webnovel

Chapter 11 Pedagang keliling

Esok harinya kami pergi ke tempat penjahit, dan cewek Otaku itu menunggu kami di pintu, senyum lebar terpajang di wajahnya.

"Butuh semalaman untuk menyelesaikannya! Kurasa kau akan menyukainya."

Dia begadang sepanjang malam, tapi dia masih kelihatan energik. Dia berlari ke belakang konter dan kembali sambil membawa pakaian baru milik Filo ditangannya.

Pada dasarnya itu adalah gaun one-piece berwarna putih, tapi ada pita besar berwarna biru di tengahnya. Gaun itu berjumbai disana-sini dengan pita biru untuk kontrasnya. Dengan sekali tatap, kau bisa bilang bahwa gaun itu dibuat dengan baik, dan secara penuh memanfaatkan materialnya.

Gaun itu memiliki estetika "sederhana adalah yang terbaik", semacam pakaian yang memilih pemakainya.

"Master! Apa aku harus memakai ini?"

"Ya."

"Yay!"

Dia melemparkan jubahnya dan berdiri sambil telanjang bulat.

"Hentikan itu."

"Tapi...."

Raphtalia menghentikan dia, dan membawa dia kedalam toko.

"Baiklah, sekarang cobalah bertransformasi ke wujud monstermu."

Aku bisa mendengar suara si penjahit memantul di ruangan belakang.

"Kenapa?"

"Kalau enggak, pitanya akan menjeratmu."

"Oh tidak!"

Itu adalah sebuah ancaman yang aneh.

"Baik!"

Aku mendengar suara dentuman keras saat dia berubah wujud, dan kemudian....

"Yup... Sudah kuduga itu akan terlihat bagus." Si penjahit terdengar cukup puas.

"Oke, selesai!"

"Yay!"

Ketiga cewek itu keluar dari ruangan belakang bersama-sama, dan tatapanku mengarah pada Filo.

Sejak awal dia memang cewek yang manis, jadi dengan pakaian itu dia betul-betul terlihat seperti seorang malaikat.

Dia mengenakan gaun one-piece putih, dengan sayap putihnya, dan pita biru besar didadanya sebagai sebuah tanda.

Dia seperti heroine malaikat kecil 2D!

"Master!"

"Huh?"

"Gimana penampilanku?"

"Itu cocok denganmu."

Cewek Otaku ini betul-betul ahli dalam bidangnya. Siapa lagi yang bisa memikirkan desain yang cocok dengan penampilan dan spesifikasi.

"Ehehe."

Cilor terlihat agak malu, tapi dia bermain-main dengan jumbai pada roknya dan berputar-putar.

Kami meninggalkan toko jahit, dan memutuskan untuk kembali ke Riyute. Untuk melakukannya, kami harus menyuruh Filo menarik kereta kami. Saat Filo berubah menjadi Filolial, pakainnya akan menghilang, tapi pitanya teyap ada sebagai kerah di lehernya.

Pakaiannya mahal, tapi jelas-jelas ada banyak pertimbangan yang digunakan.

"Oh, Pahlawan Perisai!"

Kami meninggalkan Kastil Kota lalu kami secara kebetulan berpapasan dengan witch dari toko sihir.

"Apa kau sedang menuju Riyute?"

"Ya."

"Aku juga sedang menuju kesana. Bolehkan aku menumpang?"

Dia tersenyum.

Kami sedang menuju kesana, dan dia sudah repot-repot membantu kami, jadi kayaknya nggak pantas menolak dia.

"Aku nggak bisa menjamin perjalanan yang mulus, tapi aku menyambutmu untuk ikut bersama kami."

"Aku sudah menaikinya dua hari yang lalu."

"Oh ya, benar juga."

Raphtalia telah belajar melawan mabuk kendaraannya dengan memihatt cakrawala.

"Terimakasih, Pahlawan."

Si witch naik ke kereta.

"Baiklah, Filo! Ayo pergi, tapi pelan-pelan saja."

"Oke!"

Semua pejalan kaki semuanya berhenti untuk melihat Filo saat kami lewat. Mereka mungkin nggak terbiasa melihat monster yang berbicara. Kami terus mengikuti jalan pelan-pelan.

Itu terasa seperti beberapa hari ini begitu sibuk. Maksudku, setiap harinya memang selalu sibuk, tapi beberapa hari belakangan ini terasa jauh lebih parah. Dan semua itu karena kesalahan Filo.

Adapun untuk si witch... Yah, aku ingin mempelajari sihir, tapi kalau aku bertanya, aku nggak yakin seperti apa tanggapannya.

Dan aku merasa nggak enak karena nggak belajar sebanyak yang seharusnya.

Si witch telah memberi kami buku-buku ini, jadi aku ingin membalas kebaikannya dengan mempelajarinya. Ya, aku harus mencurahkan lebih banyak waktu pada hal itu.

Aku nggak tau seluk beluk dunia ini seperti para pahlawan yang lain. Kadi aku harus mempelajari hal-hal baru sepanjang waktu. Meski begitu, aku harus memberi prioritas khusus pada mempelajari sistem penulisan, dan untuk memahami resep-resep yang kudapaykany. Jika tidak, semuanya akan sia-sia.

"Huh... Ringan sekali."

Filo menguap saat dia berjalan, dan sekarang dia mulai bergumam sendiri.

Ada tiga orang di dalam kereta, dan dia mengeluh bahwa itu sangat ringan?

Ini bagus. Aku sudah punya sebuah ide tentang apa yang ingin aku coba... dan aku butuh Filo untuk melakukannya.

