webnovel

Aku Pulang

Editor: Wave Literature

"Haha sepertinya terbang dengan mengenakan pakaian sungguh merepotkan." Meskipun begitu, Xue Ying masih merasa sangat bahagia.

Sebelumnya, kapan pun Xue Ying terbang, ia akan melepas pakaiannya dan menyimpannya di dalam gelang ajaibnya. Gelang Transenden Saint tingkat rendah peninggalan Tetua Lei Zhen itu bisa berubah menjadi partikel-partikel kecil.

Namun, berubah wujud seperti ini sebaiknya tidak digunakan dalam pertarungan. Tanpa memakai baju besi, tanpa pelindung, dan tanpa senjata untuk menangkis serangan, tentu Xue Ying akan kalah ketika bertarung dengan musuh yang memiliki kekuatan yang setara dengannya. Itulah mengapa bertarung menggunakan wujud manusianya adalah pilihan yang terbaik.

"Saat Tuan bergabung dengan sebuah organisasi Transenden, Tuan pasti akan dianugerahi beberapa barang Transenden yang paling dasar," kata kera emas.

"Hm." Xue Ying mengangguk.

Enam tahun telah berlalu. Selama itu, Xue Ying hidup dengan dua binatang Transenden itu. Mereka sudah membicarakan banyak hal mengenai Transenden. Xue Ying hanya sedikit memahami tentang organisasi Transenden seperti Istana Bertuah, Faksi Iblis, Kuil Dewa Bumi, dan Bloodshed Tavern. Hal ini juga karena kera dan burung kecil itu hanyalah binatang buatan. Mereka hanya tahu informasi dasar tentang semua organisasi Transenden.

"Ayo kita lihat pintu masuk Dunia Mayor," kata Xue Ying sambil tersenyum.

"Pintu masuknya ada di sebelah sana!" Kera dan burung emas itu menunjuk ke suatu arah.

Setelah mempelajari peta peninggalan Lui Zhen, Xue Ying tahu di mana tepatnya letak pintu masuk Dunia Mayor itu. Saat melihat dinding sejernih kristal itu, Xue Ying langsung mengangkat tangan kanannya dan mengeluarkan kekuatan Qi di telapak tangannya. Kekuatan Qi itu langsung masuk ke dalam dinding dan berubah menjadi pintu raksasa yang terlihat tua; tingginya hampir mencapai seratus meter. Sebuah gejolak keluar dari pintu itu dan memasuki pikiran Xue Ying.

"Aku adalah Black Wind. Di balik pintu ini adalah Dunia Mayor Transenden. Jangan memasukinya sebelum kemampuan bertarungmu mencapai tingkat Saint." Cahaya itu berubah menjadi peta dengan beberapa keterangan. Itu adalah peta yang menggambarkan Dunia Mayor di balik pintu raksasa itu.

"Ini memang sesuai dengan reputasinya sebagai Dunia Mayor. Sebenarnya, ada banyak jejak peninggalan Demigod di dalam sana." Xue Ying merasa takut setelah ia memahami semua penjelasan dalam peta itu. Lebih dari sepuluh ribu tahun yang lalu, sebelum Tuan Istana Dewa Black Wind meninggal, ada Demigod yang tinggal di dalam Dunia Mayor. Tuan istana itu sangat tangguh, sehingga membuat Demigod itu ketakutan dan bersembunyi. Hingga hari ini, kemungkinan besar Demigod itu sudah mati karena sudah tua. Namun, mungkin masih ada Demigod lain yang dilahirkan di dunia ini. Dunia itu dianggap sangat berbahaya, tetapi harta karun yang bisa ditemukan di dalam dunia itu bisa mengguncang dunia Xue Ying.

"Kemampuan bertarungku sekarang masih terlalu lemah. Memasuki dunia itu sama saja dengan bunuh diri." Xue Ying mengeleng. Kemudian, ia memutuskan untuk meninggalkan tempat itu.

