Jari-jemari Qin Mo terhenti.
Dia tidak pernah berekspektasi akan postingan sedemikian dari anak muda itu.
Anak itu tidak sepenuhnya tanpa hati nurani.
Tetapi ….
Qin Mo mengangkat kelopak matanya, melirik kepala bola berbulu empuk itu, menarik ponselnya ke samping. Dia tidak tertarik menjadi saudara dekat anak itu.
"Kenapa kok kayaknya kerumunan orang-orang ini bertambah?" Lin Feng memain-mainkan nasi di piringnya sambil menatap Yun Hu. "Cepat makan. Apa kita kabur begitu kita selesai?"
Yun Hu menjawab dengan masa bodoh, "Mmh," sebelum menambahkan, "Beri aku iga lagi."
"Nih."
Lin Feng awalnya ingin menempatkan iga-nya ke piring Yun Hu, tetapi saat dia meraih iga, Yun Hu memiringkan tubuhnya dan menggigit iga itu di sumpitnya.
Lin Feng melirik lekuk tajam di wajah Yun Hu. Bukankah mereka terlalu dekat?
"Ada apa?" Yun Hu mengangkat alisnya sebelah.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com