231 Persembunyian

Translator: EndlessFantasy Translation Editor: EndlessFantasy Translation

Perkumpulan Menjangan Putih adalah kekuatan yang sangat terkenal di Benua Bulan. Meskipun tidak berada pada tingkat kekuatan transenden, total kekuatannya hanya kalah sedikit.

Tidak hanya itu, Perkumpulan Menjangan Putih hampir tidak pernah terlibat konflik dengan kekuatan lain. Tidak ada yang tahu seberapa kuat Perkumpulan Menjangan Putih sebenarnya, tetapi banyak orang menduga bahwa mungkin ada beberapa tokoh tangguh yang bersembunyi di dalamnya. Tentu, ini hanya dugaan. Karena Perkumpulan Menjangan Putih jarang berselisih dengan kelompok lain, tidak ada alasan bagi kekuatan lain untuk membuat masalah dengan Perkumpulan Menjangan Putih.

Tidak hanya itu, reputasi perkumpulan ini selalu baik. Mereka fokus pada pengajaran aksara dewa yang tangguh, yang setelah dituliskan akan memberikan efek senjata dewa yang tak terbayangkan. Namun, mereka hanya mengajarkan aksara dewa dan tidak membuat senjata. Jika seseorang ingin belajar, tentu saja mereka harus membayar sejumlah Batu Meteor Yuan.

Harus diakui bahwa Perkumpulan Menjangan Putih memiliki berbagai cara untuk menghasilkan uang. Hanya dengan keahlian mereka menulis aksara dewa, biaya sekolah yang mereka kumpulkan dari siswa sudah cukup untuk mendanai seluruh kegiatan perkumpulan, belum lagi sumber pendapatan mereka yang lain. Oleh karena itu, posisi Perkumpulan Menjangan Putih sangat penting dan tidak banyak yang akan menentang mereka.

Melalui beberapa penyelidikan kecil, Qin Wentian dengan mudah memperoleh informasi mengenai tempat apa yang dimiliki Perkumpulan Menjangan Putih. Namun, ia tidak bisa menahan nafas dalam hatinya.

Seperti kata pepatah: Para pertapa kecil bersembunyi di tempat-tempat terpencil, sementara para pertapa sejati tidak mempedulikan perhatian. Hal ini sangat benar bagi Perkumpulan Menjangan Putih; seharusnya tidak ada orang yang ingat bahwa cabang dari Kelompok Biru Langit yang 'bersembunyi' sejak dulu, ternyata telah menjadi Perkumpulan Menjangan Putih yang terkenal saat ini.

Qin Wentian dan kelompoknya telah tiba di luar perkumpulan ini. Tempat ini berkesan elegan, dan sudah ada barisan orang yang antri di luar.

"Hei, kau di sini juga?" Mata Fan Le cerah. Di depan mereka berdiri seorang gadis mengenakan gaun hijau giok yang tadi.

Ia mengerutkan kening ketika melihat Fan Le dan mulai mencurigai motif Fan Le.

"Apakah kau di sini untuk mempelajari aksara dewa juga?" tanya Qin Wentian, membuat kecurigaan di hati gadis itu berkurang, ia mengangguk.

"Wah, kebetulan sekali? Hihi, namaku Fan Le. Siapa namamu, Nona cantik?" Si Gendut mengulurkan tangannya namun gadis itu mengacuhkannya.

"Qin Wentian."

Qin Wentian tersenyum mengangguk ke arah perempuan muda itu.

"Leng Ning," jawab si cantik itu, "Apakah anjing kecil di tanganmu adalah binatang siluman? Ia sangat lucu."

Kepala Bajingan Kecil muncul dari pelukan Qin Wentian saat menatap Leng Ning. Setelah itu, matanya bersinar saat ia melompat keluar dari pelukan Qin Wentian, dan melompat ke arah Leng Ning.

Sebelum ada yang menyadari, Bajingan Kecil sudah meringkuk di antara belahan dada Leng Ning yang nyaman. Ia menggosok kepalanya dengan puas sambil mengeluarkan gonggongan kegembiraan sebelum meringkuk tenang dan menunjukkan bahwa berada disana terlihat sangat nyaman.

"Teman kecil yang menggemaskan." Wajah Leng Ning yang awalnya dingin segera mencair saat dengan lembut ia membelai bulu Bajingan Kecil.

Melihat ekspresi puas di wajah Bajingan Kecil, Fan Le hanya bisa menempatkan lengannya di pinggul sambil bergumam tak menyenangkan. Sungguh anak anjing yang mesum.

