webnovel

Situasi Genting

Editor: Atlas Studios

Yang ada di arsenal Han Xiao adalah pistol 73-WASP yang ditingkatkan, Senapan Serbu Colt N9, 15 magazen amunisi, dan Lengan Mekanik Ringan yang daya tahan-nya menurun ke 130. Pada dasarnya dia kalah dalam hal equipment.

Dor!

Senapan runduk ditembakkan kembali. Peluru menembus pohon tempatnya bersembunyi, nyaris mengenainya. Han Xiao mengerang. Sementara musuh memiliki alat penglihatan-malam, dia hanya dapat menentukan posisi musuh dari kilatan moncong senjata mereka.

Senapan runduk itu terlalu kuat. Dengan HP-nya sekarang, mungkin hanya perlu 3 tembakan untuk membunuhnya. Han Xiao memutuskan untuk memakai 18 poin atribut bebas miliknya. Dia menambahkan 14 poin ke END untuk HP tambahan dan 4 poin ke STR untuk meningkatkan keuntungan STR-nya. Terlibat dalam baku tembak hanya akan merugikannya, jadi, meskipun pertempuran jarak dekat berisiko, dia harus mengambil kesempatan tersebut. Hampir tidak mungkin untuk melarikan diri karena musuh memiliki penglihatan malam. Satu-satunya cara untuk kabur adalah dengan membunuh mereka semua!

Dengan bonus +10 dari Lengan Mekanik diatas 29 STR-nya, Han Xiao memiliki cukup STR untuk memastikan pukulannya akan menimbulkan 'serangan mematikan'. Dengan 36 END poin, sekarang maks HP-nya menjadi 460. Seketika dia memperoleh 140 HP dari penambahan END, yang merupakan hal penting karena HP-nya sudah pada titik rendah.

Para agen menyebar untuk mengepungnya, dan Han Xiao menyadari mereka tidak terkoordinasi dengan dekat.

Dia memperkirakan bahwa akan memerlukan sekitar 5 hingga 8 detik bagi mereka untuk mencapai dan menolong satu sama lain.

Dengan kata lain, Han Xiao harus menghabisi targetnya dalam waktu yang singkat ini.

Setelah membunuh lebih dari 30 penjaga di pangkalan Valkyrie, ditambah tabungan sebelumnya, sekarang dia memiliki total 116.000 EXP.

Dia menuangkan semuanya ke keahlian tempurnya.

_____________________

[Grappling] dinaikkan ke Lv. 5

+7% Balasan, +10% DMG (tangan kosong)

[Kombat Dasar] dinaikkan ke Lv. 8

+8% DMG (tangan kosong)

Karena [Kombat Dasar] mencapai Lv. 8 dan [Submission] mencapai Lv. 3, Anda bisa mempelajari satu dari tiga skill lanjutan berikut :

[Kombat Ops Spesial]

[Jiu-jitsu]

[Tinju Besi]

——————————————————————

[Kombat Ops Spesial] berfokus pada peledakan, pembunuhan dan penggunaan alat-alat; [Jiu-jitsu] berfokus pada grappling dan submission; [Tinju Besi] berfokus pada penguatan anggota tubuh dan meningkatkan toleransi menerima DMG. Ketiganya merupakan tiga jenis skill yang berbeda. Apa yang paling dibutuhkan Han Xiao sekarang adalah peledakan, maka dia memilih [Kombat Ops Spesial].

_____________________

Anda mempelajari skill lanjutan [Kombat Ops Spesial].

+6% Critical Rate (jarak dekat), +4% DMG (tangan kosong)

——————————————————————

DMG jarak dekat Han Xiao meningkat sebanyak 15% sekarang, dan kemampuan pertempuran menyeluruhnya pun meningkat banyak. Dia tidak hanya merasa lebih kuat dari sebelumnya, ada perasaan misterius kalau dia entah bagaimana mendapat penguasaan dari berbagai gaya bertarung.

'Sayangnya, aku masih belum mempunyai keahlian tempur berbasis energi aktif,' pikir Han Xiao. Karena skill aktif di level-level awal Mekanik lumayan langka, jadinya para Mekanik tidak bisa memanfaatkan Energi dan memperlihatkan kekuatan mereka yang sebenarnya.

Han Xiao memakai Lengan Mekanik Ringan dan berjongkok. Dia memerlukan beberapa waktu untuk meregulasi napasnya dan mengoptimisasi aliran oksigennya sebelum tiba-tiba melompat dan menyerang maju ke sisi agen yang paling dekat dengannya. Begitu Han Xiao menampakkan dirinya, keenam agen itu mulai menembak.

Dengan lengan mekanik sebagai perisai, Han Xiao berlari melewati pepohonan demi menghindari hujan peluru sambil membalas tembakan dengan SMG di tangan lainnya. Bau bubuk mesiu tak tertahankan.

