webnovel

Bab 62 Adam Benar!

"Ssstt... tenang lah". Bisik Adam tepat di wajah Jade. Nafas hangat mereka berdua saling beradu. "Bukanya ini yang kau mau? Melawan ku dengan keras kepala mu? Agar aku dapat menyentuh mu? Apa kau ingin kita mengulang hari panas dan memabukan kita? Atau.... Apa kau mungkin sudah lupa rasanya? Menyerang Jade dengan banyak sekali pertanyaan vulgar dengan suaranya yang mulai merendah, berbisik, serak dan penuh gairah. "Malam ini aku akan membuat mu untuk mengingat... setiap detiknya"

Dalam kondisi terikat tak berdaya, Jade melihat pria itu semakin mendesaknya dengan mata kelam yang sayu penuh gelora.

Adam menundukkan kepalanya, mencium sisi leher jenjang Jade. Membuat Jade merinding dan berusaha meronta lagi.

"Sssttt... kau akan menyakiti lengan mu bila terus meronta seperti itu". Bibir Adam merayap dan mendarat di bibir Jade. Mengecup sedikit di sudut bibir, menelusup pasti kedalam bibir lembut itu, memaksa agar terbuka. Mencecapnya dan merasakan tekstur bibir Jade yang hangat dan panas. Memainkannya dengan intensitas yang sangat ahli.

Ketika Adam melepaskan bibirnya, nafas Jade terengah-engah, ciuman ini adalah ciuman yang terintens yang pernah dirasakannya.

"Mau menyukainya bukan?" Adam berbisik lembut dengan nafasnya yang panas di telinga Jade. "Aku menyukai bibir mu dan sensasi kelembutan tanpa pengalaman sama sekali menyatu di bibir ku". Tangannya mulai merayap ke bawah, meraba kulit leher putih penuh kiss mark yang di ciptakan Adam kemarin, menambahkan sensasi pemandangan yang berbeda buat adam pribadi. Penuh kebanggaan karena dialah satu-satunya pria yang menyentuhnya.

"Tubuh mu begitu hangat dan manis... sangat menggoda ku...". Jemari Adam menyibak pakaian tidur yang tengah digunakan jade terangkat hingga pinggul. Memperlihatkan paha putih miliknya. "Disini yang paling hangat".

Jade gemetar, mencoba meronta. Tapi tubuh Adam menindihnya membuat gerakannya terbatas, terlebih posisi tangan yang terikat di atas. Membuat lenganya terasa keram dan ngilu ketika dia mengerak-gerkannya.

Adam melirik pergelangan tangan Jade yang terikat, menyadari ikatan itu menyakitinya.

"Jangan banyak bergerak, atau kau akan mengalami lecet dan memar saat ini selesai.

Setetes air mata mengalir di sudut mata bulat Jade yang lelah. Dia putus asa dalam usahanya untuk melepaskan diri.

"Jangan lakukan lagi please.... ini sangat menyakitkan.

Mata Adam sedikit melembut ketika mendengar permohonan Jade, tapi senyumannya mulai terlihat dingin dan mengerikan.

"Aku hanya ingin membuat kau sadar, bahwa keras kepala dan pembangkang mu itu tidak berguna di hadapan ku". Adam mulai menyentuh pakaian tidur satin yang di gunakan jade. membelainya sebentar dengan lembut dan detik itu juga menariknya kasar hingga robek dan terkoyak. Menampilkan dua benda kenyal indah, terbuka bebas untuknya.

"Ini milik ku...". Adam menyentuh dan menggodanya, menikmati ketika mendengar erangan tersiksa Jade. Menambahkan lagi jejak-jejak karya terbaiknya disana. Basah dan panas.

Jade melengkungkan punggungnya atas sensasi yang menyiksanya tanpa ampun. Dalam kondisi terikat dan tak berdaya atas cumbuan pria brengsek itu. Menggodanya dengan sangat ahli, ada perasaan aneh yang menjalar di tubuhnya. Seperti gelanyar panas yang bergulung-gulung , seperti tersengat arus listrik di setiap sentuhan dari jemarinya.

Jemari adam begitu ahli menyentuh kesana semakin kebawah, memainkannya sesuka hati. Tubuh Jade meronta tak tahan atas alunan sensasi permainan jemari Adam. Tapi lengan kokohnya menahan tubuh Jade agar tidak bergerak.

Kemudian bibir Adam mengikuti arah jemarinya yang bermain dibawah sana. Jade tersentak saat merasakan hembusan hangat di pusat dirinya, membuat tubuhnya menegang.

"Jangan! Jerit Jade panik, mencoba merapatkan pahanya. Mencegah bibir Adam menyentuhnya disana.

