webnovel

Bermain-main dengan emosi

Ketika senandung merenung..aliran angin menyentuh di kisi-kisi dedaunan yang tengah merintih..meranggas karena kemarau yang menari riang, malang-melintang tidak memberi ampun. Saat itu ada hati yang tidak mampu berucap kata-kata yang penuh makna, tak tersampaikan oleh bibir yang mulai mengering. Hanya tatapan mata yang melihat penuh dengan keraguan..sampai kapan bisa bertahan. Detik demi detik..suara-suara itu semakin berisik. Membuat gaduh hati yang rapuh oleh untaian kata atas nama cinta. Berharap akan berhenti sebelum waktunya selesai. Menggapai udara segar yang masih disisakan oleh sedikit rerumputan di pinggir kolam yang mulai surut. Namun ketika menengadah ke atas..sinar itu tetap ada, langit pun masih biru. Dia masih ada di sana, Sang pemberi harapan. Mempercayai takdir mu baik-baik saja.

Sepanjang perjalanan yang tidak terlalu banyak bertukar kata. Lebih memilih memasang perisai di hadapan untuk berjaga-jaga dari serangan kalimat manis yang dilontarkan oleh Dhany. Suasana terselamatkan akibat udara malam yang memang menggigit. Hingga Bulan melangkahkan kakinya keluar mobil Dhany, hanya ucapan singkat dan lugas yang tersampaikan oleh Bulan. Itupun dengan senyum yang dipaksakan. Sungguh, pembicaraan yang memperkeruh mood baiknya yang telah ia jaga seharia. Walau sedikit menyesal, tapi Bulan pun tidak ingin terlalu memalsukan emosinya. Biarlah Dhany ikut merasakan kerisauan hati meski tidak sedalam yang ia rasakan. Semoga saja ampuh.

Malam itu Bulan hanya melihat-lihat IG nya sekilas saja. Tidak ada gairah untuk memberikan komentar apapun. Menggeser-geser foto-foto keindahan alam yang asri kemudian menilik aktivitas mode dunia yang sedang hype belakangan ini. Berusaha mengalihkan suasana hatinya agar lebih baik. Ia tak sudi memberi mimpi sebuah permulaan dari mood hati yang sedang buruk.

Ting..ponselnya berdenting, sebuah pesan masuk.

Bagaskara πŸ’Œ, " Hai..sudah di rumah?"

Bola mata Bulan sedikit bersinar saat membaca pesan singkat itu. Yaa..Bagaskara selalu bisa memperbaiki mood nya yang tidak stabil akhir-akhir ini.

Bulan πŸ’Œ, " Ya..sudah di rumah. Kenapa belum tidur? Bukankah tadi baru saja pulang dinas?"

Bagaskara πŸ’Œ, " Tidak bisa tidur."

Bulan πŸ’Œ, " Kenapa? Apa kau belum makan malam?"

Bagaskara πŸ’Œ, " Sudah makan malam kok. Tapi belum bisa tidur. Mungkin karena aq menunggu-nunggu kabar dari mu."

Bulan πŸ’Œ, " Hmm..aq baru saja selesai mengganti baju dengan piyama."

Bagaskara πŸ’Œ, " Lama sekali makan malam mu. Senang sekali rasanya jika bisa ada di sisi mu saat makan malam."

Bulan πŸ’Œ, " Kau bisa kapanpun menemui q jika hanya untuk sekedar makan, Bagas."

Bagaskara πŸ’Œ, " Benarkah itu? Bukankah kekasihmu akan marah jika kau keluar dengan pria lain?"

Bulan πŸ’Œ," Q rasa dia tidak seperti itu."

Bagaskara πŸ’Œ, " Benarkah? Apa tidak menjadi masalah jika kau keluar untuk makan malam dengan pria lain?"

Bulan πŸ’Œ, " Ya.. sepertinya begitu. Dia pun sering melakukannya."

Bagaskara πŸ’Œ, " Dengan siapa?"

Bulan πŸ’Œ, " Siapa saja."

