webnovel

Paman Miller

Editor: AL_Squad

Gang di belakang Penginapan Kuda Ganas.

Pencuri muda itu menguap, tidak memperhatikan karena bosan.

Tugas ini sangat membosankan. Targetnya adalah seorang petarung setengah peri yang tampaknya diinginkan oleh bos mereka. Namun, bos hanya meminta mereka untuk berjaga-jaga dan melaporkan kedaaannya sesuai jadwal.

"Ah… siapa juga yang mau keluar ke jalanan di tengah malam seperti ini? Bertemu dengan petugas patrol akan membuat banyak masalah. "Pencuri itu berusaha untuk tetap terjaga."

Bos Acheron adalah orang yang sangat ambisius, tidak lagi puas hanya dengan mengumpulkan biaya perlindungan dalam skala kecil. Dia sekarang mencoba masuk ke dunia bawah tanah. Setiap anggota tahu jika mereka mengacaukan tugas mereka nyawa mereka adalah taruhannya.

"Hmmm? Suara apa itu?'

Si Pencuri tiba-tiba menoleh kebelakangnya, waspada. Gang gelap dan kosong, dan dia sendirian.

'Am I overthinking?' The Thief frowned for a moment, before slowly turning back.

'Apakah aku terlalu banyak berpikir?' Si Pencuri mengerutkan keningnya untuk beberapa saat, sebelum secara perlahan membalikkan badannya kembali.

...

'Persepsi orang itu mengagumkan.'

Reaksi Pencuri itu mengejutkan Marvin dan membuatnya mundur setengah langkah.

[Menghilang] Seorang Ranger tidak bisa dibandingkan dengan cara [Menghilang] seorang Pencuri saat berada di kota, karena akan melemah sebesar 40%. Terlebih 24 SP [Menghilang]-nya ketika berhadapan dengan Pencuri yang persepsinya lumayan tinggi. Karena mereka bukan di alam liar, Marvin tidak memiliki keuntungan.

Untungnya, dia dengan sempurna telah menebak jangkauan persepsi si Pencuri.

Jantung Marvin berdetak kencang. Jika dia mencoba untuk lebih dekat, si Pencuri pasti akan menemukan dia. Jika itu terjadi, dia akan memperingatkan yang lain dan masalah malam ini akan menjadi lebih sulit untuk diselesaikan.

Dia bersembunyi di tempat yang gelap, merenung, dan akhirnya memutuskan untuk menggunakan 20 SP yang dia simpan tadi. 20 SP itu dia tambahkan semuanya ke [Menghilang] walaupun tidak mencapai 50 untuk pindah ke tahap berikutnya, 44 seharusnya sudah cukup untuk sekarang.

Begitu dia selesai meningkatkan skill-nya, dia membungkuk ke depan sekali lagi, mengambil langkah maju ke arah si Pencuri.

Seperti yang diharapkan, kali ini si Pencuri tidak bereaksi sama sekali, masih tetap fokus mengawasi pintu belakang penginapan.

Sisanya mudah untuk diatasi.

Marvin berjalan dengan tenang dengan langkah-langkah seperti kucing ke belakang si Pencuri dan siap menerkamnya. Dia dengan terampil menutup mulut si Pencuri itu dengan tangannya dan mengeksekusi [Potong Tenggorokan], menyebabkan darah muncrat keluar.

Terlepas dari bau darah yang memenuhi udara, tidak ada jejak serangan yang tersisa.

Marvin cepat-cepat mengurus badan dari si Pencuri level 2 tersebut. Dia berhasil mendapatkan beberapa bahan perangkap dan 30 perak. Gangster ini tidak terlalu kaya karena perlengkapan mereka lebih buruk daripada belati melengkung yang dimiliki oleh Marvin. Ini kemungkinan digunakan untuk menakut-nakuti masyarakat sekitar. Akan sangat tidak berguna jika digunakan dalam pertarungan antar petualang.

Marvin menarik tubuh si Pencuri tadi ke saluran pembuangan. Mayat orang yang terbunuh akan ditemukan di sana setiap hari. Selain mereka yang mencari mayat, tidak ada orang yang tertarik dengan tempat ini.

Diam-diam memasuki penginapan dan masih menggunakan [Menghilang], Marvin menaiki tangga dan hendak memasuki kamar.

