webnovel

Mencuri Penghargaan (Bagian 1)

Editor: Atlas Studios

"Bukan main!"

Li Yalin sangat marah mendengar rencana Departemen Riset, khususnya karena dia khawatir tentang diskon 20%-nya.

"Ini keputusan para petinggi," kata Lin Yao. "Kita tidak bisa ikut campur."

"Sebaiknya singkirkan saja kepala Departemen Riset itu," usul Lambert dengan gamblang sembari memoles belati-belatinya.

Lin Yao tersentak kaget.

"Paman! Jangan katakan hal semacam itu!"

"Yah, sepertinya itu satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah ini …." gumam Li Yalin yang tenggelam dalam pikirannya, mengirim Lin Yao ke ambang linangan air mata.

'Bahkan jika kalian tidak ingin hidup, aku masih ingin hidup!' pikirnya dalam hati.

Meskipun Han Xiao baru bergabung dengan mereka beberapa hari yang lalu, tetapi setelah operasi Black Spider, ketiganya sepenuhnya menerimanya sebagai rekan satu tim mereka dan merasa bahwa mereka perlu melakukan sesuatu.

"Kenapa tidak meminta pendapatnya langsung?" tanya Lin Yao.

"Alamatnya rahasia, dan baru-baru ini ponselnya selalu dimatikan!" Li Yalin cemberut. "Siapa yang tahu di mana dia berada …"

"Lalu apa yang harus kita lakukan? Apa kita hanya akan melihatnya menderita begitu saja di tangan Departemen Riset?"

"Tunggu," sela Lambert dengan singkat.

Suara langkah kaki terdengar, dan beberapa detik kemudian, seorang wanita muncul di pintu.

"Hei, Lin Lin, kudengar anggota barumu itu pembuat onar."

Wanita itu berambut pendek, dan memiliki kecantikan uniknya tersendiri. Namun, suaranya terdengar mengejek, dan memandang rendah ketiga orang itu dengan angkuh sembari bersandar di pintu dengan tangan terlipat.

Kulit wanita itu sangat putih, dan bibirnya sangat merah, bagaikan kelopak mawar. Dia memiliki temperamen genit, dan meskipun dia tinggi, kekuatan auranya tidak kalah dari Li Yalin. Meskipun Li Yalin tidak dipertanyakan lagi lebih cantik, tetapi wanita itu, tanpa diragukan lagi, lebih banyak menolehkan kepala daripada Li Yalin.

Wajah Li Yalin langsung menggelap saat melihat wanita yang baru muncul itu.

"Rubah Betina Su," geramnya sambil menggertakan gigi, "Ngajak berantem?"

Di Susu tertawa kecil menghasut.

"Kalau kau berani."

Di Susu dan Li Yalin terkenal sebagai saingan yang saling membenci. Perseteruan di antara keduanya dapat ditelusuri kembali ke masa kecil mereka, ketika mereka berdua masih sama-sama murid dari dojo yang sama. Sementara Di Susu selalu unggul dalam setiap tes dan pertarungan mereka, performa Li Yalin justru selalu biasa saja, dan selalu bisa dengan mudah dikalahkan oleh Di Susu.

Bahkan hingga hari ini pun, Li Yalin masih dapat mengingat cara Di Susu bersandiwara di depan semua orang dan bersikap baik padanya meskipun mereka saling membenci. Semua orang serta para guru Dojo akan memuji Di Susu dan membimbing gadis itu, sedangkan percakapan Li Yalin dengan gurunya selalu berakhir hanya dalam beberapa kalimat, dan gurunya akan selalu memintanya untuk mencontoh Di Susu.

Mengingat kembali kejadian-kejadian tersebut selalu membuat suasana hati Li Yalin terpuruk. Li Yalin merasa seperti anak anjing yang ditelantarkan di tengah-tengah hujan deras oleh guru.

Kemudian, keduanya direkrut oleh Divisi 13 dan ditugaskan ke tim yang berbeda. Tetapi, seakan sejarah terulang kembali. Tim Di Susu selalu mengungguli tim Li Yalin, dan tim Di Susu menjadi salah satu Ace Departemen Operasi Rahasia. Yang paling dibenci Li Yalin adalah bagaimana Di Susu sering datang untuk mengejeknya, dan cara dia memanggilnya 'Lin Lin'!

'Eh, kampret! Sejak kapan kita akrab?!

Di Susu jelas melakukannya dengan sengaja, dan meski Li Yalin tahu ini, ini masih membuatnya kesal.

"Hehe," Di Susu tertawa kecil. "Oh, karena kudengar kalian punya anggota baru, jadi aku sengaja datang, khusus untuk bertemu dengannya. Di mana dia? Dia tidak mungkin bersembunyi, kan?"

"Dia tidak di sini," jawab Li Yalin dengan dingin. "Pergi sana."

"Sepertinya aku melakukan kunjungan yang sia-sia, tapi kurasa itu bisa dimengerti, karena dia sibuk dihancurkan oleh Departemen Riset."

Li Yalin menatapnya.

"Cepat, pergi sana!"

"Sungguh tak berperasaan." Di Susu cemberut. "Bagaimanapun juga, kita ini masih teman masa kecil."

Dia melirik Lin Yao dan melemparkan senyum menawan sebelum melenggang pergi.

Li Yalin sudah cukup kesal, tetapi begitu dia berbalik dan melihat wajah terbuai Lin Yao, menatap punggung Di Susu, amarahnya memuncak. Dia berdiri tiba-tiba dan meraih kerah baju Lin Yao.

