2 I Hate My Family

Day 1

"Kalian semua ikut Ayah malam ini ya. Kita akan pergi ke gathering perusahaan."

Kata-kata itu sangat mengganggu dikepala Zie. Tadi masalah dikeluarkan dari kelas Mr. Jameson, sekarang masalah gathering?

Dia memang ingin ikut, Ayahnya sendiri yang mengajak, itu berarti Nikki dan Mamanya tidak bisa melarangnya.

Tetapi Zie tidak tahu akan memakai gaun apa malam ini. Dia tidak ada gaun bagus barang sedikit pun, semuanya sudah ludes diambil oleh Nikki.

Satu ide gila terbesit di otaknya. Dia tidak mau mengeluarkan uang tabungannya hanya untuk membeli gaun mahal yang jarang dia pakai.

Zie mengeluarkan ponselnya lalu mengetikkan sebuah pesan ke nomor tujuan.

Zie : im sorry for disturbing you Ken, tapi kakak punya ga gaun yang cocok buat dipakai untuk acara formal? Boleh aku pinjem ga?

Kedengaran aneh, tapi Zie memang punya satu teman yang lebih tua darinya. Mereka kenal karena pernah satu kelas saat mengambil kursus bahasa Prancis dan ternyata Kenzie adalah tetangganya dulu saat di Wolfsburg. Memang mereka jarang bertemu, tapi ketika bertemu mereka sangat dekat.

Dan Zie benar-benar tidak tahu jika Kenzie adalah kakak Marco dia lupa wajah Marco.

Beberapa menit kemudian, pesan Zie segera dibalas.

Kenzie : hai Zie. Ada kok! Kerumah aku aja buat pilih ya. Aku tunggu.

Senyum tipis terukir di bibir Zie. Dia kemudian meminta izin untuk pergi dengan mengendarai mobil pribadinya. Karena ada Ayahnya, Zie bebas.

- 13 Days To Love Me -

Sesampainnya dirumah Kiera Mackenzie, Zie segera diajaknya untuk ke atas ke kamar Mackenzie yang sangat mewah itu. Dan dia mengajak Zie untuk memilih gaunnya.

Mata Zie membulat melihat closet room di kamar Kenzie.

"Mau yang mana?" tanya Kenzie.

Zie tersenyum kikuk. "Aku ga bisa pilih kak. Ini.. Semuanya bagus!"

Kenzie tersenyum. "Kalo gitu.." Kenzie berjalan mengambilkan sebuah gaun berwarna Maroon glitter bercampur ungu gelap kehitaman.

Zie seketika jatuh cinta dengan gaun itu.

"Aku kasih ini buat kamu," ucap Kenzie dengan tersenyum.

Zie segera memeluk Kenzie. "Kak Ken baik banget."

Kenzie tersenyum lebar, "ini jarang aku pake kok. Dari pada ga berguna kan.." ucapnya seraya membalas pelukan Zie.

- 13 Days To Love Me -

Marco sedari tadi mengintip di kamar kakaknya. Dia tadinya terkejut ketika melihat Zie disambut oleh kakaknya di depan teras rumah.

Marco bahkan tidak tahu kalau Kiera mengenal Zie.

"Ini, ada gathering perusahaan malem ini. Kak ken dateng kan?"

Samar-samar Marco mendengar pembicaraan mereka. "Gathering? Itu tandanya, Papa Zie orang penting dong?" Marco mengerutkan alisnya.

Ketika mendengar langkah kaki, Marco dengan cepat-cepat pergi dari sana dengan senyum miring menawannya.

"Sampai berjumpa di acara gathering Zie. I will find out who you really are."

- 13 Days To Love Me -

Tibalah Marco dan Keluarganya di acara gathering ini. Sama seperti acara dia dan Cia datangi waktu itu. Marco menghela nafasnya. Melihat-lihat sekeliling mencari Zie.

Marco malam ini sangat tampan. Seperti biasa, tapi kali ini mungkin dari seratus persen ke seratus lima puluh persen dari seratus persen. Ngerti kan?

Marco berjalan sendiri tanpa pamit kepada Mama dan Papa juga Mackenzie. Dia tidak tahu kenapa kakinya melangkah untuk mencari Zie. Marco memang selalu manis.

Akhirnya dia bertemu dengan gadis itu. Marco tersenyum puas dan mendekatinya. Malam ini Zie sungguh menawan. Marco terpaku memandangnya dengan gaun merah itu.

Ketika Marco sedikit lagi mendekati Zie, keluarga Zie dan seorang pemuda yang juga diikuti keluarganya mendatangi Zie. Marco bingung, namun masih bisa mendengar suaranya.

