1 Prolog

Tahu gak hari apa yang paling nyebelin bagi Zie? Beda lho sama kalian. Dia benci hari minggu! Iya, sunday!

Baginya, hari minggu adalah mimpi buruk. Dia lebih senang pergi kesekolah sepanjang tahun tanpa jeda libur dibandingkan hari minggu.

Tahu juga kenapa?

Itu karena Zie nggak mau jadi pembantu sendiri dirumahnya! Bangun lebih pagi dari Mama tiri dan saudara tiri perempuannya yang gemar berteriak untuk membawakannya makanan atau sekedar mengambilkannya barang yang letaknya hanya 10cm dari posisinya berada. Zie muak.

Apalagi, kalau Ayahnya sedang di luar negri. Dia seperti Cinderella. Tapi sayangnya, disini lebih sakit dari dunia dongeng. Dia harus pergi ke sekolah, dan saudara tirinya sukses membuat semua temannya lenyap kemakan omongannya dia dan gak ada pangeran tampan!

Jadinya, Zie nggak punya teman sama sekali. Sedih.

Kalau Ayahnya juga sedang di luar negri, Zie disuruh Mamanya naik kendaraan umum. Mobil pribadinya, ditahan. Untuk apa lagi kalau bukan membuatnya menderita? Tapi apa salahnya?

Zie sudah malas memikirkan hal itu. Tapi dia tetap bersabar, suatu saat dia pasti akan keluar dari penjara ini. Pasti.

Dengan cara mengambil tes beasiswa, dan menjadi sukses. Tidak akan ada yang bisa melarangnya. Zie akan bebas.

"Ziegler! Cepet beresin kamar gue! Satu jam lagi Ayah pulang!" teriak Nikki Lea, orang paling Zie benci seantero jagat raya.

Zie berbalik kearahnya, tangannya sedang mengaduk kuah pasta untuk makan siang. "Lo gabisa lihat gue lagi masak?" tanyanya lambat. Zie masih ada keberanian untuk melawan saudara tirinya ini.

Nikki memutar matanya dan berjalan mendekati Zie. "Cepet lo beresin kamar gue!" ucapnya seraya mendorong Zie dari sana.

Zie segera berlari ke atas menuju kamar Nikki. Nikki memandang kesal kearah Zie, dan kembali melihat apa yang sedang dimasak Zie untuk makan siang mereka.

"Jadi dia lagi mau bikin lasagna? Cih, dikira gue gabisa masak ini. Gue ajalah yang masaknya, biar Papa tambah sayang sama gue." Nikki tersenyum dengan percaya diri.

- 13 Days To Love Me -

"In the end im gonna be alright, but it might take a hundred sleepless night! To make the memories of you dissappear, but right now i can't see nothing thru these tears....."

Marco sedang menyanyikan lagu Lany dengan Kakak kandungnya, Kiera Mac Kenzie.

Kiera tertawa-tawa mendengar Marco bernyanyi seperti banci kaleng. "Jangan gitu juga kali dek." mereka sedang di perjalanan menuju Mall di kota Berlin.

"Lagu ini tuh terlalu bagus." ucap Marco.

Kiera tersenyum miring. "Inget Cia ya?"

Marco kaget dan mengerutkan keningnya. "Aku udah move on kali. Lagian itu udah cerita lama." Marco tertawa singkat.

"Yah. Siapa tahu kamu dapet yang baru ya." Kiera masih tersenyum lebar.

"Ga penting juga, dapet keluarga yang harmois aja, itu udah lebih dari cukup." Marco tersenyum seraya memberhentikan mobilnya.

Kiera senang, adiknya sudah tidak terpuruk oleh kenangan dimasa lalu.

- 13 Days To Love Me -

Ayah Zie sudah pulang beberapa menit yang lalu, sekarang mereka semua sedang berkumpul di meja makan. Zie dan Nikki sedang menyajikan makanan. Ini memang sudah kebiasaan Zie, tapi Nikki? Dia hanya cari muka.

"Ini untuk Ayah, Nikki buat sendiri lho."

Zie ingin mengeluarkan isi perutnya mendengar ucapan Nikki. Bahkan perutnya sejak tadi pagi belum di isi oleh apapun. Gila.