Tetapi lengan Adam menahanya dengan kuat. Jade kembali melengkungkan punggungnya dan mengerang keras merasakan sensasi itu. Panas bertemu panas dan Jade terbakar, pandanganya menggelap karena sensasi kenikmatan yang tak tertangguhkan.

"Ssshhh... Ini milik ku, hanya milik ku! berbisik serak dibawah sana menyatakan kepemilikannya.

Dan ketika Adam selesai bermain disana, Jade sudah terbaring lemas dan tak berdaya. Dengan nafas terengah-engah membara.

Adam mengangkat tubuhnya mensejajarkan diri tepat di wajah memerah Jade yang dibasahi peluh. Mengecup lembut bibir merah sedikit terbuka milik Jade. Sambil membuka celana bahan kain yang tengah digunakannya. ingin segera membebaskan miliknya. membuatnya sama- sama polos seperti gadis tak berdaya yang berada di bawahnya.

Adam menempatkan dirinya dengan begitu tepat. Seolah begitu mengenal setiap jengkal tubuh Jade. Dan Jade dalam gelombang ketidak warasanya merasakan bagian tubuh Adam yang sangat mengeras dan panas menyatu dengan tubuhnya begitu hebat. "Aaaaaah.... sakit!!!" jerit Jade di tengah nafasnya yang terengah. Memberikan gelanyar perih sekaligus kenikmatan yang semakin menghujam. Mengigit bibirnya sendiri atas rasa yang tengah menderanya.

"aah... Jade!". Adam mengerang merasakan tubuh Jade yang hangat, lembut dan membungkusnya dengan begitu erat. Menggodanya agar mendapat kepuasan secepat mungkin. Tapi tidak, malam ini untuk jade. Adam ingin Jade mengingat setiap detik percintaan mereka malam ini. Tanpa jeda sedikit pun.

Setiap Adam bergerak, baik itu tempo stabil atau liar. Jade selalu mengerang. Dibawah alam sadarnya ini begitu menyakitkan namun juga sekaligus begitu nikmat untuk di pungkiri. Jade begitu malu dan jijik pada dirinya sendiri atas apa yang tengah dirasakan saat ini. Jade frustasi namun pada akhirnya tubuhnya menyerah dalam pusaran gairah panas milik Adam.

Adam menundukkan kepalanya, lalu mencium sudut bibi jade posesif yang sedikit terbuka karena mendesah. Menyatakan kepemilikannya begitu mutlak dan menghujam tanpa ampun serta liar sedalam-dalamnya.

"Kau milik ku Jade... ingat itu baik-baik!" di tengah nafasnya yang menderu hebat.

Entah sudah berapa lama dan berpa kali Adam membawa Jade melewati pusaran gelombang panas semakin dan semakin naik sehingga guncangan hebat menerjang mereka berdua. Menyatukan mereka dalam satu titik, titik kenikmatan.

Dia mengangkat tubuhnya dari tubuh Jade yang tengah terkulai lemas dengan nafas yang begitu berat dan terengah-engah. Dengan jemarinya Adam membuka ikatan tangan Jade, ikatan itu menimbulkan bekas kemerahan disana. Mengecupnya lembut di kedua lengan itu. Seolah dengan kecupan itu dapat menghilangkan rasa sakit.

"Kau milik ku... ingat itu. kalau kau mencoba melarikan diri dan berbuat hal bodoh lagi, aku akan menghukum mu dengan hukuman yang lebih berat lagi.

Menatap Jade begitu dingin lalu bangkit mengenakan pakainya kembali yang telah berserakan kacau di lantai. Sambil tetap memandang kerah Jade yang tengah memalingkan wajahnya tak mau menatap Adam.

"Aku yakin kau tidak akan melupakan malam panas kita ini... bahkan setiap detiknya". Gumamnya dingin dengan senyum iblis yang begitu sinis. Melangkah pasti meninggalkan Jade yang terbaring diam di ranjang yang begitu berantakan. "Jagan lupa minum pil mu nona". Perintah Adam, berlalu menghilang di balik dentuman pintu.

Tetesan air mata mengalir liar di sudut mata sembab dan lelah milik Jade. Adam benar... Jade tidak akan melupakan malam ini, juga malam-malam sebelumya. Bahkan setiap detiknya. Akan terpatri jelas di setiap sendi-sendi tubuh, otak dan hatinya. Matanya melirik tirai putih, menampilkan ufuk timur yang mulai menampilkan cahaya paginya. Mata Jade tertutup rapat dengan lelah, berbisik pada dirinya sendiri. "Berwajah malaikat namun Iblis!".

Next chapter