"Apa wanita cantik yang tepat di sampingmu ini tidak cukup?!" teriaknya ke telinga Lin Yao. "Kenapa kau menatap si rubah itu?!"

"T-t-tapi," Lin Yao tergagap sambil gemetar, "dia tersenyum padaku …."

"Lebih baik kau memberiku jawaban yang bagus : lebih cantik dia atau aku?" tanya Li Yalin dengan mengancam.

Untuk suatu alasan, Lin Yao ragu-ragu dan masih harus berpikir sejenak sebelum menjawab, "Aku pikir … Mbak Su Su lebih lembut daripada kamu …."

"Huh, Lin Yao! Kupikir otakmu perlu disesuaikan

"Haat! Suplex1 jembatan longsor penghancur pinggang!"

Sembari dengan santai menyesap secangkir air di tangannya, Lambert mengangkat teleponnya dan dengan tenang memanggil departemen medis.

"Suruh dokter ke sini—spesialis tulang, lebih bagus."

Departemen Riset sudah menduga kalau Han Xiao akan menolak permintaan mereka.

Bagi para mekanik, cetak biru diibaratkan garis hidup mereka. Jadi, menyerahkan cetak biru sama saja dengan membiarkan orang lain menguasai garis hidup mereka

Mereka tidak peduli dengan kepentingan pribadi Han Xiao, atau lebih tepatnya, itu yang diharapkan, karena garis keras memusuhi dia sejak awal. Di mata mereka, memberi Han Xiao kesempatan untuk bekerja sama adalah langkah yang lembek, dia seharusnya dikekang dan dikendalikan.

Di sisi lain, kaum konservatif justru berpikir sebaliknya. Mereka bersedia mempercayai Han Xiao karena dia tampak dapat dipercaya dan kooperatif. Mengapa membuat kekacauan dan permusuhan untuk sebuah cetak biru peralatan pemula yang sederhana?

Mengekang? Bagaimana jika Han Xiao malah tidak mau mengatakan apa pun karena itu?

Bagaimana jika Han Xiao tidak takut disiksa?

Divisi 13 telah mencoba segala macam metode pada para anggota Germinal yang tertangkap sebelumnya, tetapi penyiksaan jarang berhasil. Sembilan dari sepuluh akan memberikan informasi palsu yang berbahaya dan tidak menguntungkan.

Selain itu, setelah kontak singkat, Han Xiao adalah kasus yang benar-benar unik.

Dengan demikian, kaum konservatif pun sangat marah akan tekanan yang berusaha diciptakan oleh garis keras terhadap Han Xiao. Mereka melihat kubu garis keras sebagai sekelompok banci tua yang kolot, ketinggalan zaman dan basi. Waktu telah berubah, dan talenta sangat dibutuhkan—Divisi 13 seharusnya menghargai dia, bukan menekannya.

Bukannya ada mekanik lain di divisi ini juga? Mencuri pekerjaan Han Xiao akan berdampak buruk pada divisi.

Masalahnya adalah para mekanik yang dilatih negara akan sangat bersedia menyerahkan cetak biru mereka dan Divisi 13 akan memberi mereka kompensasi. Namun, Han Xiao menolak melakukan hal sama dan beberapa eksekutif senior berpikir dia tidak setia, terlebih lagi para kaum garis keras.

Tahun berapa ini? Membicarakan kesetiaan hanya akan menjauhkan prospek dan menakut-nakuti para talenta tanpa kewarganegaraan yang mencari perlindungan. Tak semua dari mereka merupakan warga negara setempat. Jangan lupa bahwa Enam Negara adalah penyebab utama kehancuran negara lain! Tak mengherankan jika suatu saat para talenta asing ini akan bangkit dan memberontak!

Sayangnya, otoritas internal Divisi 13 telah terbagi, hanya jika para petinggi turun tangan yang dapat menghalangi tindakan Departemen Riset, tetapi para petinggi tampaknya hanya tertarik untuk menunggu dan terus mengamati sekarang.

Departemen Riset menawarkan uang tunai dalam jumlah besar kepada agen untuk Combat Switchblade yang mereka beli dari Han Xiao, yang dianggap semua orang sebagai langkah rendahan.

Karena sebagian besar agen tidak mengetahui status spesial Han Xiao, sebagian besar dari mereka merasa tidak masuk akal untuk membully seorang mekanik biasa, jadi mereka memutuskan untuk tidak menyerahkan Combat Switchblade mereka. Semua orang tahu bahwa begitu mereka menyerahkan Combat Switchblade, mereka akan menyinggung Han Xiao.

Meski begitu, masih ada beberapa orang yang menyerahkannya demi uang.

Korat adalah agen pertama yang melakukan kesepakatan dengan Departemen Riset. Dia meminta 30.000—tiga puluh kali lipat—dan akhirnya Departemen Riset setuju.

Alasan Korat sederhana—uang itu sepadan. Sementara sebagian besar agen lainnya berpegang teguh pada moral mereka, dia menertawakan mereka karena menjadi orang-orang goblok yang melewatkan kesempatan.

Lagi pula orang itu hanya mekanik kecil, siapa yang peduli? Tunggu saja sampai Departemen Riset memproduksi massal alat itu, jikalau benar-benar menginginkannya.

Di Departemen Riset, Luo Xuan dan sekretaris kepala sedang memeriksa Combat Switchblade yang ada di depan mereka.

"Luo Xuan, kamu bisa mereproduksinya?"

Next chapter