"Zie, Mama sama Ayah mau ngenalin kamu ke seseorang." ucap orang yang diyakini Marco adalah Mama Zie.

Zie menatap lelaki yang memakai jas itu dengan seksama. Zie tidak menyukainya.

Lelaki itu mengulurkan tangannya, "Leo Richard." ucapnya mengenalkan diri.

Zie menerima uluran tangan Leo. "Ziegler McCartney."

Mamanya tersenyum. "Mama, Ayah, Nikki dan kelurga Leo udah setuju mau jodohin kamu dengan Leo, dia tanggal 22 nanti mau pergi ke Perancis buat nerusin perusahaannya kesana, dan juga ngurusin perusahaan ayahnya."

Zie terkejut setengah mati. Ingin mulutnya protes tetapi Mama tirinya yang sedang merangkulnya keras memberi kode untuk mengangguk.

Tetapi Zie tidak bisa. Dia tidak mau hidup seperti boneka olah Mama tirinya.

Zie melihat ke arah Ayahnya yang hanya tersenyum. Bahkan Ayahnya sendiripun tidak tahu kalau anak kandungnya sedang berteriak meminta tolong didalam hati.

Perjodohan adalah hal yang dia benci. Dia ingin bebas menikmati hidupnya saat dia sukses nanti. Tidak diperintah lagi. Apalagi ikut bersama orang yang dijodohkan kepadanya. Zie ingin hidup bersama orang yang dia cintai.

Zie tersenyum. Dia harus berani melawan. " im sorry but, aku ga mau pergi kemana-mana sebelum aku masuk universitas yang aku tuju." ucapnya mantap.

"Apa? Kita sudah merencanai pertunagan kamu, sebelum Leo berangkat, kalian udah harus tunangan." ucap Mamanya.

Mamanya ingin sekali membuat Zie menderita.

Zie kesal. Baru kenal sudah mau tunangan. Orang tua macam apa Mama tirinya ini. Dia menatap Mamanya dengan pandangan penuh amarah. "Mama gak bisa merintah Zie terus! Zie ini udah dewasa, bukan anak kecil lagi. Zie sudah muak sama acting kalian, kalo mau usir Zie dari rumah silahkan, tapi jangan halangi hak Zie buat bahagia."

Zie beralih menatap Ayahnya. "Ayah juga, apa Ayah gak ngerti ingin Zie apa? Ayah kenapa begini Yah! Mana Ayah Zie yang dulu!" airmatanya turun dengan cepat. Zie segera berlari menjauh dari sana.

Marco yang mendengar semuanya dengan langkah cepat mengikuti Zie dari belakang. Dia pun baru tahu kalau Zie adalah saudara tiri Nikki.

Seantero sekolah pun tidak ada yang tahu. Karena Nikki gemar sekaki membully Zie. Marco sudah tahu semuanya sekarang, dia akan melindungi Zie.

"Zie!" panggil Marco ketika Zie duduk di taman belakang ballroom itu.

Zie menoleh. Terkejut. Tetapi dia kembali menundukkan kepalanya. "Stay away from me. I told you."

"Dont be a fool. Gue tau semuanya, gue denger semuanya. Lo tahu? Udah saatnya lo berhenti pura-pura depan Papa lo, lo bilang semuanya dengan Papa lo."

Zie mengernyit. "Tau apa lo soal kehidupan keluarga gue?" Zie berdiri dari bangkunya ingin segera meninggalkan Marco.

Marco ikut bangkit ketika Zie telah membelakanginya. "Kasih gue tiga belas hari buat bikin lo bebas dari penderitaan ini. Sebelum Leo itu berangkat tiga belas hari lagi, gue mau bikin lo tahu bahagia, gue gak mau liat muka lo yang ditekuk setiap hari."

Zie terdiam lama.

Marco sepenuhnya benar, dia ingin bahagia, ingin sekali bahagia, waktu remajanya terlalu berharga untuk dihabiskan dengan semua kekejaman yang keluarganya berikan.

Zie berbalik menghadap Marco yang jauh lima meter darinya.

Dia bertanya dengan nada serak. "Kenapa harus tiga belas?"

Marco mengangkat kedua bahunya. "Karna gue benci angka tiga belas, dan gue benci perjodohan."

Zie melangkah mendekati Marco. Marco merasa jantungnya berdegup kencang.

"Sama." ucap Zie ketika sudah bediri sepenuhnya di hadapan Marco.

avataravatar
Next chapter