webnovel

Pertarungan Dimulai

Editor: Wave Literature

Para Transenden mulai memenuhi tribun arena pertarungan bagian timur. Para Demigod juga mulai berdatangan.

Seorang pria tua berkepala botak dan bertubuh kurus berjalan memasuki tribun.

"Kakak Chao," sapa Ketua Faksi Si Kong Yang. Begitu melihat pria tua berkepala botak dan bertubuh kurus itu dari kejauhan, ia langsung menyapanya. Meskipun Si Kong Yang adalah Ketua Faksi Water Daoist, salah satu dari ketiga Transenden terkuat, Chao Qing sudah menjadi Demigod yang tangguh saat ia masih muda. Selain itu, Chao Qing juga cukup mendukung Si Kong Yang. Ia juga pernah menyelamatkan hidup Si Kong Yang sebelumnya, jadi Si Ko Yang sangat merasa berhutang budi dengan Chao Qing.

"Ketua Faksi." Sebuah senyuman terlukis di wajah keriput Chao Qing. Ia mengangguk lemah, namun tidak mendekati Si Kong Yang. Ia dan justru berjalan ke arah lain.

Xue Ying dan Transenden lain dari Provinsi Tranquil Sun duduk berdampingan dan saling bercengkerama. Saat mereka melihat kedatangan wakil ketua Chao Qing, mereka semua berdiri.

"Duduklah." Chao Qing tertawa sambil menatap Xue Ying, "Nak, jangan mempermalukan Faksi Water Daoist kita ini. Apa pun yang terjadi, kau harus bisa memenangkan tiga pertarungan pertama. Tentu saja akan lebih bagus jika kau berhasil menyelesaikan 8 hingga 9 pertarungan."

"Saya mengerti," jawab Xue Ying.

Chao Qing masih terus berjalan ke arah lain.

Seorang wanita tua bungkuk terlihat duduk di bagian sudut tribun. Lapisan kabut berwarna kemerahan mengelilingi tubuh wanita tua itu. Tidak ada satu Transenden pun yang berani mendekatinya dalam jarak sepuluh meter, namun Chao Qing langsung masuk ke dalam kabut itu. Kabut merah itu langsung terbuka dan memberi Chao Qing jalan, hingga akhirnya ia tiba dan duduk di samping wanita tua itu.

"Ye yang cantik, kau juga datang." Chao Qing terkekeh.

Anehnya, Chao Qing memanggil wanita tua bertubuh bungkuk dan berkerut itu 'cantik'. Namun, jika diperhatikan, wanita tua itu memang cantik saat ia masih muda.

Wanita itu adalah Demigod peringkat kesepuluh, Killer Goddes Ye Mei, pemimpin Bloodshed Tavern. Ia adalah pembunuh nomor satu dan juga merupakan satu-satunya Demigod dari Kuil Dewa Bumi dan Bloodshed Tavern yang menempati peringkat 10 besar.

Berada di dalam peringkat Demigod tidak sepenuhnya menunjukkan kekuatan yang mereka miliki.

Misalnya, teknik membunuh Ye Gui sangat mengerikan. Kemampuan bertarungnya berada dalam peringkat sepuluh, namun semua orang di bawah langit sangat merinding melihat teknik membunuhnya.

Begitu juga dengan Permaisuri Istana Dewa Laut. Meskipun ia adalah Demigod peringkat kedelapan, namun kemampuan bertarungnya tak tertandingi di seluruh lautan. Tidak ada seorang pun yang bisa mengalahkannya, bahkan jika tiga Demigod terbaik menyerangnya secara bersamaan. Di dalam lautan, kekuatan gabungan mereka masih tidak bisa mengalahkan kekuatan Permaisuri Istana Dewa Laut tersebut.

Karena setiap orang memiliki pemahaman mereka sendiri mengenai kekuatan langit dan bumi.

Karena mereka memiliki benda-benda dari Dewa.

Setiap Demigod memiliki keahlian mereka masing-masing.

"Hai, pak tua bangka. Ternyata kau datang juga," ujar Madam Ye sambil terkekeh.

"Bocah berbakat itu adalah anggota faksiku. Tentu saja aku harus datang," kata Chao Qing dengan bangga.

