Di tengah kebisingan itu, banyak orang yang mengenali siapa pria tersebut. Semua orang di kota tersebut mengenal orang ini. Namun, selama empat tahun, semua orang mengira pria itu sudah mati. Sekarang, dia tiba-tiba muncul di sini dengan cara seperti ini?
"Ya Tuhan, hantu!"
Su Qianci menatap pria itu seraya dirinya sendiri berjalan mendekati selangkah demi selangkah. Li Sicheng menjadi semakin nyata, mendekat dan semakin dekat, dan semakin familier. Sambil memegang sebuah buket bunga besar, sepasang mata dingin dan tajamnya segelap langit malam, begitu menyilaukan sehingga Su Qianci merasa seperti sebuah mimpi.
Su Qianci tiba-tiba berani untuk melangkah lebih jauh, sambil memegang bunga-bunga dari orang-orang itu dengan tangannya, wajahnya berlinang air mata dan dia membuka mulutnya. Tubuh wanita itu gemetar dan bertanya, "Apakah itu kamu?" Suaranya terdengar pelan, gemetar ketakutan, dengan sedikit merengek. Su Qianci sangat berhati-hati, takut jika dirinya berbicara terlalu keras, suaminya akan menghilang seperti sebelum-sebelumnya. Berulang kali, Li Sicheng muncul di hadapan dirinya, tetapi asalkan dirinya sedikit bergerak, atau jika dirinya bernapas sedikit berat, suaminya akan menghilang. Tidak peduli bagaimanapun dirinya mencari Li Sicheng, pria itu tidak pernah muncul lagi.
Su Qianci merasa takut, sangat takut ….
Bagaimana jika hal ini tidak nyata. Bagaimana jika ini hanya sebuah ilusi, hanya khayalannya saja, apa yang harus dirinya lakukan ….
Mendengar ini, Li Sicheng tersenyum tipis. Dengan memegang bunga di satu tangan, dia merentangkan tangannya yang lain, suaranya dingin dan lembut. Dengan perlahan-lahan, dia berkata, "Aku kembali."
Itu adalah Li Sicheng, itu Li Sicheng! Benar-benar Li Sicheng!
Tangan Su Qianci bergetar, dan buket bunga besar di tangannya semuanya terjatuh ke bawah. Su Qianci berlari ke depan. Rambut panjangnya berkibar-kibar saat dirinya berlari. Tubuh mungilnya menubruk sosok jangkung itu dengan keras dan semua orang menyaksikan dan menjerit. Terpana, Su Qianci mengulurkan tangan dan memeluk pria itu. Li Sicheng sama stabilnya seperti sebuah gunung dan memeluk istrinya dengan erat. Su Qianci hanya merasakan bahwa lengan suaminya yang berada di pinggangnya terasa sangat erat, dan bahwa sebuah perasaan yang menakjubkan hampir membuat dirinya menangis.
Sentuhan yang nyata, suhu tubuh yang nyata, nyata ….
"Ini benar-benar kamu, ini benar-benar kamu …." Su Qianci membenamkan kepalanya di dada Li Sicheng, dan kemudian dia tidak bisa menahan tangisnya. "Li Sicheng, kamu b*jingan!" Sambil memeluk suaminya kembali, dia memukul-mukul punggung pria itu dan berteriak, "B*jingan, idiot, serigala yang tidak tahu berterima kasih!"
Li Sicheng sedang memeluk pinggang Su Qianci, merasakan bahwa istrinya benar-benar di pelukannya, merasa luar biasa puas. Pada saat yang sama, kebahagiaan yang telah lama hilang sedang menyelimuti dirinya. Sambil mencium rambut Su Qianci, Li Sicheng berbisik, "Ini aku, ini aku."
Air mata Su Qianci semuanya berlumuran pada pakaian baru pria itu saat dirinya menangis tanpa henti, seperti ketika seorang anak yang sedang bersedih tiba-tiba melihat seorang dewasa yang bisa dia andalkan. Tak perlu diragukan lagi betapa bahagianya Su Qianci. Memeluk suaminya semakin erat, dirinya menolak untuk melepaskan dan tidak berani melepaskannya.
Seseorang mulai bernyanyi, dan yang lainnya mengikuti. Suara-suara pria dan wanita saling berpadu ketika mereka bernyanyi dengan lantang, "Aku akhirnya menemukanmu. Untungnya, aku tidak menyerah. Kebahagiaan itu tidak mudah, jadi aku akan lebih menghargainya …."
"Tuan Li …."
"Ya."
"Li Sicheng."
"Ya."
"Sayang."
"Ya."