Banyak murid yang berkeringat bagaikan kehujanan. Teriakan yang keras penuh semangat, terdengar dari kejauhan.
Mu Chen sedang duduk dibawah pohon yang teduh. Ia bersandar dengan santai pada batang pohon. Matanya mengawasi berbagai pertarungan yang semakin memanas. Terlihat, pertarungan-pertarungan ini tidak menarik baginya.
"Hei, walaupun kamu telah mendapatkan hasil yang memuaskan, sebaiknya kamu tidak bermalas-malasan, kan?" Sosok ramping tiba-tiba menghalangi pandangan Mu Chen. Tampaknya itu adalah suara ceria dari Tang Qian'Er.
Mu Chen menatap pinggul ramping yang ada di depannya. Kemudian matanya perlahan mengarah ke atas. Pakaiannya yang berwarna apricot1, dadanya yang terlihat naik, serta tubuhnya yang ramping, membuat gadis ini cukup menarik.
Ketika ia melihat wajah cantik gadis ini, Mu Chen merenggangkan tubuhnya. Kemudian ia berkata: "Aku tidak sedang bermalas-malasan, tapi pertarungan-pertarungan ini tidak berguna buat ku."
Di Spiritual Road, sudah tidak terhitung jumlah pertarungan antara hidup dan mati yang telah ia alami. Di tempat itu, tidak ada yang dapat menggunakan Spiritual Energy. Maka dari itu, pesertanya harus mengerahkan seluruh akal mereka, serta menggunakan kearifan mereka. Sedikit saja kecerobohan, maka resikonya adalah dikeluarkan. Kemudian, mereka hanya dapat menunggu di safety zone2 sampai tantangan berakhir.
Dibandingkan dengan tempat itu, pertarungan biasa antar murid di Northern Spiritual Academy tidak menarik lagi bagi Mu Chen.
"Huh, kamu hanya tau cara untuk menyombongkan diri." Tang Qian'Er mendengus pelan. Tapi, mata indahnya tetap melihat wajah tenang anak laki-laki itu. Ada pandangan yang menyenangkan pada kedua matanya. Disana juga terdapat aura nyaman yang tidak dimiliki oleh anak seusianya. Pandangannya membuat orang lain terlarut didalamnya.
Tang Qian'Er duduk disebelah Mu Chen. Kemudian ia mengulurkan tangan untuk membuka ikatan rambutnya. Rambut hitam kebiruannya jatuh bagaikan air terjun. Pemandangan ini sangat menggugah hati, sehingga menarik perhatian banyak orang. Pada akhirnya, perhatian ini berubah menjadi rasa iri pada Mu Chen. Anak ini benar-benar hebat sampai-sampai ia mendapat perlakuan seperti ini.
"Oh iya, bagaimana latihan Limitless Death Seal mu? Tidak ada masalah kan?" Tang Qian'Er memiringkan kepala. Saat ia bertanya, alisnya naik.
Mu Chen tersenyum. Ia membuka telapak tangannya ke arah Tang Qian'Er. Di telapak tangannya, perlahan muncul sebuah segel berwarna hitam. Segel ini memancarkan aura dingin.
"Kamu berhasil?" Tang Qian'er perlahan membuka mulutnya karena kaget. Ia segera menggenggam tangan Mu Chen, lalu menatap segel hitam yang ada di telapak tangannya. Jarinya menusuk-nusuk segel hitam itu. Aura dingin keluar dari dalamnya, sehingga membuat tubuhnya menggigil.
"Bisa dibilang baru berhasil tahap pertama. Tapi Spiritual Energy ku akan selalu memeliharanya." Mu Chen menggelengkan kepala, lalu mengalihkan pandangannya. Ia sadar, banyak mata yang tengah mengawasi mereka penuh rasa iri. Kemudian ia batuk perlahan dan berkata: "Kamu akan membuat ku dibenci orang banyak kalau kamu terus melakukan hal ini."
Tang Qian'Er sadar. Wajahnya memerah. Ia segera melepaskan tangan Mu Chen.
Tidak jauh dari sana, Luo Tong memperhatikan mereka. Ia tampak jengkel. Tang Qian'Er adalah bunga di East Branch. Sudah pasti ia menyukai gadis ini. Terlebih lagi, ayah Tang Qian'Er adalah salah satu penguasa wilayah di Northern Spiritual Realm. Ayah Luo Tong pernah berkata, kalau Tang Qian'Er bisa jatuh cinta pada Luo Tong, maka kekuatan mereka akan bertambah pesat. Ini karena wilayah Luo dan wilayah Tang dapat bersekutu.
Ide ini merupakan ide yang bagus. Namun, tidak seperti yang diharapkan ayahnya, Luo Tong tidak bisa mengambil hati gadis ini. Malah, Tang Qian'Er bersikap dingin padanya. Hal ini membuatnya sangat jengkel. Dan sekarang, ia melihat seberapa dekat Mu Chen dan Tang Qian'Er. Sudah pasti ia sangat cemburu.