Nikki duduk di sebelah Keenan. Dan Zie duduk di sebrangnya disebelah Mama tirinya. Memang begitu dari dulu. Kalau Zie berbicara seperti mengadu ke Ayahnya, Mama tirinya siap menginjak kakinya atau mencubit pinggangnya dengan keras.

Kejam kan?

"Wah kayaknya ini enak banget, Ayo kita makan!" ucap Ayahnya. Mereka segera menyantap makanan itu.

Zie dan Ayahnya segera memotong lasagna yang dipanggang oleh Nikki. Anehnya, Lasangnya itu tidak bisa dipotong. Keras.

"Nikki, ini kenapa?" tanya Zie.

Nikki yang tadinya ingin memasukkan kentang goreng ke mulutnya berhenti. Dia segera mengambil lasagna sheets itu. Gosong. Keras.

Zia segera menyadari kalau Nikki lupa merebus lasagna sheets itu.

"Lo lupa ngerebusnya. Langsung lo masukin ke dalem oven." tembaknya langsung.

Nikki sontak menjelit kearah Zie. Tetapi kemudian memancungkan bibirnya. Cemberut.

Nikki menatapAyahnya dengan pandangan penuh penyesalan yang palsu. "Ayah, maafin Nikki ya..."

Ayahnya itu segera mengusap puncak kepalanya. "Gapapa. Namanya belajar."

Zie yang melihat itu memutar matanya. Mama tirinya tersenyum miring bahagia. Mereka sudah berhasil menyingkirkan Zie dari hati Ayah kandungnya.

Sepanjang hari sejak makan siang tadi Zie hanya sendiri dikamarnya. Semua orang pergi ke Mall, Zie tadi diajak Mamanya dengan pura-pura. Tenang saja, dia tidak akan mau. Bersama mereka rasanya seperti di neraka.

Zie hanya ingin fokus pada sekolahnya. Dia perduli pada sekolahnya.

- 13 Days To Love Me -

"Marco! No 5 jawabannya apa?" bisik Seavey, kepadanya dari jauh. Mereka sedang mengerjakan ujian harian kimia.

Marco menatap Seavey lalu dengan pelan menggeleng.

Seavey menoleh kepada Zac menanyakan pertanyaan yang sama.

Kali ini Seavey mendapatkan pertanyaannya. "658°Celcius." bisiknya.

"Tau dari mana lo?" tanya Marco yang mendengar suara Zac.

Zac menunjuk ke belakangnya ketempat Zie. Zie menoleh kepada Marco, lalu Zac berbalik menghadap Zie. "Benerkan 658°Celcius?"

Zie mengangguk.

"HEY! YOU TWO, GET OUT OF MY CLASS." tunjuk guru mereka kepada Zie dan Zac.

Mereka berdua kaget setengah mati. Marco menunduk merasa bersalah.

"Get out now, or i will bring you to the principal brown?" perintah Mr. Jameson sekali lagi.

Akhirnya Zie berdiri dari bangkunya dan segera pergi keluar kelas. Zac mengikuti dari belakang.

- 13 Days To Love Me -

Marco memberanikan diri mendekati Zie. Dia tahu ini salahnya.

"Zie, sorry soal yang tadi. Seharusnya gue juga kena hukuman."

Zie yang sibuk mengambil buku-buku di lockernya berhenti sejenak dan menoleh kepada Marco. "It doesn't matter."

Lalu Zie kembali berkutat pada bukunya.

Marco menghela nafasnya. "Kenapa sih muka datar banget?"

Zie segera mengernyit dan kembali menoleh. Marco selalu membuatnya risih. "Kenapa sih anak pindahan satu ini aneh banget?" tanyanya balik.

Marco mengangkat kedua bahunya. "Gue cuma penasaran. Kenapa muka lo selalu aja ditekuk."

Mendengar ucapan Marco, Zie tidak bereaksi apapun. Dia tetap datar. Lalu Zie menutup lockernya dan berbicara dengan dingin, "stay away from me."

- 13 DTLM TBC -

avataravatar
Next chapter