webnovel

Sebuah Lelucon yang "Tidak Lucu"

Editor: EndlessFantasy Translation

Qin Wentian tentu saja bisa merasakan kebencian yang memancar dari Tetua yang berbicara itu. Meskipun ia tidak tertarik pada sesuatu yang berhubungan dengan Perguruan Kerajaan, tetapi bagaimana mereka bisa mencuri lukisannya?

Jadi, tanpa disangka, ia bukannya mundur tetapi memilih untuk melangkah maju. Lalu ia menjawab sambil tersenyum, "Tentu tidak ada masalah meminta saya untuk mundur. Tapi saya hanya ingin membawa lukisan milik saya kembali."

"Lukisanmu?" Tetua ini adalah orang yang mendapatkan lukisan dari Xue Yuan. Ia menatap Qin Wentian dengan tidak percaya.

"Ya, lukisan ini milikku." Qin Wentian menjawab tenang sambil menunjuk lukisan itu.

Namun, ketika suaranya mereda, tidak ada kehebohan apapun yang ia bayangkan akan muncul. Para hadirin hanya sedikit terpana, tatapan mereka jatuh kepadanya.

Ia telah mengatakan bahwa lukisan yang dipajang di galeri Perguruan Kerajaan itu adalah miliknya. Apakah ini lelucon?

Jika lukisan itu memang miliknya, Perguruan Kerajaan akan memberinya perlakuan istimewa seperti tamu yang terhormat bukan malah memintanya mundur dan berdiri di belakang. Bukankah ini mempermalukan kecerdasan Perguruan Kerajaan?

Lelucon ini sama sekali tidak lucu, dan bahkan bisa dianggap garing.

"Milikmu? Kau adalah penulis aksara dewa?" Tetua itu berkomentar dengan sinis seolah-olah itu adalah hal terlucu yang pernah ia dengar.

"Ya." Qin Wentian dengan tulus menganggukkan kepalanya. Lukisan itu memang miliknya.

"Kau ..." Setelah melihat bahwa Qin Wentian benar-benar menganggukkan kepalanya, wajahnya yang muda dan tampan itu memang menunjukkan tampang yang 'memang benar aku pemiliknya". Para hadirin menunjukkan ekspresi yang semakin tertarik. Mungkinkah lukisan ini benar-benar miliknya?

Tetua itu merenungkan kata-kata Qin Wentian, dan ekspresi aneh muncul di wajahnya. Wajah Qin Wentian sangat jujur, dan ia berbicara dengan wajah yang lurus. Tapi ia secara pribadi meminjam lukisan ini dari Xue Yuan, yang seharusnya tidak memiliki koneksi dengan Qin Wentian. Jika begitu, sejak kapan lukisan ini menjadi milik Qin Wentian? Dan yang lebih konyol lagi adalah Qin Wentian mengklaim bahwa dialah yang menciptakannya?

"Apakah semua siswa dari Perguruan Bintang Kekaisaran tidak tahu malu seperti kau?" Tetua itu bertanya dengan dingin, suaranya dipenuhi dengan ejekan.

Meskipun status Qin Wentian saat ini luar biasa di Perguruan Bintang Kekaisaran, tapi ini adalah Perguruan Kerajaan. Dengan sesumbar tanpa malu-malu, bukankah ia dengan sengaja mempermalukan diri sendiri?

Tatapan banyak orang dalam kerumunan itu beralih dari Qin Wentian. Namun, terpancar di mata mereka jejak-jejak ketertarikan. Orang ini sangat menarik.

"Bocah kecil, aku pernah mendengar kabar burung tentangmu sebelumnya. Jenius muda penulis aksara dewa tingkat ketiga dari Graha Senjata Dewa. Namun, apakah kau benar-benar mengerti apa arti aksara dewa berbentuk Manusia ini? Berkenaan dengan penciptaan aksara dewa yang menantang langit ini, bahkan para penulis aksara dewa tingkat ketiga yang memiliki pengalaman bertahun-tahun pun akan merasa sangat sulit untuk melukis karya semacam ini, apalagi menciptakannya. Kau harus bangun dari mimpimu."

Di samping lukisan itu, seorang mahaguru ahli senjata sedang berbicara pada Qin Wentian. Nada bicaranya sedikit menggurui seperti seorang Tetua kepada generasi yang lebih muda.

Saat ia berbicara, banyak ahli senjata di aula galeri itu menunjukkan ekspresi hormat di wajah mereka. Orang tua ini adalah penulis aksara dewa tingkat ketiga dan memiliki posisi yang sangat dihormati di dunia penempaan senjata.

Di belakang Qin Wentian, Mu Rou sedikit muram. Apa yang sedang dilakukan Qin Wentian?

Ia melangkah ke depan, dan menarik lengan Qin Wentian sedikit sambil berbisik, "Bagaimana kalau kita jalan-jalan?"

Qin Wentian mengalihkan pandangannya kepada Mu Rou saat dengan serius ia menjawab, "Lukisan ini benar-benar aku yang buat. Bukan cuma itu, ini adalah hadiah yang kupersiapkan untuk ulang tahunmu."

