webnovel

Nona, Berikan Nomor Ponselmu

Editor: Atlas Studios

Yu Lili mengulurkan tangan untuk memeriksa pernapasan wanita tua itu dan menemukan bahwa napasnya sangat lemah. Tiba-tiba, wanita tua itu bereaksi dengan hebat dan meraih tangan Yu Lili dari bawah hidungnya. Gerakan yang tiba-tiba itu membuat Yu Lili ketakutan. Dia memandangi wanita tua yang tiba-tiba menjadi hidup kembali itu.

Yu Lili hendak mengatakan sesuatu ketika dirinya menyadari bahwa mata wanita tua itu hampir terpejam lagi. Wanita tua itu berjuang untuk mengeluarkan kata-kata, "Tolong … aku …."

Yu Lili membeku karena syok. Dia menyaksikan wanita tua itu memalingkan matanya dan tertidur kembali. Masih ketakutan, Yu Lili membungkuk untuk memeriksa detak jantung wanita tua tersebut. Yu Lili merasa lega ketika mendapati bahwa, meskipun lemah, jantung wanita tua itu masih berdetak.

Yu Lili membantu wanita tua itu berdiri dan berseru, "Adakah yang bisa membantu saya? Ada sesuatu yang salah dengan wanita ini! Di mana rumah sakit terdekat dan bagaimana saya bisa sampai di sana?"

"Jalan lurus dan belok kiri di perempatan jalan," terdengar suara seorang wanita yang berteriak entah dari mana.

Yu Lili mencoba menggendong wanita tua itu di pundaknya karena tidak ada seorang pun yang mau menolongnya.

Hal itu sangat mengecewakan ….

Yu Lili setengah menyeret, setengah menggendong wanita tua itu, ke rumah sakit. Ketika mereka tiba, seorang perawat segera membawa wanita tua itu untuk mendapatkan pertolongan pertama.

Dokter memberikan barang-barang wanita tua itu kepada Yu Lili. Dia menemukan bahwa wanita tua itu cukup mengerti teknologi untuk wanita seusianya karena memiliki iPhone model terbaru. Itu adalah model yang sama dengan ponsel Yu Lili.

Tanpa diduga, tidak ada kata sandinya. Yu Lili melihat-lihat daftar kontak dan dengan cepat menemukan keluarga wanita tua tersebut karena setiap orang dinamai sebagai sesuatu yang jelas seperti Suami, Putra, Cucu, dan sebagainya. Yu Lili memutuskan untuk menghubungi putra wanita tua itu.

Nomor ponsel itu merupakan nomor ibu kota. Yu Lili terkejut ketika putra wanita tua itu menjawab teleponnya dengan cepat dan berkata, "Halo, Bu, Ibu dari mana saja? Aku sudah lama mencari-carimu!"

Suaranya terdengar seperti seorang pria paruh baya dan memiliki aksen utara yang jelas.

Yu Lili merasa malu karena dipanggil 'ibu' oleh seseorang yang jauh lebih tua darinya, tetapi dia mengabaikan perasaan itu dan berkata, "Saya rasa ibu Anda baru saja pingsan di tepi jalan …"

Namun, ucapan Yu Lili terpotong oleh pertanyaan-pertanyaan yang mengkhawatirkan dari seberang telepon. Satu-satunya kata yang bisa dipahaminya adalah, "Apa? Pingsan?"

Yu Lili merasa gugup dengan perubahan yang tiba-tiba dalam nada suara pria itu, dan kemudian suaranya berhenti sama sekali. Setelah beberapa saat, suara itu terdengar keras dan jelas dan bertanya, "Di mana Anda sekarang?"

"Saya membawanya ke rumah sakit. Alamatnya adalah Rumah Sakit Kedua Kotaraja. Dia masih berada di ruang gawat darurat …."

"Kotaraja? Bagaimana dia bisa sampai ke Kotaraja? Wanita tua itu terlalu lasak1 untuk kebaikannya sendiri!"

Yu Lili tidak berkata-kata. Wanita tua … apakah ini nada bicara yang selalu dia gunakan ketika membicarakan tentang ibunya?'

"Tunggu, saya akan menghubungi putri saya dan menyuruhnya ke sana. Maukah Anda memberi saya nomor ponsel Anda?"

"Ah … nomor ponsel saya? Kenapa Anda menginginkan nomor ponsel saya? Suruh saja dia ke rumah sakit." Yu Lili memiliki sebuah firasat buruk.

"Hei Nona, Anda harus membantu saya menyelamatkan ibu saya. Wanita tua itu tidak terlalu pandai berpikir, jadi ketika dia bangun, Saya ingin Anda tetap bersamanya. Tolong berikan nomor ponsel agar saya dapat menemukan Anda dengan mudah!"

"Tidak perlu melakukan itu. Saya tidak punya uang. Selain itu, rumah sakit dapat mencari saya untuk biaya pengobatannya nanti jika saya memberikan nomor ponsel saya pada Anda. Saya sebaiknya pergi. Saya akan meninggalkan barang-barang ibu Anda di meja depan, suruh saja putri Anda untuk segera datang."

"Nona …" Pria itu masih berteriak-teriak di ujung telepon, tetapi Yu Lili terlalu takut sehingga menutup teleponnya.

Yu Lili meninggalkan semuanya di meja depan. Terdapat banyak uang di dompet wanita tua itu. Tentunya cukup untuk membayar tagihan pengobatannya. Yu Lili juga menjelaskan kepada perawat, bahwa cucu perempuan wanita tua itu seharusnya akan segera tiba. Setelah itu, dia berbalik untuk meninggalkan rumah sakit.

Next chapter