"Saudara Luo, bocah itu sangat tidak tahu diri." Jiang Li dan Teng Yong berdiri disamping Luo Tong, sambil menatap iri pada Mu Chen.
Walaupun mereka tidak senang melihat ini, tetapi mereka tahu, Mu Chen tidak mudah dikalahkan. Maka dari itu, mereka tidak menyombongkan diri sebagaimana yang biasa mereka lakukan. Mereka juga tidak berani membuat masalah dengan Mu Chen.
"Ia hanyalah anak ingusan yang baru-baru ini masuk Heaven Class. Tapi, ia sudah berani berlagak di depan ku."
Mata Luo Tong tampak gelap. Matanya berbalik menatap ke arah lain. Ia melihat Tan Qishan, yang sangat berkeringat karena sedang latihan di dekat sana. Ia tersenyum bengis: "Jiang Li, temuilah Tan Qingshan. Ajaklah ia bertarung. Ingat, kamu harus membuat perhitungan pada anak-anak baru."
Jiang Li kaget. Dengan ragu ia berkata: "Tan Qingshan punya hubungan yang baik dengan Mu Chen. Kalau aku membuat masalah dengannya, pasti Mu Chen akan..."
"Aku disini, apa yang kamu takutkan?" Luo Tong bertanya dengan cemberut.
Ketika Jiang Li melihat Luo Tong yang tampak tidak puas, ia tidak berani berkata apa-apa lagi. Ia segera berdiri, lalu berjalan menemui Tan Qingsan dengan cepat.
Tan Qingsan, yang sedang melatih pukulannya, menyadari bahwa Jiang Li mendekatinya. Ia sedikit kesal, namun ia tidak berkata apa-apa karena ia termasuk pendiam. Ia tetap melatih gerakan memukulnya.
"Tan Qingshan, aku ingin coba duel dengan mu. Dengan begitu kamu bisa lebih cepat meningkatkan kemampuan bertarung mu. Sebagai senior, aku seharusnya melatih kalian para pendatang baru." Kata Jiang Li sembari tersenyum licik ke arah Tan Qingshan.
Ketika murid yang ada disana melihat hal ini, mereka langsung paham apa yang sebenarnya ingin Jiang Li lakukan. Tetapi, tidak ada yang berani berkata apa-apa, karena tidak jauh dari tempat itu terlihat tatapan tajam dari Luo Tong. Pertarungan semacam ini juga merupakan pertarungan yang biasa dilakukan.
"Mereka benar-benar keterlaluan!" Tang Qian'Er tampak kesal melihat pemandangan ini. Ketika ia ingin bangkit, tiba-tiba pinggangnya ditahan oleh Mu Chen.
"Kenapa?" Tang Qian'Er curiga melihat Mu Chen. Sangat jelas bahwa Luo Tong dan kawan-kawannya mengganggu Tan Qingsan agar dilihat oleh Mu Chen. Kelihatannya mereka ingin memamerkan kekuatan, sebagai bentuk peringatan untuk Mu Chen.
"Walau Tan Qingshan anak yang pendiam, namun ia keras kepala. Terkadang, ia tidak memerlukan bantuan. Jangan pernah merendahkan harga diri seorang laki-laki." Kata Mu Chen perlahan.
"Seorang senior yang mengganggu anak baru selalu terjadi dimana-mana. Kalau aku datang membantunya, mungkin masalahnya akan menjadi lebih mudah. Namun ia tidak membutuhkan bantuan ku. Kemungkinan terburuknya, ia akan menjauhi ku. Jadi agar hal semacam ini tidak terjadi, ia harus menggunakan kemampuannya sendiri. Hal ini untuk menunjukkan bahwa ia bukanlah seseorang yang bisa dengan mudah diganggu."
"Tetapi ia bukanlah lawan seimbang bagi Jiang Li." kata Tang Qian'Er.
"Menang bukan berarti kamu harus mengalahkan lawan mu." Mu Chen tersenyum, kemudian ia berkata: "Selama ia bisa membuktikan bahwa ia bukanlah anak lemah, dan mereka yang mengganggunya tetap akan menanggung resiko. Maka tidak apa apa."
Tang Qian'Er berpikir sejenak. Perkataan Mu Chen ada benarnya. Meski begitu, ia masih ragu. Ia berkata: "Huh, bahkan kamu lebih muda dari diri ku satu tahun, kenapa kamu bertingkah seolah kamu lebih tua?"
Mu Chen tersenyum. Ia melihat wajah Tan Qingshan yang mulai berubah warna. Tan Qingshan mengepalkan tangannya. Kemudian ia melepaskan kepalan tangannya. Tampaknya ia sedikit ragu, sebelum akhirnya ia menatap Mu Chen.
Mu Chen tersenyum pada Tan Qingshan, dan mengangguk perlahan.