Dengan tercengang, Mu Rou mengamati ekspresi serius yang tampak di wajah Qin Wentian. Sepertinya ia tidak bercanda.

Dan sepanjang pengetahuannya, Qin Wentian tidak akan pernah membuat lelucon dengan hal-hal semacam itu.

Lalu, mungkinkah apa yang dikatakan Qin Wentian itu benar?

Lukisan yang telah menciptakan gelombang kegemparan yang sebesar itu, bahkan mengguncang dunia para ahli senjata yang terhormat, ternyata adalah hadiah yang disiapkan untuknya?

Jangankan orang lain, bahkan Mu Rou sendiri merasa sulit mempercayainya.

Namun demikian, Mu Rou perlahan mulai mempercayai Qin Wentian. Tetapi ketika kata-kata Qin Wentian sampai ke telinga kerumunan itu, semua yang mendengarnya hanya menganggapnya sebagai lelucon. Karya yang menantang langit seperti itu hanya diberikan begitu saja sebagai hadiah ulang tahun?

"Benar-benar omong kosong. Hadiah ulang tahun? Sangat konyol." Tetua itu dengan jijik dan dingin mendengus. Kata-kata Qin Wentian semakin menggelikan saat ini.

"Anak laki-laki dari Klan Qin. Jika kau ingin berbohong, seharusnya kau berbohong dengan lebih meyakinkan!"

Saat itu, sebuah suara yang akrab terdengar. Qin Wentian mengalihkan pandangannya, hanya untuk melihat bahwa yang berbicara tidak lain adalah Murin dari Perkumpulan Sungai Bintang.

"Terhadap orang-orang sepertimu, bahkan menatapmu saja membuat mataku terasa kotor. Aku tidak perlu berbohong kepadamu," kata Qin Wentian. Setiap kali ia melihat wajah Murin yang tenang dan sombong, tanpa sadar ia teringat tentang jiwa berbisa yang ada di tubuh Murin.

Jika diberi pilihan, ia bahkan tidak sudi untuk melihat Murin. Dengan cepat setelah itu, ia mengalihkan pandangannya dari Murin. Karena ia belum memiliki kemampuan untuk membuat Murin membayar harga atas tindakannya di masa lalu, mengapa ia harus merasa jijik menatap Murin?

Raut wajah Murin berubah membeku saat ia mendengar kata-kata Qin Wentian. Ia menjawab dingin, "Kurangnya rasa hormatmu terhadap orang yang lebih tua, membuatku benar-benar mengagumi metode pengajaran Klan Qin. Tidak heran mereka menghasilkan pengkhianat seperti Qin Chuan."

Kata-kata Murin bahkan lebih jahat dan berkali-kali lebih berbisa dari pernyataan Qin Wentian sebelumnya.

"Aku ingin tahu siapa dibalik orang yang mengiming-imingiku dan anggota klanku untuk pergi ke Perkumpulan Sungai Bintang, lalu mengkhianati keluargaku demi Klan Ye, dan mengambil alih kepemilikan aksara dewa milik asistennya. Sangat sulit membayangkan bahwa orang sepertimu juga akan menginginkan rasa hormat atas perbuatanmu. Aku benar-benar ingin tahu seberapa tebal kulitmu," Qin Wentian menggelengkan kepalanya saat berbicara, tanpa sedikitmu melihat ke arah Murin.

Alis Murin mengerut rapat, saat ekspresi ketertarikan muncul di wajah orang-orang yang hadir disitu. Namun, saat itu, Tetua dari Perguruan Kerajaan itu sekali lagi berkata.

"Aku tidak peduli bagaimana Perguruan Bintang Kekaisaran mengajarimu, tapi ini adalah Perguruan Kerajaan. Perguruan Kerajaan tidak menyambut orang-orang yang kasar sepertimu." Tetua itu memandang Qin Wentian dan melanjutkan, "Enyah!"

Nada ucapan Tetua itu mengandung kekuatan di dalamnya. Meskipun sudah bertahun-tahun menjadi guru, ia belum pernah bertemu dengan siswa yang bengal seperti itu. Apa lagi, siswa itu sebenarnya dari Perguruan Bintang Kekaisaran.

"Yah, aku memang ingin pergi. Tetapi masalahnya adalah bahwa tanpa izinku, Perguruan Kerajaan telah berani memajang lukisanku di depan umum dan malah ingin mengusirku dengan cara ini."

Sejak awal perdebatan itu, Qin Wentian telah menunjukkan ekspresi serius di wajahnya. Kata-katanya tentu saja menyebabkan kegemparan. Siswa dari Perguruan Kerajaan mulai mengutuk marah, "Ini pertama kali aku bertemu orang yang benar-benar tak tahu malu."

"Jika aku jadi dia, aku pasti sudah pergi sejauh mungkin."

Suara-suara yang tidak ramah mengalir keluar satu per satu. Bagaimanapun, ini adalah Perguruan Kerajaan.

Bagi Qin Wentian, tempat ini dipenuhi dengan permusuhan.