"Ada banyak orang di sini, apakah mereka semua ingin bergabung dengan perkumpulan ini untuk mempelajari tentang aksara dewa lebih lanjut?" Qin Wentian memandang sekitarnya ketika bertanya pada Leng Ning.

"Apakah kau seorang pengunjung dari benua lain?" Leng Ning menatap Qin Wentian.

"Ya, kami datang dari tempat yang sangat jauh," jawab Qin Wentian.

"Tidak heran, Perkumpulan Menjangan Putih hanya merekrut anggota baru sebulan sekali. Keberuntungan kalian benar-benar baik, kalian datang tepat pada periode perekrutan. Mereka akan mengajari kalian selama satu bulan, dan jika prestasi kalian dalam penulisan aksara dewa menunjukkan bakat yang bagus, kalian dapat terus berkultivasi di sini. Jika tidak, Perkumpulan Menjangan Putih tidak akan membuang waktu. Tentu saja, jika pencapaian kalian dalam penulisan aksara dewa mencapai tingkat yang sangat tinggi, Perkumpulan Menjangan Putih akan menawarkan untuk bergabung menjadi tetua tamu.

Leng Ning menangkap kesan pertama yang cukup bagus dari Qin Wentian, jadi ia dengan sabar menjelaskan semua hal itu kepadanya.

"Oh ya, bagaimana pencapaianmu dalam Penulisan Aksara Dewa? Jika kau tidak memiliki talenta, tidak perlu menyia-nyiakan Batu meteor Yuan," tambah Leng Ning. Bukannya ia memandang rendah Qin Wentian tetapi sebaliknya, ia mencoba menasihati dengan tulus.

"Kupikir aku termasuk cukup baik," gumam Qin Wentian. Pada kenyataannya, mengingat pencapaiannya dalam penulisan aksara dewa, ia seharusnya sudah bisa menjadi pengajar bagi para siswa. Ia tidak bermaksud membual akan hal itu.

"Aku percaya bahwa kau benar-benar dari tempat yang sangat jauh." Leng Ning mendelikkan matanya. Cukup bagus? Akan halnya pencapaian mereka penulisan aksara dewa, tidak banyak orang berani mengatakan bahwa diri mereka 'cukup bagus'. Meskipun orang ini cukup tampan, kata-katanya sedikit terlalu sombong. Mungkin ia tidak tahu bahwa beberapa siswa dari Perkumpulan Menjangan Putih ini telah mencapai pencapaian yang menakutkan di dalam penulisan aksara dewa.

"Jika kau ingin mendaftar untuk ikut ujian, dan tinggal di sini selama satu bulan untuk menerima bimbingan mereka, kau harus membayar dengan sepuluh Batu Meteor Yuan lapis ketiga," kata Leng Ning kepada mereka, karena kebaikan dari hatinya.

"Begitu mahal?" Qin Wentian sampai mengeluarkan keringat. Jika mereka berada di negeri Chu, sepuluh Batu Meteor Yuan lapis ketiga bisa dianggap sebagai kekayaan yang mengejutkan. Kebanyakan orang akan merasa hampir mustahil mengumpulkan kekayaan sebanyak ini, bahkan jika mereka harus mempertaruhkan hidup mereka di Hutan Kegelapan berulang kali.

Melihat keheranan Qin Wentian semakin menguatkan kecurigaan Leng Ning. Orang ini seperti ikan besar di kolam kecil dan tidak tahu seberapa besar sebenarnya dunia luar.

"Ya, tapi selama kau memiliki bakat yang cukup dan mencapai pencapaian yang tinggi dalam penulisan aksara dewa, saat itu kau bisa saja menuliskannya pada senjata dewa dan menjualnya. Mengapa khawatir tidak mendapatkan kembali modal investasi di awal?" Leng Ning melirik Qin Wentian lalu melanjutkan, "selain itu, aksara dewa adalah dasar dari pembentukan senjata dewa. Bagi seorang penulis aksara dewa yang mumpuni, ia tidak hanya bisa menjadi ahli senjata, setelah mencapai pencapaian yang cukup tinggi, ia juga dapat membentuk formasi yang kuat. Bagaimana mungkin sepuluh Batu Meteor Yuan lapis ketiga dianggap sebagai harga yang tinggi?"

"Oh, begitu." Qin Wentian mengangguk. Ia bahkan belum pernah mendengar tentang 'formasi' di negeri Chu. Negeri Chu memang tempat yang terlalu kecil.

