas, menghindar,memotong dari semua celah yang di perlihatkan.

'Ini menakjubkan, aku merasakan keahlianku meningkat dwngan sangat pesat'

Azazil memiliki memiliki senyum diwajahnya, dia merasakan sangat menyegarkan setiap kali dia mengayunkan pedang.

Dia merasakan perasaan kegembiraan yang telah lama dia lupakan.

Luis yang melihat Senyum diwajah Azazil sedikit bingung tetapi dia tidak punya waktu untuk memikirkannya karena serangan Azazil semakin sulit untuk dia tahan.

Azazil melihat celah di bagian kanan tulang rusuk, memanfaat celah itu menyerangnya.

"Urgh"

Luis mundur bebedapa langkah untuk membuat jarak dari Azazil setelah mendapatkan serangan dibahian rusuknya.

Azazil tidak memberikan Luis untuk mendapatkan Jarak darinya. Dia dengan ganas mengayunkan pedangnya menyerang seluruh tubuh luis.

Dia menyerang tangan kananya untuk membuat senjata yang digenggam luis jatuh lalu di lanjutkan dengan menyerang bagian perut lalu kedua kakinya membuat luis jatuh ke tanah.

Luis tidak siap dengan perubahan yang sangat cepat terjadi, dia tidak siapa dengan serangan Azazil sehingga tidak dapat menangkis serangan beruntun Azazil. Dia jatuh ketanah dan melihat ujung pedang kayu di depan wajahnya dan melihat ke arah atas.

"Aku kalah"

"Aku menang"

Azazil menyingkirkan pedang kayu dari depan wajah Luis, dia merentangkan tangannya kedepan membantu Luis untuk berdiri.

Luis menerima tangan yang di berikan oleh Azazil. Dia berdiri dan membersihakn kotoran dari celananya.

"Kamu monster, hanya dua jam yang lalu kamu menggunakan pedang seperti seorang amatir dan sekarang kamu bahkan bisa mengalahkanku

Aku merasa pelatihan saya selamat 20 tahun lebih tidak ada gunanya"

Azazil hanya bisa tersenyum atas gerutuan Luis. Dia merasakan sangat menyenangkan saat melawan luis.

' Apakah aku merasa senang karena peningkatan kemampuanku ? '

"apakah kamu bersenang-senang? "

Azazil memiliki ekspresi bingung.

"Bersenang-senang? "

"iya, pertarung tadi kamu memiliki senyum, saat kita saling menyerang "

'Aku tidak hanya senang karena peningkatan kemampuan tetapi karena pertarungannya juga'

"Ya, aku bersenang-senang"

Azazil menganggukkan kepalannya, dia sudah lama tidak merasakan kegembiraan seperti ini, perasaan ini membuatnya tersadar apa yang telah hilang dari dirinya sejak dahulu.

Pertempuran

Dalam kehidupan sebelumnya dia tidak tidak tahu apa yang bisa membangkitkan gairahnya, dan dalam kehidupan ini setelah bertempur dengan Luis Walaupun hanya latihan hal itu membuat Azazil mendapatkan merasakan kegembiraan.

Senyum di wajah Azazil semakin lebar.

"Mari kita kembali "

Luis menepuk pundak Azazil dan berjalan menuju tempat Sasha dan Liliana berada.

Azazil mengikuti dibelakangnya.

Liliana memberikan kain lap untuk mereka berdua mengelap keringat mereka.

Sedangkan Sasha menuangkan Air minum di gelas.

"Terima kasih "

Luis dan Azazil mengambil kain lap dan menyeka keringat mereka dan mengambil mengambil minuman yanh diberikan Sasha.

"haaa...  Menyegarkan "

"Terima kasih Sasha"

Mereka berdua merasa segar kembali setelah minun.

Next chapter