webnovel

Tanpa Keraguan

Editor: Wave Literature

Sialan!

Xiang Wan bahkan tak bisa tinggal di sana lebih lama lagi.

Kalau Xiang Wan harus tinggal di rumah Bai Muchuan semalaman, dia akan merendahkan dirinya sendiri, dan dia akan malu untuk melanjutkan hidup.

Karena itulah, Xiang Wan menenangkan pikirannya, melemparkan piyama ke atas tempat tidur Bai Muchuan, meraih tas laptopnya, dan berlari turun menuju tangga tanpa mengucapkan selamat tinggal.

Hanya ada Pengasuh Li di lantai bawah dan tidak ada siapapun.

Untungnya, Bai Lu dan ibunya tidak ada disini.

Xiang Wan menghela nafas lega, untung saja keadaannya tidak disaksikan oleh banyak orang.

...

Memalukan sekali!

Pergi untuk mengambil wol, dan pulang untuk dicukur!

Xiang Wan merasa wajahnya ditampar oleh suara yang nyaring.

Xiang Wan benar-benar merasa malu, sampai dia terburu-buru berlari keluar dari perumahan Bai Muchuan. Ketika dia sudah sampai di jalanan tempat angin yang dingin berhembus, pikiran Xiang Wan merasa lebih jernih.

Lupakan! Ini salahku sendiri, siapa yang bisa ku salahkan?

Xiang Wan segera menenangkan diri dan memanggil taksi, langsung pergi menuju rumah Fang Yuanyuan.

Lampu-lampu di jalanan terlihat kabur. Kendaraan-kendaraan, serta pejalan kaki jarang terlihat.

Supir taksi itu terlihat seperti orang yang romantis. Musik yang dimainkan dalam taksi adalah lagu yang berjudul "Tak Pernah Menetap".

"Kamu tanyakan kenapa aku keras kepala dan tulus. Dunia ini luas, dan ada orang yang lebih baik daripada dirimu. Sebenarnya, aku pikir ini tidak sebanding, tapi tak ada jalan lain untuk memilih. Saat kamu muncul, semuanya menjadi tidak ada lagi..."

Xiang Wan mendengarkan lagu itu dan melihat pantulan wajahnya di kaca jendela. Pada saat itu, tiba-tiba dia ingin tertawa.

Bai Muchuan.

Bai Muchuan.

Xiang Wan menggunakan jarinya untuk mengusap kaca itu.

Ingatlah ini, Xiang Wan, ucapnya dalam hati.

Pada debu ini, bunga tidak tumbuh darinya.

Kita tidak berasal dari status sosial yang sama.

...

Malam itu, Xiang Wan tidak bisa tidur.

Keesokan harinya, dia beranjak dari kasur Fang Yuanyuan dengan rambut yang acak-acakan, mengambil ponselnya, dan melihat jam. Tiba-tiba, Xiang Wan merasa sangat terkejut.

Oh tidak, sudah jam 12 siang!

Tidak ada waktu untuk menangisi kedatangan musim semi dan musim gugur! Xiang Wan masih belum update chapter pada hari itu dan itulah yang terpenting.

Setelah semalam, hubungan Xiang Wan dengan Bai Muchuan seolah dipisahkan oleh galaksi.

Xiang Wan adalah orang yang santai. Kalau Xiang Wan bisa mendapatkan apa yang dia mau, dia akan segera mengambilnya. Kalau Xiang Wan tidak bisa mendapatkan apa yang dia inginkan, dia akan membiarkannya pergi.

Fang Yuanyuan sudah pergi kerja pagi tadi. Bibi tertua Xiang Wan dan pamannya juga tidak ada di rumah, namun, mereka menyiapkan sarapan untuknya.

Xiang Wan merasa beruntung memiliki sepupu dan bibi tertua di kota. Mereka bisa memberikan perlindungan dari angin dan hujan.

Ketika Xiang Wan memakan sarapannya, dia memegang ponsel dan melihat-lihat berita.