"Apakah kau benar-benar ingin aku sendiri yang bergerak agar kau pergi dari sini?" Tetua itu maju selangkah, dan melepaskan tekanan yang besar pada Qin Wentian.

Namun tak disangka, Qin Wentian mulai tertawa terbahak-bahak. Senyum yang cerah mengembang di wajahnya.

"Perguruan Kerajaan mewakili wajah dan kehormatan Klan Kerajaan. Di Ibukota Kerajaan Chu, adalah perguruan beladiri yang top selain Perguruan Bintang Kekaisaran. Awalnya aku berpikir bahwa Perguruan Kerajaan akan memiliki kelapangan hati, tetapi sepertinya aku salah." Qin Wentian perlahan menjawab saat menatap wajah Tetua itu. "Segalanya akan segera jelas. Biarkan kuberi kau peringatan. Semakin kau bertindak seperti ini, semakin parah prestise Perguruan Kerajaan akan ternoda."

Melihat wajah baja Qin Wentian yang tegas, banyak di antara para penonton mulai goyah.

Qin Wentian tidak punya alasan untuk memuntahkan omong kosong apa pun di sini. Mungkinkah semua yang dikatakannya itu benar?

"Perkumpulan Kurir Langit telah melakukan penyelidikannya. Aku yakin kita semua akan segera mendapat jawaban." Qin Wentian melanjutkan.

"Benar-benar omong kosong." Tetua itu mendengus dingin. Sejak kapan ini ada hubungannya dengan Perkumpulan Kurir Langit?

Namun, tepat saat itu beberapa siluet melangkah santai. Mereka tidak lain adalah orang-orang dari Perkumpulan Kurir Langit.

Mereka berjalan ke depan kerumunan, dan setelah melihat peristiwa yang terjadi, mereka tidak tahan untuk tanpa sadar mengutuk orang-orang dari Perguruan Kerajaan karena begitu bodoh. Tidak bisakah mereka mengikuti instruksi sederhana? Jika lukisan itu telah disampaikan kepada Mu Rou, peristiwa ini takkan pernah terjadi.

Dengan situasi saat ini ... Jika mereka mengungkapkan kebenarannya sekarang, di mana Perguruan Kerajaan menyembunyikan wajah mereka?

"Tetua, mm, apakah kau keberatan jika aku menyela?" Orang yang bertanggung jawab dari Perkumpulan Kurir Langit berbicara kepada Tetua itu, yang alisnya berkerut. Situasi ini agak aneh.

"Katakan saja apa yang ingin kau katakan langsung di depan umum. Aku menyewa Perkumpulan Kurir Langit untuk mengirimkan hadiahku, tetapi tak disangka timbul masalah seperti ini karena kelalaianmu. Jangan bilang bahwa kau masih ingin menyelesaikan masalah ini dengan diam-diam di bawah meja?" Qin Wentian menatap anggota Perkumpulan Kurir Langit saat berbicara dengan tenang.

"Hmph." Tetua itu dengan dingin mendengus. Ia menjawab perwakilan dari Perkumpulan Kurir Langit, "Apa pun yang kau katakan, katakan saja. Tidak perlu menyembunyikan apa pun."

Perwakilan itu memiliki ekspresi canggung di wajahnya. Ia meminta maaf membungkukkan badan kepada Qin Wentian dan Tetua itu, menyatakan bahwa, "Mengenai masalah ini, kesalahannya ada pada Perkumpulan Kurir Langit."

Setelah melihat adegan ini, banyak penonton yang gempar. Tampaknya sangat mungkin ada sesuatu yang salah dengan asal mula lukisan itu.

Perkumpulan Kurir Langit mengambil inisiatif untuk meminta maaf kepada kedua pihak yang terlibat. Mereka memang pantas mendapatkan gelar mereka sebagai salah satu dari tiga perusahaan terbesar di Negeri Chu.

"Tetua, apakah lukisan ini berasal dari seorang siswi Perguruan Kerajaan bernama Xue Yuan?" Perwakilan itu bertanya.

"Ya." Tetua itu mengerutkan alisnya saat ia mengangguk tanda setuju.

"Jika begitu, tidak ada keraguan bahwa pemilik sebenarnya dari lukisan ini adalah Qin Wentian dari Perguruan Bintang Kekaisaran." Perwakilan itu sekali lagi membungkuk meminta maaf kepada Tetua dari Perguruan Kerajaan itu.

Namun, tidak ada yang memperhatikan apa yang ia lakukan.

Kata-katanya menghancurkan kekosongan ruang hening seperti tembakan meriam, membuat banyak hati bergetar hebat.

Apakah ini lelucon?

Jika ini hanya lelucon, bukankah itu terlalu garing?

Skenario seperti ini, bukankah terlalu dramatis? Di mana Perguruan Kerajaan akan menyembunyikan wajah mereka sekarang?

Terutama karena sebelumnya, suara Tetua Perguruan Kerajaan itu telah begitu kuat dan bergema kemana-mana, yakin sepenuhnya bahwa apa yang dikatakan Qin Wentian hanyalah rentetan omong kosong.

Next chapter