webnovel

Seseorang yang Dia Kenal

Editor: Atlas Studios

Berbekal resumenya, Yu Lili hampir mengunjungi semua pusat ketenagakerjaan di ibu kota. Namun, entah pekerjaan itu tidak cocok untuknya, atau upahnya terlalu rendah. Upah tertinggi bahkan tidak mencapai 5.000 yuan untuk gaji sebulannya. Di sebuah kota seperti ibu kota ini, hanya ada sedikit uang yang tersisa setelah dirinya membayar makanan dan akomodasi. Jadi, setelah seharian penuh, tidak ada hasil yang diperoleh. Yu Lili merasa bahwa dirinya telah jatuh ke dasar jurang. Bahkan ketika dia pertama kali datang ke kota ini dan ditipu lebih dari satu juta yuan oleh teman sekamarnya, dia tidak merasa sesedih pada saat ini. Melarat.

Ketika dirinya pertama kali pindah keluar dari panti asuhan, sang direktur berkata, Yu Lili tidak terlihat seperti seseorang dengan keberuntungan yang baik. Saat itu, dirinya tersenyum. Siapa yang mengetahui bahwa dia akan jatuh ke dalam situasi seperti itu.

Pada pukul lima sore, wanita itu membeli sebungkus mi instan di sebuah mini market di dekat pusat ketenagakerjaan dan duduk di bawah payung teras di sebelah mini market tersebut. Ini adalah mi instan yang ketiga untuk hari ini. Yu Lili menunduk menatap ponselnya, memindai nomor-nomor telepon yang baru saja disimpannya di pusat ketenagakerjaan, dan tiba-tiba menerima sebuah pesan teks.

Terdengar suara sepatu hak tinggi yang semakin mendekat. Yu Lili mendongak dan dengan seketika melihat seorang wanita berwajah cantik. Wanita itu memiliki rias wajah yang lembut di wajahnya dan sedang menatap dirinya dengan tangan bersilang di dada. Mengenakan sebuah rok berwarna magenta yang indah dan jaket putih, menenteng sebuah tas Chanel baru, wanita itu juga memiliki arloji dan aksesoris yang memamerkan selera dan kekayaan pemiliknya. Ketika melihat wanita ini, Yu Lili merasa bahwa wanita tersebut tidak asing dan mengerutkan keningnya. "Kau adalah …."

"Hao Yu."

Setelah mendengar nama itu, Yu Lili akhirnya mengingat wanita tersebut. Dia sedikit terkejut. "Ternyata itu kau, Kakak Hao!"

Hao Yu, yang membawa Yu Lili ke klub hiburan pada masa itu dan memulai "berjualan". Pada saat itu, Yu Lili masih muda dan tidak mengerti apa-apa, karena dirinya kekurangan uang, dia mengikuti Hao Yu "berpetualang." Setelah tiba di tempat itu, Yu Lili menemukan tempat seperti apa tempat tersebut. Dan peran yang dia mainkan pada saat itu adalah … seorang pelacur.

Pada saat itu, Yu Lili mati-matian menyembunyikan keberadaan dirinya dan sangat ingin melarikan diri. Untuk alasan ini, Hao Yu membantu Yu Lili dan mendapatkan sebuah tamparan di wajahnya untuk itu. Kemudian, Yu Lili melihat Hao Yu dipukuli karena dirinya. Yu Lili sangat menyalahkan dirinya sendiri dan kembali bekerja.

Pada saat itu juga dia bertemu Ou Ming. Pada usia 17 tahun, dirinya dipelihara oleh Ou Ming seperti seekor burung kenari. Sejak saat itu, Yu Lili tidak pernah melihat Hao Yu lagi. Siapa sangka dia akan bertemu wanita itu di ibu kota.

Ketika melihat Hao Yu, Yu Lili tiba-tiba merasakan sebuah perasaan akrab karena bertemu seorang kenalan dari kota kelahirannya. Selama lebih dari empat tahun, dia belum pernah bertemu seseorang yang dikenal sebelumnya. Kecuali untuk Ou Ming, tidak ada.

"Mi instan?" Hao Yu duduk di samping Yu Lili dan melirik ke arah mi itu, hanya untuk mendapati bahwa kuah mi itu pun sudah habis setengahnya. Meletakkan tasnya, Hao Yu mengambil sebotol yoghurt dan bertanya, "Apakah itu cukup? Bagaimana kalau aku membawamu untuk makan makanan yang enak?"

"Ah?" Wajah Yu Lili terasa sedikit terbakar dan dia merasa malu. "Aku …"

"Aku belum makan. Ayo kita pergi bersama. Ada sebuah restoran Kanton di dekat sini, dan rasanya lumayan."

"Oke, terima kasih, Kakak Hao."

….

Setelah berkeliling seharian, sebungkus mi instan tidak memuaskan rasa laparnya. Setelah memakan makanan yang sesungguhnya, dia menemukan bahwa dirinya sedang kelaparan. Yu Lili telah makan dengan lahapnya, tapi Hao Yu nyaris tidak bergerak. Setelah makan, Yu Lili duduk di kursi dengan perasaan puas, menyentuh perutnya yang bundar, memandang Hao Yu, dan berkata, "Terima kasih, Kakak Hao."

Next chapter