Dalam 3 detik, Han Xiao mencapai targetnya. Dia melempar SMG-nya ke tangan si agen sebagai pengalihan sebelum mengayunkan lengan mekanik yang kuat ke arah agen tersebut. Si agen menaikkan tangannya dalam refleks demi menangkis serangan dan menahan sakit untuk mengambil pistolnya. Dia membidik kepala Han Xiao dan menembak, namun DEX Han Xiao bukanlah tontonan semata. Dengan refleks yang tampak tak manusiawi, Han Xiao memukulkan tangannya dengan cepat ke tangan bersenjata agen tersebut dan menariknya hingga kehilangan keseimbangan serta tersandung ke depan sebelum mulai menghantamkan lututnya dengan ganas ke selangkangan lawannya.

_____________________

Anda melakukan serangan fatal! 2x Pukulan Kritikal! Target Anda membatu selama 2 detik!

——————————————————————

Meskipun ekspresi agen tersebut tertutup kacamata, teriakan kesakitan agen malang itu memberi tahu keefektifan serangan tersebut. Han Xiao memanfaatkan ketidakbergerakan sementara agen itu untuk terus-menerus menyerang dengan lututnya.

Duk! Duk! Duk!

-78! -81! -84!

'Maaf bung, aku tahu itu pasti sangat sakit, tapi bukan aku yang memutuskan untuk tidak menyertakan pelindung selangkangan di baju pelindungmu!'

HP si agen anjlok dan Han Xiao menghabisinya dengan merobek tenggorokannya menggunakan Lengan Mekanik. Sebelum Han Xiao bisa merayakan pembunuhan pertamanya, dia merasakan rasa sakit yang tajam di punggungnya. Dia segera menunduk dan menarik tubuh si agen ke atasnya sebagai perisai sementara dia merangkak ke pohon untuk berlindung.

_____________________

Anda terkena tembakan senapan runduk SWP! 68 DMG diterima!

Anda ditembak dengan peluru kaliber tinggi! Sekarang Anda mengalami pendarahan (medium)! Anda akan kehilangan 3 HP per detik selama 15 detik.

——————————————————————

Rasa sakit itu menyebabkan wajah Han Xiao memucat. Hanya satu tembakan sudah mengambil sepotong penuh bar HP-nya. Sayangnya, dia tidak punya waktu memerban luka tersebut.

"Sial!" Lima agen Night Owl yang tersisa kesal karena Han Xiao sudah membunuh rekan mereka. Mereka secepatnya mendekat sambil menembak, memojokkan Han Xiao.

Han Xiao segera memeriksa tubuh agen tadi dan memakai Rompi Kevlar-nya. Setidaknya masih berguna untuk menahan satu atau dua tembakan. Yang lebih penting, dia menemukan 3 fragmen granat G, yang salah satunya langsung dia lempar.

Kaboom!

Para agen harus berhenti menembak selagi mereka menunduk dengan kalut untuk berlindung.

"Tembak lagi, bajingan!" teriak Han Xiao dengan marah seraya melempar granat kedua, menyebabkan kelima agen dengan cepat tiarap ke tanah ketika mereka baru akan berdiri.

Setelah ledakan, benda hitam ketiga dilempar ke udara, tanpa sadar kelima agen tersebut merunduk sekali lagi. Namun, ketika tak ada ledakan setelah 2 detik berlalu, mereka mendongak dan melihat kalau itu hanyalah sebongkah batu.

Sementara itu, Han Xiao sudah menyerang maju ke arah agen berikutnya sambil menembakkan senapan serbunya dengan liar. Meskipun Han Xiao berhasil membunuh agen yang berlindung di rumput, sekarang dia kehabisan amunisi.

Han Xiao membuang senapannya dan melempar granat ketiga, mendapatkan sedikit waktu untuk mendekat. Ketika dia menabrak agen ketiga, menjatuhkan si agen, tembakan dari senapan serbu Silver Blade menancap di betisnya.

Han Xiao meringis. Cedera betis mempengaruhi kecepatan bergeraknya, jadi Han Xiao memutuskan untuk melompat ke si agen yang dijatuhkannya, menyebabkan mereka berguling bersama jauh dari garis pandang agen-agen lain di mana dia segera menghabisinya di belakang pohon. Tak ada harapan melawan Han Xiao pada pertempuran jarak bagi agen itu.

Namun masih ada tiga agen lagi! Meskipun peluang melawannya dan dia kehilangan setengah HP-nya, Han Xiao tetap tenang dan merencanakan langkah berikutnya untuk sesaat.

"Musuh mungkin akan …."

Sementara itu, Silver Blade tak percaya sepenuhnya. Dia terlalu meremehkan subjek tes tersebut, menyebabkan jumlah mereka berkurang setengah.

"Bom dia!" perintahnya.

Mereka melempar granat.

Kaboom!

"Apa dia mati?"

"Tetap waspada," jawab Silver Blade seraya dia dan kedua agen lain mendekat dengan perlahan.

Ketika mereka tiba di pohon, mereka melihat ada mayat terbakar di tanah. Dari sisa seragam yang ada, sepertinya itu Han Xiao.

"Akhirnya." Kedua agen menurunkan senjata mereka dan relaks.

"Tidak!" teriak Silver Blade tiba-tiba. "Tiarap!"

Next chapter