Tapi ketika pintu dibuka, sebuah benda dengan cepatnya berhenti di lehernya.

"Bocah Licik! Apa yang kalian coba lakukan?" seorang wanita dengan dingin berkata.

Marvin dengan cepat berkata sambil tersenyum paksa, "Kakak Anna, ini aku!"

"Tuan Muda Marvin?"

Sebuah lilin dinyalakan dan ruangan yang gelap dan tenang itu sekarang sedikit cerah.

Tangan kiri Anna memegang lilin sementara tangan kanannya memegang pedang. Dia memiliki ekspresi kagum di wajahnya.

"Bukankah anda bilang tidak akan kembali malam ini? Saya pikir anda akan menghabiskan malam di Gereja Perak."

Marvin menggelengkan kepalanya. Gereja Perak memang menyediakan tempat peristirahatan bagi para petualang, tetapi harga sewanya jauh lebih mahal.

"Dengar Anna, kita hanya punya 15 menit," Marvin berkata dengan cepat. Matanya melihat sekitar ruangan kamar, memeriksa setiap inci dari tempat itu dan secara mengejutkan mendapati bahwa ada tirai yang menutupi jendela.

"Apakah kamu menemukan sesuatu?" Dia melihat ke arah Anna.

Anna ragu-ragu dan menujuk ke arah jendela menggunakan pedangnya. "Kata-kata mengingatkan saya, saya mengintai sebentar dan menemukan ada orang di jalanan yang menatap ke arah penginapan, tepatnya ke kamar kita."

"Orang-orang Acheron." Marvin mengangguk. "Dua di pintu depan, satu lagi di belakang."

"Tuan muda Marvin! Bagaimana anda tiba-tiba…" Anna melihat Marvin dengan terkejut, seperti sedang melihat orang lain.

"Tidak ada waktu untuk menjelaskan detailnya," Marvin menjelaskan dengan ketetapan hati. "Anna, kamu harus percaya padaku. Ketika aku baru pulih dari demam, pikiran aku menjadi lebih jernih dan menjadi sadar akan apa yang harus aku lakukan. Sebagai tambahan aku memperoleh beberapa petunjuk."

"Petunjuk?" Dia menjadi lebih bingung ketika dia melihat Marvin yang sangat misterius.

Marvin mengarang sesuatu. "Saat aku kehilangan kesadaran, aku bermimpi banyak hal termasuk seorang pria yang mengaku sebagai guruku. Dalam mimpi itu, dia mengajarkan banyak hal. Dan belum lama ini aku mengikuti arahannya dan menyelesaikan beberapa tindakan yang sangat diperlukan. Lihat!"

Saat dia selesai berbicara, dia menunjukan lencana rusa sika.

"Lencana Ranger? Tuan Muda Marvin, bagaimana anda tiba-tiba menjadi seorang Ranger? Bagaimana bisa?"

Anna benar-benar terkejut, berfikir, 'Ketika orang-orang biasa ingin menjadi petualang, mereka harus berlatih bertahun-tahun, tapi Tuan Muda Marvin tidak pernah menjalani pelatihan sebelumnya. Lencana Ranger itu bukan lencana palsukan? Apakah dia bertemu seorang penipu lagi?'

Dibandingkan dengan Marvin yang mengubah hidupnya menjadi seorang Ranger yang berkualitas, Anna cenderung lebih yakin teori kalau dia ditipu.

Memperhatikan ekspresi Anna, Marvin tahu kalau dia tidak percaya. Dia cepat-cepat berkata dengan nada berat, "Ambil semua barang-barang penting dan tinggalkan sisanya. Dan juga tinggalkan surat untuk pemilik penginapan untuk membantu mengelola barang-barang kita. Kita akan kembali lagi nanti untuk mengambilnya."

"Aku butuh bantuanmu, sekarang!"

Suara Marvin yang tegas membuat Anna sadar. Dia bersumpah kalau dia bertemu dengan orang yang menipu Tuan Muda Marvin, dia akan memotongnya menjadi ribuan keping.

Tapi untuk sekarang, dia hanya bisa menunduk dan menurut. Dia siap untuk menangani segala macam situasi berkat pelatihannya sejak kecil untuk menjadi pengawal yang berkualitas dan seorang kepala pelayan yang kompeten, dia adalah asisten paling berharga dari Penguasa Lembah Sungai Putih. Ketika Marvin membuat keputusan, dia hanya bisa mendukung sepenuhnya.