"Apakah Perkumpulan Menjangan Putih memiliki tingkat pencapaian yang sangat tinggi mengenai aksara dewa?" tanya Wentian lagi, ia benar-benar ingin mengetahui detail konkret tentang seberapa kuat cabang Kelompok Biru Langit yang 'bersembunyi' itu.

Leng Ning benar-benar terdiam. Dia mendelikkan matanya dan tidak menjawab, membuat Qin Wentian tertawa canggung.

"Untuk seluruh para peserta," seorang lelaki tua muncul dari Perkumpulan Menjangan Putih, menatap kerumunan itu dan tersenyum. "Ikuti aku."

Kerumunan itu mengangguk dan mengikuti lelaki tua itu masuk ke dalam gedung Perkumpulan.

Sebenarnya, Perkumpulan Menjangan Putih adalah Klan Bailu. Namun, mereka lebih menyukai nama 'Perkumpulan'. Di dalam komplek perkumpulan ini terdapat paviliun dan bangunan, dengan jembatan-jembatan kecil dibangun di atas air yang mengalir, memberi aura yang subur dan tenang.

Orang tua itu membawa kerumunan itu ke tembok batu. Di dinding batu ini, banyak garis besar aksara dewa terlihat terukir di atasnya, mengesankan ketajaman, namun mata mereka tetap terpaku tanpa sadar, memperhatikan tanda-tanda dinding itu.

Kekuatan dalam aksara dewa berasal dari sumber yang misterius. Efek ajaib terjadi hanya pada saat simbol-simbol rahasia aksara dewa saling berpotongan dan menjalin, membentuk sebuah gambaran lengkap aksara dewa.

Qin Wentian bisa tahu dengan sekali pandang bahwa aksara dewa di dinding batu itu semuanya berada di peringkat kedua, dan orang yang menuliskannya juga pasti berada di tingkat master. Setiap goresan dari masing-masing garis itu terlihat hampir sempurna dan bahkan jika Qin Wentian sendiri yang menuliskannya, ia hanya bisa memperbaiki sedikit.

"Jika garis-garisnya sedikit lebih anggun, dengan lengkungan di ujungnya pada titik persimpangan terakhir, hal itu akan menjadi lebih sempurna. Sayang sekali," gumam Qin Wentian, membuat Leng Ning, berdiri di sampingnya tertegun. Baginya, tulisan di dinding batu itu sudah sangat indah, ini adalah sesuatu yang tidak bisa ia lakukan. Tapi dari kata-kata Qin Wentian ... orang ini benar-benar pembual. Terutama ekspresi di wajahnya, seolah-olah ia benar-benar percaya diri bahwa apa yang dikatakannya benar, hal ini menyebabkan Leng Ning terdiam.

"Sungguh besar omong." Sebuah suara mengejek terdengar. Qin Wentian mengalihkan pandangannya lalu melihat seorang pemuda mengenakan jubah kuning menatapnya sambil tertawa dingin. "Aksara dewa ini telah mencapai puncak kesempurnaan, masing-masing dan setiap goresan garis besarnya menjalin dengan sempurna membentuk gambar yang lengkap tanpa cacat. Tetapi dalam pandanganmu, ini masih bisa diperbaiki?"

Setelah ia selesai berbicara, tatapannya beralih kepada Leng Ning lalu ia tertawa. "Leng Ning, apakah ini temanmu?"

Leng Ning mengerutkan alisnya, orang ini juga ada di sini. Ia sengaja datang untuk membuat masalah ketika menyadari bahwa ia bersama Qin Wentian dan kelompoknya. Meskipun aksara dewa ini tampak sangat sempurna, ia masih bisa melihatnya agak jauh dari kesempurnaan. Pemuda berpakaian kuning itu pasti ingin mengatakan hal itu juga, namun kata-katanya mengatakan sebaliknya, menunjukkan dengan jelas bahwa ia di sini untuk membuat masalah.

"Yan Kong, apa hubungannya dengan kau?" Leng Ning menjawab dingin.

"Memang, ini tidak ada hubungannya denganku. Aku hanya khawatir bahwa sifat baikmu mungkin dimanfaatkan oleh orang asing. Betapa sombongnya." Yan Kong tertawa keras, menyebabkan banyak orang di kerumunan itu mengalihkan perhatian kepada mereka.