Di dalam aula besar bawah tanah itu, sebenarnya masih terdapat pintu masuk lain. Tapi, pintu itu hanya bisa dibuka dengan kekuatan seorang Transenden.

"Hong long long~~~" Kekuatan Qi Transenden milik Xue Ying masuk ke dalam dinding sejernih kristal itu dan membuat roda gigi di balik dinding itu bergerak. Sebuah pintu raksasa muncul di balik dinding. Saat pintu itu terbuka, terlihat sebuah tangga berwarna biru.

"Tuan yang sebelumnya sudah memeriksa seluruh area ini dengan indranya," kata kera emas itu. "Ada banyak penjaga di beberapa tempat penting itu, sehingga ia tidak bisa masuk."

"Apa yang ditemukan Tetua Lei Zhen setelah itu?" tanya Xue Ying.

"Ada bermacam-macam barang yang diletakkan oleh tuan itu di istana ini. Namun, semua barang itu dianggap sebagai harta kekayaannya," jawab si kera.

Susunan bangunan Istana Dewa ini sangat rumit. Banyak tempat di istana ini yang digunakan untuk eksperimen, sehingga tidak ada satu pun barang berharga yang bisa ditemukan di sana. Sepertinya, barang-barang itu diambil oleh Tetua Lei Zhen saat ia masih hidup.

"Tidak ada jalan lain lagi," kata si kera emas.

"Apakah ini karena dua patung itu?" Xue Ying menunjuk ke arah dua patung singa di lorong bangunan itu.

"Iya karena dua patung itu," ujar burung emas itu dengan tatapan matanya yang dingin. "Kedua patung itu memiliki kekuatan setara dengan tingkat Saint. Saat itu, master yang dulu bahkan tidak bisa menembus rintangan yang mereka ciptakan sendiri."

"Tingkat Saint?"

Lidahnya kelu melihat dua patung itu. Binatang buatan memang luar biasa. Berbeda dengan manusia, binatang buatan tidak akan pernah menua dan tidak akan pernah mati. Bahkan mereka bisa diturunkan ke generasi di masa depan.

Seperti Lei Zhen, sebagai seorang Tetua Istana Dewa Laut, ia hanya bisa meninggalkan dua binatang buatan tingkat Sky. Lei Zhen tidak meninggalkan banyak harta, karena sebelum ia mati, dia sudah menjual sebagian besar harta bendanya untuk memasuki tahap akhir kultivasi. Namun, bagi mereka yang memiliki peringkat yang setara dengan Lei Zhen, mereka akan kesulitan untuk bisa mendapatkan satu binatang buatan tingkat Saint.

"Mengapa dua binatang tingkat Saint itu diletakkan secara bebas di dalam istana ini? Xue Ying ingat saat dirinya membunuh seorang prajurit hitam dulu. Prajurit itu terbentuk dari kabut yang berwarna hitam. Prajurit itu bukanlah tingkat Saint.

"Tuan kami yang terdahulu pernah mengatakan bahwa Tuan Istana Dewa Laut ini dulu adalah seorang Penyihir Demigod yang sangat menakutkan. Pertahanan yang dia pasang di dalam istana ini belum bisa ditembus oleh Transenden mana pun," kata si kera emas. "Pertahanan ini lebih sulit untuk ditembus dibanding Dunia Transenden itu. Dua binatang buatan yang kau lihat itu hanyalah puncak gunung es dari semua pelindung di seluruh Istana Dewa Black Wind ini."

Burung emas pun menyahut, "Apakah Tuan melihatnya? Apakah ada cahaya samar di sana?"

"Aku sudah tahu. Tetua Lei Zhen sudah menuliskan di bukunya." Xue Ying mengangguk. Banyak sekali tempat-tempat yang ditandai di peta itu. Di dalam lorong itu, terlihat sebuah lingkaran cahaya besar yang ditinggalkan oleh Tuan istana ini. Itu adalah tanda untuk memperingatkan para prajuritnya untuk tidak memasuki area itu.