Pada kolom ulasan dan komentarnya, ada sekelompok pembaca wanita yang tidak senang, mendesaknya segera update. Ada juga sekelompok pembaca wanita yang menghiburnya, serta sekelompok kritikus profesional.

Tepat pukul 9 pagi itu, kepolisian merilis berita terbaru dari kasus 720.

Tidak ada orang yang baik maupun buruk, hanya sifat alami manusia dan pilihan mereka yang tidak pernah puas.

Tuan dan Nyonya Zhao kehilangan nyawa mereka untuk itu, sedangkan Wang Tongsheng dan Tian Xiaoya yang masih hidup, tanpa memperhatikan hukuman yang akan mereka dapat, pastinya tidak akan hidup dengan tenang di sisa hidup mereka.

Pada cerita ini, tidak ada pemenang yang sebenarnya.

...Bahkan Xiang Wan, yang terjerat dalam cerita ini juga tidak menang.

Ada perbedaan besar antara putusan akhir kasus di dalam novel, dengan hasil akhir dari kasus di dunia nyata. Ini pukulan besar untuk antusiasme netizen yang hanya berada di sana, untuk sekedar mengagumi kekuatan 'supranatural' Xiang Wan, serta menonton apa yang akan terjadi selanjutnya.

Ibaratnya, mereka semula bersenang-senang, namun Xiang Wan menyiram air dingin pada mereka...

Karena itu, mereka semua terbangun.

Penulis supranatural yang bisa menerawang kasus kriminal? Omong kosong!

Penulis misteri yang diberkati? Haha, gurauan macam apa!

Kekuatan misterius di dalam novel yang mendadak populer 'Murder The Dream Guy' sudah menghilang. Hal itu saja sudah membuat sebagian besar orang yang membaca novel, karena mengikuti tren, menjadi tidak tertarik lagi pada buku itu...

Orang-orang itu mengekspresikan kekecewaan mereka pada kolom ulasan dan komentar. Mereka juga memberi opini mereka sendiri tentang cerita itu, mengkritisi penulis, berhenti membaca novel itu, dan menjauh.

Aura mistis dari 'Murder The Dream Guy' sudah hilang.

Xiang Wan duduk di depan laptopnya. Dia tidak terlalu kaget ataupun kecewa dengan hal itu.

Sebenarnya, ketika Xiang Wan tahu cerita di dalam kasus 720, dia bisa menulis ceritanya menuju ke arah itu daripada mengikuti naskah alurnya sendiri.

Xiang Wan tahu kalau publik lebih suka membaca cerita yang dramatis, seperti 'realita bertemu fiksi'. Mereka lebih memilih mengikuti penulis dengan kekuatan misterius, daripada menerima dirinya yang biasa-biasa saja.

Bahkan Bai Muchuan mengingatkannya semalam – jika Xiang Wan harus update ceritanya.

Namun, Xiang Wan tidak melakukannya.

Dia memiliki harga diri serta rasa bangga yang paling dasar, serta kejujuran hati penulis fiksi.

Ayolah! Memang kenapa kalau itu tidak terkenal?

Xiang Wan tidak bersusah-susah membalas atapun berdebat dengan pembaca. Dia langsung membuat dokumen baru untuk menulis update-nya hari ini.

...

Itu adalah akhir dari satu bagian cerita.

Cerita Xiang Wan saat ini memasuki bagian cerita yang lain.

Untuk menggabungkan kedua cerita itu, Xiang Wan menulis sedikit alur romantis dimana sang pemeran utama wanita, Rong Xiaonuan, juga memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan dengan Detektif Fang Yelan.

Akhirnya, pada akhir chapter, Xiang Wan menulis, "Memang benar, bunga-bunga tidak bisa tumbuh dari debu. Dia lebih baik menyimpan hatinya yang kesepian hingga lanjut usia, daripada memaksakan cinta yang tidak memiliki harapan."

...

Dua hari selanjutnya, Xiang Wan tinggal di rumah Fang Yuanyuan.

Xiang Wan menunggu hatinya mengatasi rintangan itu.

