16 Rencana Nikki

Day 13

Zie memandang keluar jendela kamarnya, matanya sembab karena semalaman dia menangis dan tidak bisa tidur, dia hanya menghabiskan waktunya bersama Marco lewat facetime, Zie dan Marco saling bercerita tentang apapun tetapi tidak membahas pertunangan Zie yang akan terjadi nanti malam, itu semua agar keadaan menjadi baik-baik saja, walau mereka berdua tahu itu akan percuma.

Zie menoleh ke samping, di meja riasnya ada sebuah kotak besar pemberian Leo, di dalamnya ada sebuah gaun yang cantik, Leo menginginkan Zie mamakainya malam ini, namun Zie malah memandang nanar ke gaun itu, Zie mendekat dan membukanya lalu memandanginya lagi, teringat yang Leo katakan kemarin.

Yang sudah pasti, Zie tidak bisa menerima Leo karena hatinya sungguh telah dikunci oleh Marco.

"Zie?"

Zie menoleh cepat, melihat Keenan—ayahnya—masuk ke dalam kamar Zie.

"Apa kabar anak ayah?" tanya Keenan.

Zie memaksakan senyuman, "baik ayah," jawab Zie.

"Maaf ya nak ayah semalam gak sempat ngobrol sama kamu," Keenan mengelus puncak kepala Zie, "Nikki panjang banget cerita soal test beasiswa Heidelbergnya," jelas Keenan.

Zie mengangguk dan tersenyum, "gapapa ayah," kata Zie.

"Mata kamu kenapa?" Keenan menyadari bahwa mata Zie sembab.

"Gapapa," jawab Zie masih dengan tersenyum, "cuma begadang, yah."

Keenan mengangguk, "anak ayah ternyata udah besar ya," dia menarik Zie ke dalam pelukannya, "Moira pasti bangga banget lihat Zie sekarang."

Mendengar nama Moira, Zie lalu teringat apa yang akan dia beritahu kepada Keenan, dengan cepat Zie mendorong tubuh Keenan dan melepaskan pelukannya.

Keenan kebingungan, "kenapa sayang?"

"Ayah, se—" baru saja akan memberitahu, suara dari depan pintu kamarnya membuat Zie dan Keenan menoleh.

"Keenan," Raquelle masuk berdiri di depan pintu kamar Zie dengan senyum seramnya yang dibuat-buat, "ayo sarapan, kalian semua, mama sudah buat sarapan enak," katanya.

Keenan tersenyum dan mengangguk, kemudian menoleh kepada Zie dan menarik tangannya, "ayo nak kita sarapan bersama," ajaknya pada Zie.

"Ayolah, nanti kesiangan untuk beli gaun," kata Raquelle seraya berjalan di depan Zie dan Keenan.

Zie hanya diam, entah apa yang harus dilakukannya. Baik Raquelle maupun Nikki tidak bisa membiarkan Keenan memiliki waktu lama bersama Zie.

- 13 Days to Love Me -

Marco masuk ke dalam sekolahnya dengan baju futsal merah kesayangannya, hari ini dia akan bermain futsal untuk terakhir kalinya di sekolah, sekalian mengambil barang-barangnya di dalam loker, sekolah sepi karena persiapan kelulusan akan dilakukan besok, serempak dengan pengumuman beasiswa, bahkan Marco tidak memikirkan hari kelulusannya itu karena otaknya dipenuhi Zie dan apa yang akan terjadi malam ini.

Tapi tenang saja, Marco pasti datang dan mencoba menghentikan pertunangan itu.

"Marco!" panggil Seavey seraya mendekatinya, Seavey juga memakai baju futsalnya.

"Udah ambil barang lo?" tanya Marco.

Seavey mengangguk, "udah baru aja gue angkutin ke dalem mobil," kata Seavey.

"Oh," Marco membuka lokernya, "Zach mana?"

"Udah ada di lapangan," jawab Seavey seraya memerhatikan Marco, "menurut gue, kenapa gak nanti aja sih, kita main dulu baru terus lo angkutin barang-barang lo," katanya.

Marco berhenti, terlihat berfikir sebentar, "eh iya juga ya," cengirnya.

Seavey menggeleng-geleng, "kenapa sih kaya gak fokus banget."

Marco diam sebentar seraya berjalan bersama Seavey menuju lapangan, "malem ini Zie tunangan," jawabnya tanpa menoleh kepada Seavey.

Seavey kaget, dia baru ingat, "ya ampun iya ya," Seavey rasanya ikut sedih, "emang lo gak bisa batalin pertunangannya?"

"Gue maunya gitu, tapi bingung banget gimana caranya, gak mungkin kan gue tiba-tiba dateng terus bilang 'hentikan pertunangan!' kaya di film-film, yang ada malah buat malu," jelas Marco.

"Iya juga sih," Seavey terlihat kehabisan ide.

Sebenarnya Marco terpikir seperti itu, datang dan menghentikan begitu saja, jujur, dia tidak perduli mau malu atau bagaimana gara-gara itu, tapi yang pasti, keluarganya ikut menanggung malu, dan Marco tidak mau itu. Jika saja dia punya bukti yang cukup untuk memberitahu semoa orang bahwa Raquelle dan Nikki merencanakan pertunangan itu karena ingin Zie pergi dari hidupnya, namun apa boleh buat, Marco tidak punya bukti yang kuat.

Sekarang, Marco dan Seavey sudah sampai di lapangan indoor sekolahnya, dia melihat Zach dan Quinn sedang duduk bersebelahan dengan sesekali tertawa dan saling memukul. Marco tahu dengan jelas bahwa mereka sedang saling menyukai.