Saat kami sampai di Riyute, si witch memberiku 25 silver.

"Untuk apa ini?"

"Untuk tumpangannya."

"Oh... Makasih."

Mungkin kami bisa menghasilkan uang dengan cara ini juga?

Riyute masih dalam pembangunan ulang. Aku check in di penginapan, dan pemilik penginapan memberi sapaan yang bersahabat.

"Baiklah, ayo mulai dengan pelatihan mabuk kendaraan Raphtalia. Yang juga dikenal sebagai: tugas pengangkutan kayu."

Kami setuju untuk membantu membawa kayu sebagai ganti untuk daging.

"Huh?!"

Raphtalia tampak marah. Meski beitu, dia harus melawan mabuk kendaraan sepanjang hari.

"Kita akan ditarik oleh Filo mulai dari sekarang, jadi lebih baik kamu terbiasa dengannya."

"Pfft. Baik."

"Oke!"

"Filo, yang perlu kau lakukan adalah menarik."

"Oke!"

Sepertinya para Filolial betul-betul menikmati menarik kereta. Matanya berkilauan, dia begitu gembira.

"Um... Apa kamu punya suatu rencana?"

"Ya, aku sedang berpikir menjadi seorang pedagang keliling. Pemimpin lokal menyarankan itu padaku."

"Seorang pedagang keliling?"

"Ya. Kita nggak punya banyak produk, tapi aku akan berfokus pada obat-obatan dan transportasi. Kita akan mencakup jangkauan yang bagus."

"Hm...."

Raphtalia nggak tampak sangat tertarik. Sejujurnya, aku sendiri nggak terlalu percaya diri bahwa kami akan sukses. Tapi gimanapun juga kita akan mulai bepergian, jadi tampaknya itu seperti sebuah pemikiran yang wajar.

"Yang mana artinya, kalau kita mulai mengangkut barang, Filo harus berlari dengan kecepatan penuh. Aku nggak bisa membiarkan kamu mabuk terus sepanjang waktu."

"Aku mengerti itu, tapi...."

"Oh ayolah. Aku tau tempat yang bagus dan mulus yang harusnya cukup mudah untuk memulai. Kamu bisa terbiasa disana."

"Kamu tau tempat seperti itu?"

"Tentu."

Dan begitulah, diawal hari kerja, aku menempatkan Raphtalia ditempat dimana dia nggak akan mabuk... di punggung Filo.

"Master, kau bisa menunggangi dipunggungku kapanpun kau mau... tapi kenapa aku harus menggendong dia?"

Filo menggerutu saat Raphtalia naik ke punggungnya.

"Aku juga merasa kayak gitu. Ini begitu memalukan."

Saat Filo dalam wujud Filolial Queen'nya, dia kayak seekor burung hantu raksasa, yang mana duduk di punggungnya terlihat agak konyol.

"Nyaman?"

"Yup, rasanya nyaman!"

Mungkin karena ini adalah "wujud sejati"nya, Filo tampak sangat puas.

"Baiklah kalau begitu, ayo berangkat!"

"Yay! Aku akan membantumu! Aku akan jadi seberguna seperti Raphtalia!"

"Ini bukanlah persaingan!"

"Tapi aku nggak akan kalah!"

Filo, dengan Raphtalia diatas punggungnya, mulai menarik kereta.

Dengan beratnya kereta dan kami para penumpang, itu pasti sangat berat, tapi kayaknya nggak cukup berat bagi Filo. Kenapa mereka harus bertengkar? Aku menghabiskan waktu dijalan dengan membuka bukuku, mempelajari sistem penulisan dan mencoba menerjemahkan buku resep tingkat menengah.

....Tap, tap.

.....Tap, tap.

Ritme suara langkah kaki merupakan musik yang menakjubkan untuk menyerap diriku sendiri dalam dunia pembelajaran tentang huruf dan bahasa asing. Tapi kemudian aku mendengar mereka....

"Kenapa? Kenapa wujud itu?"

"Huh? Karena aku ingin tuanku senang!"

.....Tap, tap.

"Dia cuma akan marah. Lebih baik hentikan."

"Tapi Master... Master menyukai perang sepertimu, kan?"

Huh? Aku mendongak dan melihat Filo berubah kembali menjadi manusia, dengan Raphtalia masih di punggungnya. Raphtalia tampak sangat nggak nyaman, dan dia berbicara pada Filo, berusaha menyuruh dia berubah lagi.

Beberapa petualang berpapasan dengan kami di jalan, dan mereka menunjuk kearah kami dan mulai berbisik diantara mereka sendiri.

"Berhentilah bersikap kayak gitu! Orang-orang mulai membicarakan kita!"

Aku bisa mendengar rumor-rumor sekarang. Aku membeli seorang budak dan menyuruh gadis kecil yang lain untuk menggendong dia, dan memaksa mereka untuk menarik kereta barang milikku. Itu akan memperburuk imageku.

"Benarkah? Memangnya apa yang salah?"

"Jangan menarik kereta dengan wujud manusia."

"Iya iyaaaaaa."

Dia mengangguk kecewa dan kembali ke wujud monster. Itu pasti membosankan bagi dia.

Raphtalia nggak mabuk, jadi itu bagus. Sudah waktunya untuk sedikit mempercepat kecepatan.

"Oke, Filo! Tambah kecepatan."

"Yay!"

Raphtalia berteriak lalu meringkuk dan memegang bulu-bulu Filo erat-erat.

Dengan ini harusnya akan membuat kami lebih cepat.

Kami menghabiskan beberapa jam melakukan latihan pencegahan mabuk kendaraan yang diderita Raphtalia.

***

Next chapter