Fan Le menyipitkan matanya menatap Yan Kong. Dengan tingkat kultivasi hanya di tingkat ketiga Yuanfu? Ia akan tergencet seperti serangga jika Chu Mang menamparnya. Bagaimana mungkin ia berani sesombong itu.

"Hei sayang, siapa si Dungu ini?" Fan Le bertanya pada Leng Ning, membuat gadis itu sedikit terpana. "Dungu?"

"Karena ia sudah tahu bahwa ini tidak ada hubungannya dengan dirinya, mengapa dia masih berdiri di sini membual omong kosong? Jika ia bukan seorang dungu, lalu apa?" Kesan simpati bisa terlihat dalam pandangan Fan Le saat ia memandang ke arah Yan Kong. Hal ini membuat wajah Yan Kong menjadi kaku ketika dia menatap Fan Le, cahaya dingin berkilauan di matanya.

"Haaa …." Leng Ning mencoba menutupi mulutnya, tetapi tawanya masih bergema. Ia menyadari bahwa si Gendut ini tidak menjengkelkan seperti yang ia kira.

"Leng Ning, kau sangat cantik, kau tahu?" Fan Le tersenyum. Setelah mendengar suara tawa Leng Ning yang renyah, ia menyapukan pandangannya ke sosok gadis itu lagi.

Kerumunan itu sejenak tertegun dan mulai berkeringat. Orang ini ... bahkan jika ia ingin mendekati gadis itu, ia tidak perlu bersikap sefrontal itu, kan?

Qin Wentian segera berbalik dan pergi, berpura-pura tidak mengenal orang yang tak tahu malu ini.

"Idiot." Yan Kong menatap Fan Le dengan dingin. Setelah itu, ia mengalihkan pandangannya ke arah Leng Ning sambil melanjutkan, "Leng Ning, aku harus memujimu atas 'seleramu'."

Leng Ning tidak menduga Fan Le akan sangat gombal, saat ini ia telah kehilangan kata-kata.

"Diam." Ketika itu, seorang pria tua yang memimpin rombongan itu berbicara. Keributan itu mereda ketika kerumunan itu mengarahkan perhatian mereka kepadanya. Tak lama kemudian, seorang wanita muda muncul di samping lelaki tua itu, mengenakan jubah panjang yang ketat dan menonjolkan lekuk tubuhnya dan berwarna hitam. Lekuk tubuhnya terlihat jelas, dan tubuh yang seksi itu tidak kalah sedikit pun jika dibandingkan dengan Leng Ning. Dadanya tampak lebih besar dan leher putihnya yang indah menyerupai bangau dari surga. Penampilannya sangat luar biasa sehingga tidak ada yang ingin memalingkan wajah darinya.

Tidak hanya ia memiliki sosok yang sangat menawan, wajahnya adalah wajah malaikat yang memancarkan kemurnian, memberi perasaan kontras yang menyenangkan.

Mata Fan Le berbinar, ia sangat menyukai Benua Bulan, sangat, sangat menyukainya. Di sini wanita cantik sama umumnya dengan awan dan mereka semua memiliki kualitas yang sangat tinggi. Musim semi bagi si Gendut telah datang!

"Bailu Yi, penulis aksara dewa terhebat di Perkumpulan Menjangan Putih dari kalangan generasi muda. Tidak hanya ia bisa menulis aksara dewa tingkat ketiga, torehannya juga sangat rumit. Selain itu, semua lelaki yang mengejarnya adalah sosok yang luar biasa, kalian tidak punya harapan sama sekali," Leng Ning menjelaskan dengan suara rendah, setelah melihat sorot mata si Gendut.

Qin Wentian memperhatikan Bailu Yi, memang ia adalah seorang wanita yang memancarkan pesona, dan dengan menatapnya saja akan membuat orang tidak bisa melupakan penampilannya. Dan yang lebih mengejutkan adalah ia ternyata bisa menuliskan aksara dewa tingkat tiga pada usia yang begitu muda. Ia sendiri tahu betapa sulitnya memahami dan menulis aksara dewa tingkat ketiga.

"Memang tidak buruk," komentar Qin Wentian ringan, membuat Leng Ning benar-benar tercengang. Kemampuan untuk menuliskan aksara dewa tingkat ketiga hanya mendapat pujian 'tidak buruk'? Dia seharusnya sudah dianggap sebagai 'monster'.

Lelaki tampan di hadapannya ini, membual dengan wajah yang polos, dan tanpa sedikit pun rasa malu. Seolah-olah kata-katanya memang sudah benar dan pasti.

avataravatar
Next chapter