Dan Bagaskara pun mulai mengerti apa yang terjadi. Wanita pujaannya tengah gundah karena masalah percintaan yang lumrah terjadi. Namun sepertinya ia tidak ingin melewatkan kesempatan untuk menghiburnya hati nya.

Bagaskara πŸ’Œ, " Ada apa, Bulan. Sepertinya suasana hati mu sedang kurang bagus."

Bulan πŸ’Œ, " Hmm..kau tipe pria seperti apa, Bagas?"

Bagaskara πŸ’Œ, " Apa? Maksud mu aq? Umm..aq.. seperti pria umumnya. Ada apa?"

Bulan πŸ’Œ, " Apa kau punya sering keluar bersama teman-teman wanita mu?"

Bagaskara πŸ’Œ, " Kalau teman.. kebanyakan pria. Rekan seprofesi tentunya. Kami kurang memiliki banyak waktu untuk hang out dengan orang lain. Jadwal kami tidak sama dengan kalian."

Bulan πŸ’Œ," Jadwal? Bagaimana maksud mu? Apa jadwalmu tidak normal?"

Bagaskara πŸ’Œ, " Tentu saja. Saat berdinas kami 24 jam. kemudian lepas, lalu cadangan. Kadangkala situasional, jadwal akan berubah. Tergantung kebijakan."

Bulan πŸ’Œ, " Lalu..kapan kalian mencari kekasih?"

Bagaskara πŸ’Œ," Kami percaya jodoh sudah diatur. Semua akan dipertemukan pada waktunya."

Bulan πŸ’Œ," Semua butuh proses. Apa yang kalian lakukan untuk membuat wanita incaran menjadi mengerti kehidupan kalian? Kalian sangat sibuk."

Bagaskara πŸ’Œ ," Mencoba menceritakan pekerjaan kami..segala resikonya. Kesibukan kami, bahkan jadwal kami. Yaa..memang tidak mudah. Kami butuh wanita berhati kuat sebagai pendamping kami."

Bulan πŸ’Œ, " Oh.. kuat hati seperti apa?"

Bagaskara πŸ’Œ," Yaaa. Kadang saat penugasan ke daerah yang membutuhkan bantuan.. beberapa dari kami akan diperbantukan selama waktu tertentu. Dikirim ke lokasi selama beberapa hari. Kadang hitungan bulan."

Bulan πŸ’Œ, "...Bagas..aq speechless.."

Bagaskara πŸ’Œ, " Haha..kami selalu berdoa supaya situasi negara kita selalu aman dan damai. Bantu kami dalam doa mu 😊."

Bulan πŸ’Œ," πŸ˜ŠπŸ˜ŠπŸ˜ŠπŸ€—"

Bagaskara πŸ’Œ ,"πŸ€—"

Bulan πŸ’Œ," Apakah cerita mu masih panjang?"

Bagaskara πŸ’Œ, " Yaa..tentu saja."

Bulan πŸ’Œ, " Ceritakan saja langsung besok saat kau lepas dinas."

Bagaskara πŸ’Œ," Apakah kau sudah mulai mengantuk?"

Bulan πŸ’Œ," Terimakasih atas ceritamu..sepertinya aq sangat menunggu cerita-cerita mu itu. Aq Ingin tau dunia mu, Bagaskara."

Bagaskara πŸ’Œ, " With all my pleasure. Goodnight, princess."

Bulan πŸ’Œ, " Good night my knight."

What!!.. Oh, pesan sudah terlanjur dikirim. Dan ia baru menyadari kalimat yang ia ketik..my knight.. kesatria q.. Dan hati Bulan mendadak tidak karuan, menantikan balasan apa yang akan diberikan oleh Bagaskara selanjutnya.

Ting..ponselnya berdenting..perlahan ia buka matanya untuk melihat isi pesan Bagaskara.

Bagaskara πŸ’Œ, " πŸ’“."

Bulan segera menutup layar ponselnya. Pipinya bersemu.. sepertinya malam ini ia akan tidur nyenyak sambil tersenyum.

Sungguh..percakapan ringan dan singkat..namun ampuh mempengaruhi mood nya dalam sekejap. Bulan tidak sabar..berdebar menunggu esok..waktunya bersama Bagaskara.

Next chapter