"Woi pacaran aje!" teriak Seavey mengagetkan mereka.

Zach dan Quinn langsung berhenti, dan Zach berjalan ke depan, mendatangi Marco dan Seavey.

"Yang lain mana?" tanyanya.

"Palingan bentar lagi juga dateng," kata Marco seraya berjalan untuk meletakkan tasnya dan mengeluarkan botol minum yang berisi susu low fat.

Quinn yang tadinya duduk di pinggir, naik ke atas tribun, karena dia takut kalau bola tiba-tiba menyambarnya.

Tidak lama kemudian, tim futsal mereka datang, dan mereka bermain, Quinn mengambil ponselnya dan merekam Zach dengan senyum mengembang di wajahnya.

- 13 Days to Love Me -

Nikki baru saja melihat Marco di sekolah kemudian membuntuti Marco sampai dia ternyata masuk ke dalam lapangan indoor sekolahnya, dengan sembunyi-sembunyi, Nikki memerhatikan Marco, dia mendengar semua pembicaraan Marco dan Seavey tadi, dan sekarang dia sedang berfikir keras bagaimana caranya agar Marco tidak pergi ke pertunangan itu.

Karena Nikki orang licik, dia pasti telah membawa semua keperluan untuk menghentikan Marco, Nikki berlari dari pintu utama dan diam-diam memutar untuk masuk lewat pintu belakang lapangan yang ada di bawah tribun.

Dengan jalan mengendap-endap, Nikki masuk ke dalam lapangan saat Marco dan yang lain tidak memerhatikan.

Nikki mengambil sesuatu dari dalam pouchnya, dan tangannya dengan cepat mengambil botol minum Marco kemudian bersembunyi di balik dinding, dan dengan gerakan gesit, Nikki memasukkan seluruh obat tidur itu ke dalam minuman Marco.

Nikki menguncangnya agar obat itu menyebar rata, kemudian dia menaruhnya ke tempat semula. Setelah selesai, Nikki bernafas lega dan tersenyum licik, "beres," katanya.

- 13 Days to Love Me -

Hari sudah menunjukkan pukul lima sore, dan Marco bersiap pulang bersama teman-temannya, Marco, Zach, Quinn dan Seavey berjalan ke parkiran dengan membawa barang dari loker Marco, mereka semua membantu Marco walau seperti biasa, mereka selalu protes kenapa barang di loker Marco banyak sekali.

"Lo ngapain sih sekolah bawa skateboard?!" protes Quinn.

"Iya," lanjut Zach, "padahal gak pernah lo mainin."

Seavey menoleh sebal ke arah mereka berdua, "ya biarin kali, kan Marco mau sok keren," kemudian Seavey terkekeh.

Marco kita Seavey akan membelanya, tapi ternyata sama saja, ujungnya Seavey ikut mengejek, Marco hanya memutar bola matanya.

"Eh Komar, semoga berhasil ya malem ini," kata Quinn.

"Iya semoga Quinn," Marco mengangguk.

Zach juga membuka suaranya, "sorry gue sama Quinn gabisa ikut lo, kita ada kerjaan malem ini, kerjaan Quinn sih, kerjaan orang bar-bar."

Quinn yang memegang skateboard Marco tidak terima dan langsung memukul Zach dengan itu, "enak aja!"

"Aduh," ringis Zach.

"Emang kalian diundang? bukannya cuma keluarga Zie sama keluarganya Leo yang diundang?" Seavey yang bingung bertanya.

Marco mengangguk, "iya emang enggak, bahkan gue gak diundang," Marco menoleh kepada Quinn dan Zach, "Quinn sama Zach cuma ngomong doang."

"Oooh," Seavey ber-o ria.

"Akhirnya sampe jugaaaaa," kata Quinn yang sudah kecapekan menenteng skateboard Marco, "nih Komar," dia memberikan skateboard itu kepada Marco.

Marco mengambilnya dan menaruh skateboard itu di jok belakang, Zach dan Seavey memasukkan yang lain di bagasi, "makasih ya, udah bantuin gue," kata Marco.

"Sama-sama," kata Zach, "sampe ketemu nanti ya bro," Zach menepuk pundak Marco, begitu juga dengan Seavey.

Marco tersenyum, Zach dan Seavey masuk ke dalam mobil mereka, tapi Quinn masih berdiri memandang Marco sedih.

"Komar," panggil Quinn, "gue berdoa banget lo bisa nyelamatin Zie," kata Quinn, "Zie sayang banget sama lo."

Marco tersenyum dan mengangguk, "iya, gue tahu Quinn, dan gue bakal berusaha."

Quinn mengangguk dan menepuk pundak Marco, lalu berjalan ke mobil Zach.

Marco sendiri masuk ke dalam mobilnya, dia menarik nafasnya, apapun yang terjadi dia harus ke pertunangan Zie.

Saat sampai di rumah, Marco masuk ke dalam kamarnya dan menghempaskan tubuhnya di kasur, menatap langit-langit yang menampakkan tulisan Zie disana. Kemudian Marco bangkit duduk, dan mengambil susu yang ada di botol minumnya, Marco meminum itu sampai habis. Setelah itu, dia kembali berbaring, menatap tulisan itu dengan lama.

Marco tersenyum, "tunggu gue ya Zie, gue akan ada disana untuk lo," kata Marco dengan menatap tulisan itu, namun dengan perlahan, mata Marco tertutup.

Marco tertidur pulas.

- 13 Days to Love Me -

avataravatar
Next chapter