Rong Rui meronta-ronta dengan keras, tetapi pengawal di belakangnya melumpuhkannya dengan mudah.
Sambil menggertakkan giginya, Rong Rui mengutuk, "Kau tidak tahu malu, Li Sicheng!"
Tang Mengying dengan cepat mengangkat teleponnya. Li Sicheng memasangnya pada pengeras suara, memberi isyarat pada para pengawal itu, yang kemudian membungkam mulut Rong Rui, tidak membiarkannya mengeluarkan suara sedikit pun.
"Halo …." Suara Tang Mengying terdengar terkejut dan cemas. Dia melihat jam, dan sudah pukul 3 pagi lewat. Kenapa Li Sicheng meneleponnya pada saat ini? "Kakak Sicheng, apakah itu kau?"
"Ini aku." Bersandar ke sofa, Li Sicheng memperhatikan Rong Rui yang meronta semakin keras dan bertanya dengan perlahan, "Apakah ibuku sudah memberitahumu?"
Jantung Tang Mengying berdegup kencang. Apakah Li Sicheng mengetahui tentang sesuatu? Merasa takut, dia bertanya dengan hati-hati, "Apa yang … bibi katakan padamu?"
"Aku terluka, ditikam oleh Rong Rui ketika aku memukulnya."
Itu adalah pertama kalinya Tang Mengying mendengar tentang hal itu. Karena terkejut, dia langsung bertanya, "Apakah kau baik-baik saja? Di mana lukanya? Apakah lukanya serius?"
Rangkaian pertanyaan itu terdengar sangat perhatian. Namun, fokus Tang Mengying adalah pada "Li Sicheng ditikam" bukannya "Rong Rui dipukul". Jelas menyadari perbedaannya, Rong Rui merasa sangat kesal, ingin memperingatkan gadis itu untuk tidak jatuh pada perangkap Li Sicheng. Namun, para pengawal menahannya, tidak membiarkannya melakukan apa pun.
Li Sicheng mengubah posisinya, menghargai ekspresi wajah Rong Rui, dan menjawab, "Lukanya cukup serius. Pembuluh darahku terluka." Itu yang sebenarnya terjadi, tapi itu bukan gaya Li Sicheng untuk mengatakannya dengan lantang.
Sang pemburu mengetahui hal itu dengan sangat baik, merasa sedih untuk Tang Mengying dan Rong Rui. Meskipun dia tidak tahu apa yang akan dilakukan bosnya, itu tidak akan menjadi suatu hal yang baik.
Tanpa ragu, Tang Mengying berkata dengan buru-buru, "Apa yang kita lakukan sekarang? Kau ada di mana?"
"Jiang Zhou, rumah nomor 2097."
"Oke, aku akan segera memanggil ambulans untukmu."
"Tidak perlu. Aku sudah mengobati lukanya. Datang saja ke sini sendirian," kata Li Sicheng.
Tang Mengying tertegun. "Aku?"
"Ya, aku ingin bertemu denganmu."
Hati Tang Mengying segera melambung saat dia berkata dengan tidak percaya, "Kakak Sicheng …."
"Jika tidak menyusahkan …."
"Tidak!" Tang Mengying dengan buru-buru berkata, tetapi kemudian menyadari bahwa dia terlalu bersemangat. Dengan sedikit malu, dia berbisik, "Aku akan ke sana. Tunggu aku, Kakak Sicheng!"
Setelah menutup teleponnya, Li Sicheng memandang Rong Rui yang telah menjadi tenang. "Tang Mengying akan ke sini. Bagaimana menurutmu dia akan memilih?"
Pengawal itu melepaskan tangannya di mulut Rong Rui, dan yang kemudian dengan segera berteriak, "Apa yang kau inginkan?"
Mengapa Li Sicheng menipu Tang Mengying untuk datang ke sini? Untuk menyombongkan komitmen gadis itu dalam mencintainya? Atau, apakah Li Sicheng berusaha memamerkan pesonanya dan memberi tahu Rong Rui bahwa wanita yang dicintainya itu menyukai Li Sicheng?
Memikirkan nada suara terkejut dan gembira Tang Mengying, hati Rong Rui terasa sakit. Gadis itu tidak pernah bersikap seperti itu saat bersamanya ….
Li Sicheng tersenyum, matanya gelap dan dalam. "Kau akan mengetahui itu sebentar lagi."
Melihat ekspresi wajah Li Sicheng, Rong Rui tidak bisa menahan diri untuk merasa bahwa sepertinya dirinya berada dalam bahaya. Pria ini bahkan lebih mengintimidasi daripada yang dipikirkan Rong Rui. Dia mempunya sebuah firasat buruk, tetapi tidak peduli sekeras apa pun dia berusaha, dia tidak mengetahui apa yang sedang direncanakan Li Sicheng.
Apa yang Li Sicheng inginkan?