1 Kisahku

Rianti orang biasa memangilku,aku terkenal cerewet, bersuara cempreng berperawakan layaknya wanita kuat dan tegar tapi pada dasarnya naluri kewanitaan 90% ada padaku, feminim dan selalu mengurai air mata walau itu tak pernah kutunjukkan pada orang lain.

Cerita ini kutulis bukan untuk mengungkit kejelekkan masa laluku bersama mantan suamiku tapi kuberbagi pengalaman semoga kalian bisa mengambil pembelajaran dari kisahku ini...learning by doing

Awal perkenalan kami....sore itu langit begitu cerah aku berjalan menyusuri pantai dibelakang rumahku.Hari ini aku begitu sibuk mengerjakan tugas rumah sehingga badanku terasa lelah,tulang-tulang seakan mau copot.ku duduk disepotong kayu yang terdampar dibibir pantai,suara ombak terdengar berirama seakan mengajakku untuk mendendangkan sebuah lagu.Hai...!halo...!halo...!aku terkejut lamunanku buyar, Boleh ditemani?hmmm silakan jawabku Namaku Alan ade namanya siapa?Rianti jawabku singkat "Sendiri!"hmmm aku Cuma tersenyum(dalam hatiku sudah tau nanya?)rumahnya dimana?itu sambil kutunjuk kearah rumahku.Kalau ada waktu saya boleh jalan kerumah Rianti?Boleh (jawabku sambil malu-malu)maatahari sudah hampir tenggelam aku pamit dan bergegas pergi.

Dua hari berlalu ....Sore!sore! Rianti ada orang didepan,iya ma!aku berlari membuka pintu eee mas alan!silakan duduk. Tanpa kusadari senda gurau kami terasa begitu akrab....semakin hari hubungan kami semakin lekat jika sehari tidak bertemu rasa rindu tiba-tiba datang, Apakah ini cinta tanyaku dalam hati?selama ini mas alan tak pernah mengungkapkan perasaannya padaku.

Malam minggu Mas alan mengajakku jalan-jalan ke Kota tawaran itu kuterima tanpa basa-basi. Rianti saya ingin melamarmu...apa melamarmu?melamar saya? Iya jawab mas alan juice yang kuminum seakan tidak mau tertelan .Datang saja kerumahku dan bicara dengan kedua orang tuaku . Jadi bagaimana dengan agamamu?saya bersedia ikut dengan apa yang kau anut sekarang ini?saat itu aku terdiam terbesit dalam benakku apakah dia jodohku,mas alan orangnya begitu tegas jiwalaki-lakinya tergambar jelas diwajahnya semoga dialah yang menjadi pelindungku...amin!

Singkat cerita orang tuaku menerima lamaran mas alan.seminggu dari perkawinan kami mas alan mengajakku untuk tinggal dikota.ditempat kerjanya mas alan ditawari untuk menempati rumah dinas .disinilah awal rumah tangga kami dibangun. Mas alan bekerja di sebuah BUMN di kota .hidup kami sangat sederhana aku menjadi istri yang sangat patuh pada suami.semua kebutuhan rumah tangga terpenuhi olehnya. Kebahagian kami bertambah setelah kami dikaruniai 2 orang anak laki-laki dan perempuan.

Tersiar kabar suamiku kembali keagamanya, akhirnya aku memutuskan untuk ikut dengan keyakinannya karena memikirkan masa depan ke 2 anakku.Kebahagian yang aku rasakan tiba-tiba menjadi rasa jenuh .Selama mas alan bekerja gajinya tidak pernah aku tahu berapa jumlahnya.Aku tidak pernah dipercaya untuk mengelolah uangnya.selama ini apa yang menjadi kebutuhan rumah tangga mas alan yang mengaturnya.Aku juga ingin seperti wanita lainnya yang mengatur segalanya didalam rumah tangga.

Hingga suatu saat aku ingin mengetahui besaran gaji mas alan.Rianti...rianti...rianti...panggil mas alan.aku mau makan!silakan dimeja sudah aku siapkan sahutku.setelah makan mas alan masuk kamar ambil handuk lalu mandi.ini kesempatan ucapku dalam hati...ku buka dompet mas alan kulihat isinya hanya selembar uang seribu. Pikirku melayang apakah ada wanita lain atau tempat penyimpanan lain selain didompet.aku mencoba mencari disetiap sudut kamar,dibawah kasur,lemari,pakaian tapi tak jua kutemukan.Bagaimana caranya ya Tuhan agar aku bisa menemukannya.

Aku mengajak mas alan untuk berlibur ke kampung kebetulan dua hari kedepan mas alan tidak masuk kerja. Dengan semangatnya mas alan menyambut ajakkan itu. Aku semakin penasaran uang didompetnya tinggal seribu,ongkos pulang kampung biasanya kami menghabiskan sampai lima puluh ribu rupiah tapi mas alan tidak keberatan sama sekali.kami bersiap untuk berangkat kekampung, jendela dan pintu sudah aku kunci kami melangkah meninggalkan rumah.tiba-tiba mas alan masuk lagi kerumah ingin mengecek kompor didapur.Setelah mas alan datang dari kantor aku tidak lagi menyalakan kompor.hati kecilku bergerak jangan-jangan uangnya disimpan di dapur??

Tak terasa sudah dua hari lamanya kami dikampung aku ingin segera pulang untuk membuktikan kata hatiku,apakah benar uang itu disimpan didapur?senin pagi mas alan bersiap berangkat ke kantor semua yang dia butuhkan aku siapkan.Brem...brem...bremmm...mas alan berangkat menggunakan sepeda motor ke kantor.kututup pintu segera aku kedapur mencari tempat uang mas alan.sasaran pencarianku disebuah lemari tua.kucari dengan teliti disetiap lacinya sampai naik keatas lemari tapi tak jua kutemukan.keringat membasahi wajahku aku coba menenangkan diri bersandar didinding dekat lemari tiba-tiba pandanganku tertuju dikaki ganjalan lemari. Sudut kirinya diganjal dengan batako,disisi kanannya dengan kayu yang aneh ditengah diganjal dengan kantongan plastik.kuambil kantongan tersebut kubuka didalamya ada kantongan plastik dan koran,kubuka lagi kantongan plastik masih ada kantong plastik dan koran,kantongan plastik,koran,kantongan plastik,koran,kantongan plastik sepertinya uang ujarku kubuka ternyata dia menyimpan uangnya di sini.uang itu berjumlah dua juta dua ratus lima puluh ribu rupiah.aku bertanya untuk apa suamiku menyimpan uang ini?kuberanikan diri untuk mengambil tujuh ratus lima puluh ribu rupiah uang tersebut kubelanjakan segala keperluan anak-anakku.....bersambung

avataravatar