Keduanya dengan cepat berkemas dan diam-diam pergi lewat pintu belakang.

...

Di gang yang sunyi, Marvin berbisik, "Aku telah mengamati mereka sebelumnya. Para penjaga dari Acheron memeriksa setiap 20 menit menggunakan kicauan frankolin cina, dan tiga kicauan berarti semuanya normal. Sayangnya, kita tidak memiliki apapun untuk meniru kicauan itu. Oleh karena itu waktu kita sangat terbatas."

"Saya tidak mengerti maksud anda." Anna bertanya dengan lembut, "Anda bilang ada penjaga yang berjaga di pintu belakang, jadi dimana dia ?"

Marvin batuk, bergumam, "Disana, di saluran pembuangan."

Anna terdiam, pikirannya kacau. Dia menyadari Tuan Muda Marvin yang baik hati telah membunuh seseorang dengan tangannya sendiri.

Tetapi dia tidak dapat memahami Marvin yang menjadi aneh seperti itu.

Seorang bijak pernah berkata bahwa potensi seorang manusia tidak terbatas. Ketika seseorang berada dalam situasi putus asa, beberapa perubahan akan terjadi dan apakah itu baik atau buruk, tidak peduli bagaimana mereka berubah, manusia akan selalu hidup.

Hari ini, Lembah Sungai Putih dan Tuan Muda Marvin mereka berdua telah menderita kehilangan yang besar, sangat luar biasa untuk pemuda berusia 14 tahun ini. Ini tidak sepenuhnya mustahil bagi Tuan Muda Marvin yang baik hati menjadi tegas dan berdarah dingin.

Hanya saja dia sedikit khawatir, khawatir kalau Marvin akan terjun ke kegelapan.

Bagaimanapun juga, karena penjaga belakang telah ditangani oleh Marvin, berapa lama lagi sampai penjaga yang lain menyadari bahwa temannya telah mati?

Itulah mengapa Marvin berkata kalau mereka tidak mempunyai banyak waktu.

"Saya akan membunuh mereka." Anna menunjukkan niatan untuk membunuh. Beberapa saat yang lalu, Marvin menjelaskan kalau di menderita serangan dari Geng Acheron dan hanya mengandalkan petunjuk mentor dari mimpinya sehingga dia bisa menghindari krisis dan kembali ke penginapan.

Ini membuat Anna terkejut dan marah. Siapa yang berani mengejar Tuan Muda Marvin, dia pasti tidak akan membiarkan mereka lolos begitu saja.

"Tidak, Anna! Jika itu hanya tentang membunuh mereka, aku tidak akan meminta bantuanmu."

Marvin dengan tenang melanjutkan, "Kita berdua harus tetap hidup."

"Hidup?" Anna mengerutkan kening.

"Karena aku ingin tahu siapa yang ingin membunuhku. Geng Acheron tidak akan menyerangku tanpa alasan yang pasti jadi pasti ada seseorang yang menghasut mereka untuk melakukan itu.

Marvin dengan tenang berkata, "Dalam opiniku, tidak ada seorangpun di Kota Pinggiran Sungai yang membenci keluargaku."

"Tidak!" Anna sepertinya mengingat sesuatu dengan ekspresi kaget, sebelum menjadi sangat marah.

"Apa yang terjadi? Anna?" Marvin bertanya.

"Tuan Muda, saya pikir saya tahu siapa yang mengincar anda."

Kata Anna sambil menggertakkan giginya, "Beberapa hari ini , saya terpaksa bekerja di tempat paman anda Miller. Terakhir saya secara tidak sengaja mendengar sesuatu yang menunjukkan kalau dia itu dekat dengan Geng Acheron."

"Pemimpin Geng Acheron, Diapheis, datang sendiri mengunjungi kediaman paman anda beberapa hari yang lalu dan pergi dengan sejumlah perhiasan yang cukup banyak! Juru masak yang bernama Tina melihat dan memberitahukan saya gosip itu. Itu tampak tidak relevan pada waktu itu jadi saya tidak terlalu peduli.

"Tapi asumsi saya sekarang bahwa orang yang menginginkan hidup anda adalah paman anda sendiri paman Miller!!!"

"Paman Miller?" ekspresi Marvin menjadi kosong saat dia mulai mengingat kenangannya.

Next chapter