"Iya, Transenden termuda," Madam Ye menghela nafas pendek, "Melihat para Transenden muda dan merasakan jiwa muda mereka, hah, ternyata kita sudah tua. Teman-teman yang kita kenal saat kita masih muda sudah mati satu per satu. Ada yang mati muda, dan ada pula yang mati tua. Tidak banyak dari mereka yang masih hidup. Untung saja masih ada kau, yang lebih tua dariku."

"Jarak usia kita tidak terlalu jauh. Kau adalah tertua kedua di bawah langit ini," jawab Chao Qing.

"Hei, tua bangka. Kau sengaja ingin membuatku jengkel, ya? Lihatlah betapa sombongnya kau ini. Tunggu sampai anggota termuda di faksimu itu gagal dalam pertarungan awal. Kita lihat saja apakah kau masih bisa sombong," ejek Madam Ye.

"Gagal? Paling tidak, dia akan memenangkan enam pertarungan!" jawab Chao Qing.

"Itu menurutmu." Mata Madam Ye berkilat. "Kita bertaruh saja. Aku yakin bahwa bocah ini tidak bisa memenangkan lebih dari enam pertarungan!"

"Kau ingin bertaruh? Silakan saja. Siapa takut?"

Kedua orang tua itu saling mengejek.

Namun, tak ada satu Transenden pun yang berani mengganggu mereka. Semakin tua seorang Demigod, mereka akan semakin menakutkan. Tidak ada seorang pun yang tahu batas kekuatan orang-orang seperti Chao Qing dan Madam Ye. Seperti halnya Tuan He, Ketua Faksi Si Kong Yang, dan yang lain menghormati kedua orang tua itu.

Tentu saja Chao Qing dan Madam Ye adalah manusia tertua di antara umat manusia, belum termasuk yang berasal dari ras binatang buas dan penduduk asli Dunia Transenden. Namun, ras binatang buas dan penduduk asli Dunia Transenden memiliki usia harapan hidup yang berbeda dari umat manusia, karena mereka memiliki struktur tubuh yang berbeda.

Seorang Demigod terlihat mendekati Ketua Faksi Si Kong Yang dan Tuan He. Demigod berjubah putih itu terlihat sangat mempesona. Ia mendarat dan kemudian duduk. Meskipun wanita itu terlihat sangat mempesona, namun ia memiliki alis seperti pedang, yang membuatnya memiliki aura heroik.

"Tuan Bu." Si Kong Yang dan Tuan He menyapa wanita itu dengan sopan.

Wanita itu merupakan pemimpin dari organisasi Kota Awan, salah satu dari enam organisasi Transenden. Tuan Bu merupakan wanita tercantik di antara para Demigod. Saat ini, ada dua Demigod yang mengejar-ngejarnya.

"Si Kong Yang, kau terlihat sangat bangga," ujar Lord Bu, "Namun, talenta muda tidak selalu menunjukkan kekuatan yang tangguh. Sejak dulu, ada banyak talenta muda yang menjadi Transenden, namun mereka semua menghilang. Mungkin Dong Bo Xue Ying dari faksimu itu akan berakhir seperti itu. Mungkin dia tidak bisa memenangkan lebih dari tiga pertarungan."

"Apa yang dikatakan Tuan Bu memang benar!" seru Si Kong Yang.

Tuan He juga mengangguk. Ia menyetujui perkataan Lord Bu.

Di antara para Demigod itu, siapa yang tidak mengenal Tuan Bu? Ia dianggap sebagai Demigod tercantik, dan juga salah satu Demigod terkuat. Tidak ada satu pun Transenden manusia yang bisa mengalahkannya.

"Benar-benar membosankan." Tuan Bu mengambil secangkir anggur, lalu duduk sambil menikmati minumnya dan menunggu pertarungan antar Transenden itu dimulai.

….

Hong, hong, hong!

Pintu-pintu arena perlahan ditutup. Semua orang yang berada di dalam arena itu terdiam membisu. Ratusan ribu Transenden di tribun bagian kiri pun terdiam. Semua orang memusatkan perhatian mereka ke arena pertarungan.

"Xue Ying, pertarungan akan segera dimulai." Chi Qiu Bai, Peng Shan, Cheng Ling Shu, Hai Ru Zhen memperhatikan Xue Ying.