Tentu saja, Xiang Wan juga menunggu hasil royalti dari novelnya.

Seorang penulis yang sangat miskin sampai mungkin memakan tanah, mengandalkan royaltinya yang sedikit untuk bertahan hidup. Karena itulah, Xiang Wan meminta editornya untuk menunjang kehidupannya terlebih dahulu sebelum Xiang Wan mendapatkan royaltinya.

Fang Yuanyuan mendengus pada ucapan Xiang Wan itu, namun dia tidak membenci Xiang Wan karena memenuhi separuh kasurnya.

"Siapa yang menyuruhmu menjadi sepupuku? Anggap saja seperti aku menjalankan perbuatan baik!"

"Aku menganggapmu sebagai saudara perempuanku yang asli. Saudara kandung."

"Nah! Jika kamu benar-benar menganggapku saudara kandungmu, jangan bawa aku ke dalam masalah! Cepat segera update, atau aku akan mematahkan kakimu kalau kamu gagal update konsisten, apakah kamu percaya padaku?"

"Haha!"

Sebenarnya, Xiang Wan membawa uang 20,000 dollar.

Ya, uang tunai. Itu adalah jumlah uang kompensasi yang diberikan oleh Bai Musi, yang sedang berada di tasnya.

Uang itu didapatkan dengan cara yang benar dan baik. Xiang Wan bisa membeli laptop dengan uang itu, namun entah bagaimana, dia tidak ingin menghabiskannya.

Kenapa dia merasa bertentangan tentang hal itu? Xiang Wan juga tidak mengerti.

Setiap kali dia ingin menggunakan uang itu, Xiang Wan akan teringat wajah angkuh dan ekspresi merendahkan Bai Musi, serta gayanya saat melempar uang-uang itu seolah Xiang Wan adalah pengemis!

"Xiang Wan, kenapa kamu melamun? Ini hampir jam 10 malam."

Sudah jam 10 malam... dan jika Xiang Wan tidak update hari ini, itu akan menjadi hitungan yang gagal saat dia meng-update novelnya lagi.

Ya, Xiang Wan juga gagal meng-update novelnya kemarin.

Tetapi, Xiang Wan tidak bisa menulis, dan walaupun dia akan mati karena sesak, dia masih tidak akan bisa menulis apapun. Apa yang harus Xiang Wan lakukan?

Melihat kedua mata Fang Yuanyuan yang menyala karena marah, Xiang Wan mulai merasa jantungnya kram.

"Demi dewi-dewi, berhenti membuatku terburu-buru! Apa kamu tidak tahu kalau menulis cerita membutuhkan suasana yang tenang dan damai? Sudah jelas, aku tidak bisa update dengan baik selama dua hari ini karena aku tinggal di rumahmu, diawasi olehmu setiap hari..."

"Hah! Aku memberimu nilai penuh karena alasan itu, tapi kenapa aku lebih ingin memukulmu?"

"Kalau begitu, bolehkan aku tahu jika Tuan Editor ingin memukul wajah kiri atu kananku? Orang yang rendah hati ini akan menawarkannya pada anda!"

"..." Fang Yuanyuan melihat Xiang Wan bersandar dengan wajahnya – dia benar-benar ingin memberikan wajahnya untuk mendapat pukulan. Ketika Fang Yuanyuan melihat hal itu, dia tak bisa lagi lanjut bergurau dengannya.

Fang Yuanyuan meraih tangan Xiang Wan dan mengawasinya secara dekat. "Kak, ada hal yang salah darimu dua hari ini!"

"Benarkah?" Dengan malas, Xiang Wan melirik pada Fang Yuanyuan, sebelum bersandar lemas pada kursi. "Ini writer's block[1]1! Rasanya aku ingin mati."

"Bukan, itu bukan writer's block. Jika itu adalah writer's block, kamu seharusnya sudah kehilangan kendali emosimu, dan kamu akan memukulku sedari tadi. Tapi kamu sekarang malah ingin dipukul, ini tidak wajar."

"..." Xiang Wan melirik Fang Yuanyuan dan berkata, "Gila."