"Ayo kita coba," Xue Ying mengeluarkan busur panah kecil dan melemparkannya ke arah lorong itu. Anak panah itu melesat seperti bola meteor ke arah salah satu patung singa itu. Patung itu tiba-tiba membuka matanya. Dua cahaya kemerahan keluar dari matanya saat dia menatap anak panah itu. Anak panah itu langsung hancur menjadi abu.

Xue Ying tercengang melihat pemandangan di depan matanya. Patung singa itu menatapnya dengan tatapan dingin, lalu ia menutup matanya kembali.

"Untung saja singa itu sangat mematuhi perintah Tuan istana ini." Xue Ying terkekeh. "Baiklah, aku sudah melihat semuanya. Kera, Burung Kecil, sudah saatnya kita pergi."

Xue Ying hanya ingin melihat dan memahami semua ruangan di istana ini. Dengan kemampuan bertarungnya yang sekarang, ia masih belum memenuhi kriteria untuk bisa memasuki Dunia Mayor Transenden. Lagipula, ia baru saja menjadi seorang Transenden.

Xue Ying berjalan menuju salah satu celah yang berada di dinding aula bawah tanah itu.

"Saatnya pulang," Xue Ying melambaikan tangannya dan menggunakan energi dunia untuk membawa kera dan burung emas itu masuk ke dalam gelang ajaibnya. Gelang itu tidak bisa digunakan untuk menyimpan makhluk hidup, namun benda-benda seperti mayat manusia maupun binatang buatan masih bisa disimpan di dalamnya.

"Ayo!"

Hanya dalam sekejap, Xue Ying langsung berubah menjadi kobaran api dan terbang melalui celah-celah itu. Semakin jauh, celah itu menjadi semakin sempit. Namun, kecepatan terbang Xue Ying masih stabil.

Ketika celah itu semakin sempit, celah itu bergabung dengan celah-celah lain dan membentuk jalan yang bercabang. Untungnya, Xue Ying telah menghafal peta yang ditinggalkan oleh Lei Zhen. Saat ia terbang, ia melewati beberapa jalur yang sangat sempit. Namun, wujud kobaran apinya bisa melewati jalur itu dengan mudah.

Sungai lahar yang menyala-nyala mengalir pelan. Di samping sungai itu, terdapat beberapa celah di dalam bebatuan gunung yang dihalangi oleh magma.

Syuu.

Aliran lahar yang keluar dari celah itu ditahan oleh magma. Di atas sungai itu, terlihat seorang pemuda berpakaian serba hitam terbang di udara.

"Sungai lahar!" Xue Ying melihat sungai itu. "Aku keluar!" Raut wajahnya tampak bahagia.

Hanya dalam sekejap, Xue Ying sudah terbang sejauh 500 kilometer sebelum sampai di sungai itu.

"Ini adalah Gunung Berapi Crow." Xue Ying lalu merubah wujudnya menjadi air sambil terus terbang. Meskipun kecepatannya sekarang jauh lebih lambat, namun terbang dengan wujud air lebih aman.

Hanya dalam beberapa kali tarikan nafas, aliran air itu terbang keluar dari dalam gunung berapi sebelum akhirnya melesat ke langit. Lokasi gunung berapi ini hanya sejauh 500-1000 kilometer dari Gunung Snowrock. Gunung itu cukup terkenal di Wilayah Azure River, dan disebut dengan Gunung Berapi Crow. Tempat itu sangat tidak asing bagi Xue Ying.

Bulan purnama masih terus memantulkan cahaya terang di langit malam.

Sebuah aliran air terbang di antara awan-awan dengan kecepatan penuh. Aliran air itu berubah menjadi sesosok pemuda berjubah hitam. Pemuda itu melihat seluruh tempat di bawahnya: gunung yang menjulang tinggi dengan kastil yang berdiri di atasnya.

"Aku pulang." Sebuah senyuman terlukis di wajahnya.

Next chapter