"Pertarungan ini adalah cara untuk menunjukkan kemampuan bertarungmu di depan semua Transenden manusia ini," kata Chi Qiu Bai, "Istana Infernal akan menggunakan pertarungan ini untuk menilai potensi yang kau miliki. Begitu juga dengan Bloodshed Tavern. Jika kau memiliki potensi yang bagus, dan jika ada orang yang ingin menghabisimu, Bloodshed Tavern akan memberikan harga yang mahal untuk bisa membunuhmu. Istana Infernal juga akan memperhatikanmu dan menyediakan beberapa hal untukmu."

"Menjadi Transenden di usia muda tidak menjamin bahwa orang tersebut memiliki masa depan yang cerah. Namun, Transenden yang bisa menunjukkan kemampuan bertarungnya dengan cerdas adalah Transenden yang sangat luar biasa," kata Chi Qiu Bai mencoba menyemangati Xue Ying.

Xue Ying menyeringai, "Aku akan berusaha sebaik mungkin."

Dong!

Tiba-tiba, terdengar suara menggema di seluruh arena pertarungan.

Xue Ying sudah memahami peraturan yang berlaku dalam pertarungan Transenden ini. Suara tersebut menunjukkan bahwa dia harus segera memasuki arena pertarungan.

"Semuanya, aku akan segera masuk." Xue Ying bangkit dari tempat duduknya. Tubuhnya langsung berubah menjadi kobaran api yang melesat terbang ke dalam arena.

Arena pertarungan tersebut dikelilingi sebuah mantra sihir, sehingga memisahkan arena bagian luar dan dalam.

Mantra sihir yang mengelilingi arena tersebut dikendalikan oleh para staf Istana Infernal. Jadi, saat Xue Ying terbang, ia bisa memasuki dan mendarat di dalam arena itu dengan mudah. Seluruh Transenden dan mortal yang duduk di tribun-tribun arena memusatkan perhatian mereka semua pada pemuda berjubah hitam yang berdiri di dalam arena pertarungan.

Sekitar tujuh puluh persen Transenden manusia dan delapan Demigod sudah hadir. Sebenarnya, dalam dua ribu tahun terakhir, pertarungan kali ini memiliki jumlah penonton yang paling banyak. Semua penonton menebak-nebak apa yang akan terjadi dalam pertarungan tersebut. Beberapa dari mereka ingin menyaksikan sebuah kejutan, dan beberapa dari mereka ingin menyaksikan sebuah lelucon.

Jika Xue Ying kalah dalam pertarungan kedua, tentu saja pertarungannya hanya akan menjadi lelucon.

Semua yang hadir dalam arena itu menunggu Transenden muda bernama Dong Bo Xue Ying itu untuk menunjukkan kekuatannya.

Xue Ying, yang mengenakan pakaian serba hitam dan bertelanjang kaki, berjalan menuju rak senjata di sisi arena.

Kecuali benda penyimpanan ajaib, peserta tidak diperbolehkan membawa benda atau senjata Transenden dalam pertarungan itu. Sepatu bot, rompi pelindung, baju besi, dan yang lainnya juga dilarang. Pertarungan antar Transenden ini dirancang agar para Transenden mengandalkan kekuatan mereka sendiri. Xue Ying hanya mengenakan pakaian biasa dan juga bertelanjang kaki.

'Senjata-senjata ini,' Xue Ying melihat banyak senjata, mulai dari pedang, tombak, tongkat, dan persenjataan rahasia lainnya. Sepertinya, semua jenis persenjataan disediakan di dalam rak senjata itu. Semua persenjataan itu terbuat dari bahan yang bagus, namun tidak ada yang terlihat spesial. Senjata yang bagus bisa membantu Xue Ying untuk mengeluarkan seluruh kekuatannya, namun dia hanya bisa memilih senjata-senjata yang berada di depannya itu.

Hua!

Dengan satu ayunan tangan, seluruh senjata yang berada di rak itu masuk ke dalam benda penyimpanan ajaib yang dikenakan Xue Ying.

Dong!

Terdengar suara lain. Xue Ying tahu bahwa lawannya sudah memasuki arena.

"Pertarungan pertama sudah dimulai?" Xue Ying menggunakan Energi Dunia-nya untuk merasakan seluruh arena itu.

Next chapter