Fang Yuanyuan menyipitkan kedua matanya, lalu bergumam sendiri seolah dia telah mendapatkan pencerahan. "Tidak hanya kamu gagal update harian, kamu bahkan seperti bebek yang mati saat hujan badai... Kamu juga tidak sedang haid, apakah kamu sedang jatuh cinta? Oh iya, dimana Detektif Bai-mu? Setelah berhari-hari tidur di sana, kalian berdua tidak bertabrakan yang membuat percikan api berterbangan?"

Wanita ini! Apanya yang tidur di sana? Balas Xiang Wan dalam pikirannya.

Dan kenapa Fang Yuanyuan harus memilih topik yang tidak ingin dibicarakan Xiang Wan!

Xiang Wan menggaruk kepalanya, dan mendorong Fang Yuanyuan ke samping. "Hentikan! Aku sedang mencoba menulis."

Fang Yuanyuan mengintip wajah Xiang Wan yang sedang berpura-pura serius. Dia pun mengangkat bahu dan menarik selimut dinginnya hingga ke perut.

"Oh iya, kak!" Fang Yuanyuan berseru dengan senyumanyang malas, "Ada sesuatu yang hampir lupa kukatakan padamu."

"Apa?" Xiang Wan tidak mengangkat kepalanya, tapi masih lanjut menulis pada keyboard. "Kalau itu tidak penting, jangan mengganggu proses penulisanku. Aku hampir meraih ranking idolaku – yaitu penulis selebriti yang ahli!"

"Kenapa kamu optimis sekali?" Fang Yuanyuan mengejeknya.

Tiba-tiba, Fang Yuanyuan keluar dari selimut dan dengan cepat mendekati Xiang Wan.

Bayangan Fang Yuanyuan pada layar laptop menunjukkan sebuah senyuman misterius.

"Kak, bibi termuda menyuruhku memberi tahu, kalau dia akan mentraktir kita makanan besok di rumahnya, dan kamu harus ke sana!"

Xiang Wan berbalik dan melihat kebingungan pada Fang Yuanyuan.

"Bibi kedua juga akan ada disana!" Fang Yuanyuan menambahkan.

Tulang belakang Xiang Wan terasa dingin seaat memikirkan ibunya. "Apa kamu bercanda?!"

"Bukan hanya bibi kedua, disana juga ada..." Fang Yuanyuan sengaja memberi jeda, "Orang penting juga akan datang!"

"Siapa dia?" Melihat senyuman keji Fang Yuanyuan, kulit kepala Xiang Wan mati rasa.

"Hehehe, kamu ingin tahu?"

Xiang Wan menggangguk dengan keras.

Saat ini, akhirnya Fang Yuanyuan menemukan kesempatan untuk membalaskan dendamnya.

"Aku tidak ingin memberitahumu. Aku akan membiarkanmu penasaran!"

Terdapat tanda tanya besar ada di atas kepala Xiang Wan. Entah kenapa, dia memiliki ide tentang hal itu.

Xiang Wan terbatuk dan menenangkan dirinya. "Kamu tahu, aku kan orang yang butuh menulis cerita dengan jujur" Xiang Wan membujuk Fang Yuanyuan dengan wajah tanpa ekspresi. "Aku akan mencurahkan masa muda dan antusiasmeku pada sastra dunia tanpa ragu-ragu. Tuan Editor, apa mungkin kamu bisa..."

"Tidak! Bocah kecil, kamu ingin memanfaatkanku lagi?"

"Kamu juga akan tahu rasanya didesak untuk menikah ketika umurmu 26 tahun!"

Xiang Wan mencoba membicarakan alasannya, dan mencoba menggerakkan hatinya dengan emosional. Namun, Fang Yuanyuan adalah kacang yang sulit dipecahkan.

"Tenanglah, sepupuku tersayang. Ketika aku berumur 26 tahun, aku akan memiliki antrian panjang untuk para pacar – jangan mengkhawatirkan aku!"

"...Bodoh!"

...

Next chapter