Melihat senyum Mu Chen, Tan Qingshan mengepalkan tangannya erat-erat. Keberanian muncul pada kedua matanya. Dengan dingin ia berkata: "Kalau begitu, Senior Jiang Li, tolong bantu aku!"
Jiang Li kaget ketika ia melihat Tan Qingshan menerima tantangannya. Kemudian ia mengejeknya. Anak ini benar-benar tidak tahu batas kemampuan dirinya.
Dua orang ini perlahan bergerak mundur. Banyak murid-murid yang mengelilingi mereka. Tetapi kebanyakan dari mereka berpikir bahwa Tan Qingshan sangat tidak beruntung kali ini.
Ditengah tatapan penonton, pertarungan ini dimulai.
Seperti yang sudah penonton kira, pertarungan ini tidak seimbang karena kekuatan mereka berbeda. Tetapi, rasa belas kasihan para penonton mendadak berubah.
Mereka melihat Tan Qingshan yang terus menerus menyerang Jiang Li tanpa rasa takut sedikitpun akan kematian. Bahkan, ketika ia berkali-kali ditendang oleh Jiang Li, tidak tampak sedikitpun bahwa ia akan menyerah. Sikapnya yang membabi buta bahkan mengejutkan Jiang Li.
Bang, Bang, Bang!
Tampak dua sosok berguling di tanah. Meskipun Tan Qingshan tidak berdaya, ia tetap berani berani menerima beberapa pukulan dari Jiang Li, hanya untuk menggigitnya.
Ketika Jiang Li lagi-lagi membuat Tan Qingshan terhempas karena pukulannya, Tan Qingshan tetap berlari ke depan hanya untuk menggigit lengan lawannya. Gigitannya meninggalkan bekas darah. Jiang Li akhirnya tidak tahan serangan yang membabi buta ini. Ia mundur beberapa langkah, kemudian berteriak: "Kamu gila!"
Tan Qingshan tidak mempedulikan ucapannya. Dengan mata merah, ia tetap berlari mengejar lawannya.
"Aku menyeraaah!" Jiang Li bergegas melarikan diri. Ia berteriak ketakutan ketika melihat mata merah Tan Qingshan.
Murid-murid yang menonton segera mendekat untuk menahan tubuh Tan Qingshan, namun tampaknya ia sangat nekat. Mereka semua gagal menghentikannya. Pemandangan ini membuat beberapa murid ketakutan. Tan Qingshan benar-benar gila.
Setelah murid-murid disekitarnya berteriak, barulah Tan Qingshan perlahan-lahan menenangkan diri. Bibirnya pecah. Tubuhnya penuh dengan luka, bahkan wajahnya tampak memar. Namun, matanya dipenuhi dengan rasa gembira.
Didepannya, Jiang Li yang bajunya robek-robek, Meski ia tidak terluka sedikitpun, namun wajah kotornya menunjukkan ketakutan yang dapat dilihat oleh semua orang.
Tan Qingshan mungkin kalah dalam hal kekuatan, namun ia menang dalam hal keberanian. Hal ini sudah cukup merubah cara pandang murid Heaven Class lain pada dirinya.
Tan Qingshan menyeka darah yang keluar dari mulutnya, kemudian melihat Mu Chen. Tampak Mu Chen tersenyum lalu mengacungkan jempolnya: "Luar Biasa"
Tan Qingshan memijat kepalanya lalu tersenyum. Ia merasa berhutang budi pada Mu Chen karena ia telah memberinya kesempatan untuk mendapatkan lagi harga dirinya. Tentunya dengan menggunakan kemampuannya sendiri. Di masa yang akan datang, mungkin tidak akan ada lagi Senior yang berani mengganggunya.
"Anak itu benar-benar nekat." Tang Qian'Er juga tersenyum. Bahkan kenekatan Tan Qingshan tadi membuat dirinya ketakutan.
Mu Chen tersenyum lalu ia menganggukan kepalanya. Kemudian ia berdiri.
"Apa yang mau kamu lakukan?" Tanya Tang Qian'Er penuh curiga.
"Tang Qingshan telah melakukan apa yang seharusnya ia lakukan. Berikutnya adalah giliran ku. Orang lain menunjukan kekuatannya sebagai peringatan, jadi aku harus membalas mereka. Kalau tidak, mereka akan sangat merepotkan." Mu Chen tersenyum, lalu menggenggam tangannya erat: "Aku juga mencari orang untuk mencoba kekuatan "Limitless Death Seal" ini."
Mu Chen berjalan perlahan ke depan. Ditengah tatapan ratusan mata, ia memasuki tempat latihan. Matanya menatap Luo Tong yang murung.
"Senior Luo Tong, aku baru saja mempelajari sebuah Spiritual Art. Nah, aku mau seorang Senior memberiku semacam petunjuk. Aku harap kamu mau membimbingku."