webnovel

clara.pov

dingin, angin ini benar-benar dingin, namun diantara rasa dingin itu ada rasa nyaman pula, aku dilema antara bangun atau tetap membungkus diriku dengan selimut. selimut?

aku membuka mataku, mendapati diriku tengah terbaring di sebuah ranjang lebar yang empuk dan nyaman dengan selimut putih tebal lembut yang membungkus tubuhku. aku bangkit duduk perlahan, kutatap sekelilingku yang ternyata merupakan sebuah kamar tidur yang luas dan dengan berbagai perabot pelengkap dan cat berwarna putih tanpa wallpaper apapun. tunggu, sebelum aku selesai mengagumi kamar ini, lalu terlintas di kepalaku. sejak kapan aku tidur? seingatku kemarin aku menangis selama perjalanan ke rumah dave lalu si kurang ajar itu menyalakan tape begitu keras lalu.... aku lupa, mungkin aku tertidur saat itu. aneh, kenapabaku bisa tidur di malam hari begitu nyenyak tanpa terbangun sedikitpun? tidak mungkin hanya karena aku tidak tidur selama 24 jam sebelumnya membuatku bisa tidur dimalam hari senyenyak ini. yang benar saja, bahkan tidak tidur selama 32 jam pun aku pernah dan tetap tidak bisa tidur dimalam hari dan menjadikanku tidak tidur selama 48 jam lalu berakhir di rumah sakit hingga aku harus diopname, dibius dan diberi obat tidur dengan dosis tinggi agar aku bisa tidur. sangat tidak masuk akal. tapi tidak buruk juga, memang berbeda rasanya antara tidur di malam hari dan di siang hari. sekarang kurasakan tubuhku lebih segar daripada hari-hari sebelumnya.

kulihat sekelilingku sekali lagi, baru kusadari bahwa matahari telah terbit. dapat kulihat dari seluruh jendela kaca dan pintu kaca yang dibuka hingga membuat gorden putih tipisnya menari-nari tertiup angin.

aku menyingkap selimutku dan beranjak dari ranjang, berjalan menuju balkon.

"wow" hanya 3 huruf itu yang mampu keluar dari mulutku begitu mataku menangkap pemandangan yang begitu indah. di depanku dapat kulihat perpaduan hutan, jurang, perkebunan, dan semua yang bisa dilihat di kawasan pegunungan yang masih diselimuti kabut tipis. mungkin karena aku berada di wilayah yang tinggi, angin disini lebih kencang dari angin-angin yang pernah kutemui dan udaranyapun lebih dingin. kututup mataku dan ku hirup udara yang segar perlahan, angin yang menampar wajahku dan membelai rambut serta badanku begitu nyaman kurasakan. selama beberapa saat aku terus begini, menikmati suasana nyaman ini, sampai tiba-tiba seseorang datang.

"putri tidur udah bangun rupanya" argh... benar-benar mengganggu.

kubuka mataku dan kubalikan tubuhku. dave yang hanya memakai handuk kimono tengah berdiri bersandar pada daun pintu dengan tangan terlipat didada.

"pagi om...." sapaku pada suamiku dengan senyum di wajahku. dave tampak kesal mendengar sapaanku, mungkin karena aku memanggilnya dengan sebutan om.

"kamu tau, tidurmu bener-bener kaya beruang hibernasi, gak bisa dibangunin sama sekali. lain kali kalo kamu ketiduran di suatu tempat aku gak mau repot-repot gendong kamu lagi ke kamar" ujar dave.

"aku gak nyuruh kamu buat gendong aku, kalo kamu emang ngerasa repot gendong aku berarti kamu lemah, cuma gendong aku aja udah ngeluh. tapi.... tetep aja, makasih udah mau gendong aku" kataku tulus, aku memang tidak menyukai dave, tapi aku tidak bisa mengabaikan kebaikannya begitu saja.

dave hanya diam, tidak menanggapiku, aku jadi bingung apa yang harus kukatakan.

"kamu suka disini?" tanya dave.

"aku belum tau nantinya, aku baru bangun tidur, jadi gak tau keadaan disini gimana. tapi sejauh ini... aku suka" jawabku.

"sebenernya aku gak peduli kamu suka atau enggak, tapi selama kamu menjadi istriku kamu akan tinggal disini" kata dave dingin. aku mengerutkan kening.

"selama menjadi istri kamu? kamu berpikir pernikahan kita hanya akan bertahan sementara? dan kenapa kamu pake kata kamu akan tinggal disini? bukan kita?" tanyaku, aku tidak mengerti jalan pikir dave.

"aku gak ada rencana buat pertahanin hubungan kita, dan vila ini, ini cuma salah satu dari beberapa vilaku yang paling sering kusinggahi,aku gak bisa menetap di satu tempat aku gak ada alasan untuk benar-benar menetap disini" jawab dave tanpa expresi.

aku mengepalkan tanganku menahan emosi, orang macam apa dia itu?

"kalo gitu kenapa kamu nikahin aku?" tanyaku.

"menurut kamu kenapa?" dia balik bertanya.

"aku jelas gak tau apa tujuan kamu nikahin aku. yang jelas bukan karena cinta tentunya" jawabku.

"kamu gak percaya aku cinta kamu?" tanyanya.

"jelas enggaklah, mana ada orang tabrakan tiba-tiba jadi cinta? itu cuma ada di sinetron" kataku.

"kamu gak percaya dengan cinta pada pandangan pertama?" tanya dave, aku menggeleng.

"gak, itu cuma ada di komik, novel, dan sinetron" jawabku, aku memang suka mbaca komik dan membayangkan kejadian yang ada di komik akan terjadi padaku, tapi sampai saatt ini aku tidak percaya dengan cinta pada pandangan pertama. sangat mustahil.

"kalo kamu tau aku gak suka kamu kenapa kamu tetep terima aku? pernikahan ini gak akan terjadi seandainya kamu nolak" kata dave.

"itu kesalahan, kenapa aku gak cari tau siapa calon suamiku dulu waktu itu. tapi seandainya taupun, aku gak mungkin nolak, papa keliatan seneng banget sama kamu dan kaya berharap aku terima lamaran kamu, jadi ya udah aku terima aja" jawabku santai.

"kamu ngorbanin kabahagiaan seumur hidup kamu cuma buat kebahagiaan papamu? aneh" cemooh dave.

"aku gak berpikir gitu, papa yakin aku akan bahagia dengan menikah sama kamu, jadi aku yakin aku akan tetep bahagia, lagian aku sangat percaya sama kata-kata cinta ada karena terbiasa"ujarku. dave menatapku tajam.

"jangam berharap banyak clara, kamu akan sakit" kata dave.

"aku gak berharap banyak, aku sudah menikmati hidupku selama ini, cuma nambahin kamu di daftar orang yang kukenal gak akan berpengaruh besar padaku" kataku santai.

"terserah, aku udah peringatin kamu, sekarang cuci mukamu kalo perlu mandi sekalian, kita sarapan di bawah" kata dave, dan aku hanya bisa menurut.

Next chapter