Setelah meletakkan pena merah tuanya, Klein meraih selembar kertas yang berisi pernyataan ramalan tadi dan bersandar ke kursinya.
Bibirnya bergerak-gerak ketika dia berulang kali berbisik, "Waktu makan malam Capim hari ini."
Suara Klein bergema di atas kabut abu-abu yang kosong, ketika matanya dengan cepat menjadi gelap, dan kelopak matanya pun terkulai.
Dalam pemandangan mimpi yang terbagi-bagi, dia melihat ruang makan yang luas dan elegan, yang dilengkapi dengan peralatan makan porselen berlapis emas, kaviar, ayam panggang, setup domba, rib eye steak, Ikan Tulang Naga goreng, sup krim kental, dan seterusnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com