Ning Rui mengangkat kepalanya dengan perasaan was-was. Walaupun ia merasa begitu cemas di dalam hatinya, ia tak berani membiarkan matanya berkeliaran. Meski pemuda di depan matanya terlihat berusia sama dengan putrinya yang baru saja wafat, ia tahu persis betapa keji dan sadisnya pemuda tampan di hadapannya ini.
Membunuh seseorang baginya, adalah suatu hal duniawi yang sama artinya dengan makan, dan itu tak akan membuatnya gelisah sedikit pun.
Bahkan Ning Rui tidak berani bersikap angkuh di hadapan Gu Ying.
"Aku berpikir apakah Tuan-tuan lain ada di sini hari ini?" Ning Rui berkata, suaranya menghamba.
Gu Ying melompati pagar itu sambil tertawa, tubuhnya yang gesit mendadak sudah muncul tepat di depan Ning Rui. Belati tajam ditekan ke tenggorokan Ning Rui, ujungnya yang tajam mengoyak kulitnya, dan setetes darah mengalir turun dari lehernya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com