webnovel

Institut Ernst

Editor: Wave Literature

Seiring berjalannya waktu, Shadowmouse kecil itu yang tidak pernah merasakan kasih sayang sebelumnya semakin tidak takut terhadap Linley. Saat hari kedelapan, ketika Linley meletakkan kelinci itu kemudian ia melangkah pergi sebanyak dua langkah saja Shadowmouse kecil itu berlari dan memakan kelinci itu dan bahkan mencicit tanda menyapa pada Linley.

Hari kesepuluh!

"Benar juga. Hari ini aku akan memberinya daging matang." Linley membungkus ayam itu dengan kain kemudian kembali menuju halaman belakang dengan gembira.

Doehring Cowart juga berjalan disamping Linley, namun tak ada yang bisa melihatnya terkecuali Linley. Doehring Cowart tersenyum lebar yang membuat kumis putihnya menjadi sejajar. "Linley, setelah Sembilan hari, Shadowmouse itu tak takut lagi padamu. Hari ini, kamu bahkan memberinya daging matang. Tentu tikus itu akan sangat senang dan lebih dekat lagi denganmu."

Mendengar perkataan itu Linley tak bisa menahan tawanya.

Baru saja Linley tiba di halaman…

"Cit, cit!" Shadowmouse itu berlari menuju Linley dan melompat-lompat sambil mencicit padanya.

"Aku bahkan belum mengeluarkan apapun dan ia berlari ke arahku. Ia benar-benar tak takut lagi padaku." Linley merasakan kesenangan dalam hatinya.

Doehring Cowart yang berada disebelahnya tersenyum pada Shadowmouse itu yang tentu saja tak bisa dilihat oleh tikus itu. Doehring Cowart berkata sambil tersenyum, "Sepertinya ia sudah dekat denganmu."

"Ciiiiiit!" Shadowmouse kecil itu melihat balik ke arah Linley dengan mata hitamnya yang polos dan mencicit tak sabaran, seperti berkata pada Linley untuk segera memberinya makanan.

"Sabar." Linley mengeluarkan ayam bakar itu keluar dari bungkusannya.

Saat mencium aroma ayam bakar itu , mata Shadowmouse kecil itu langsung bersinar kemudian melihat memelas ke Linley. Melihat hal ini, Linley tak bisa menahan tawanya hingga perutnya sakit. Dulu, ketika Linley memberi makanan pada si kecil Wharton, Wharton akan mengatakan, "Kakak, mau!" selagi melihat kearahnya dengan mata memelas.

Sekarang Shadowmouse itu melakukan hal yang serupa!

"Hehe, makanlah!" Linley memberikan ayam bakar itu pada Shadowmouse itu.

Shadowmouse itu mencicit dengan gembira dan langsung melahap ayam bakar itu. Shadowmouse itu makan dengan semakin cepat. Dalam sekejap saja, ayam bakar yang hampir seukuran dengan Shadowmouse itu benar-benar habis dilahap.

"Aku tak paham bagaimana bisa perutnya yang kecil bisa menampung segitu banyak. Bagaimana bisa tikus itu bisa makan sebanyak itu?" Linley tertawa sambil menghela nafasnya.

Sepertinya saat ini, Shadowmouse itu sangat menikmati makanannya. Tikus itu sangat gembira sampai ia langsung melompat-lompat sambil mencicit pada Linley, dan bahkan memeluk kaki Linley dengan kedua tangan depannya. Linley merasa sangat puas, ini adalah pertama kalinya Shadowmouse itu bertingkah begitu akrab padanya bahkan setelah makan.

"Linley, gunakan tanganmu untuk mengelus bulunya. Biasanya, kebanyakan Magical Beast menyukai anggota keluarganya mengelus bulunya." Doehring Cowart menyarankan.

Linley mulai merentangkan tangannya perlahan dan meletakkannya di kepala Shadowmouse itu. Shadowmouse itu tak menghindar sedikitpun, bahkan ia malah memejamkan setengah matanya. Linley merasa semakin percaya diri, dan mulai mengelus bulunya yang membuat Shadowmouse itu merasa semakin nyaman dan mulai mendengkur.

"Magical Beast ini sangat lucu." Linley semakin menyukai Shadowmouse itu.

"Kakek Doehring, Magical Beast itu sungguh aneh. Velocidragon itu begitu besar dan memiliki sisik yang keras, sehingga ia termasuk dalam tingkat ketujuh. Lalu Shadowmouse ini, ketika ia tumbuh, juga akan menjadi Magical Beast tingkat ketujuh. Mereka berdua memiliki tingkat yang sama, tapi kenapa mereka berdua sangat jauh berbeda?"

Selagi mengelus Shadowmouse itu Linley merasa agak takjub.

"Kamu tak bisa menilai mereka hanya dari penampilan. Mungkin saja orang tua biasa yang kamu temui dijalan bisa mengendarai seekor naga dan bahkan menjungkir balikkan sebuah gunung dengan kibasan tangannya." Tawa Doehring Cowart.

Linley memahami logika itu.

Tapi tanpa tersadar, ia masih menggunakan penampilan untuk menilai sesuatu.

Contohnya velocidragon itu. Melihat betapa besar badannya dan melihat sisiknya bersinar keemasan, siapapun tahu betapa kuatnya Magical Beast itu.

"Aku berpikir kapan Shadowmouse ini akan melakukan Bond of Equals denganku." Gumam Linley. Tak ada yang bisa dilakukannya. Bond of Equals hanya bisa dilakukan oleh Magical Beast itu sendiri, ia hanya bisa menunggu saja.

Doehring Cowart tertawa. "Semuanya berjalan dengan lancer. Ingat, kamu harus sabar."

"Iya paham." Linley juga ikut tertawa.

…..

Waktu berlalu begitu cepat. Linley telah memberi makan Shadowmouse itu selama dua puluh hari, dan tikus itu sangat nyaman dengan Linley. Namun entah mengapa, meskipun mereka berdua sudah cukup dekat, tikus itu masih belum melakukan Bond of Equals.

Kegelapan menyelimuti daratan dan seisi kota Wushan menjadi sangat sunyi.

Dalam ruang tamu rumah klan Baruch, api pada lilin berkedip-kedip saat Linley dan keluarganya bersama pengurus rumah Hiri menikmati hidangan mereka di ruang makan.

"Linley, ayah dengar kamu sering membawa kelinci bakar ke halaman belakang?" ditengah makan malam selagi Hogg meletakkan alat makannya dan menoleh ke Linley.

Linley terkejut.

"Mungkin ini saatnya aku mengakui segalanya." Kata Linley dalam hatinya, kemudian melihat Hogg dan mengangguk. "Ayah, belakangan ini aku menemukan seekor hewan lucu yang berada di belakang halaman kita, seekor hewan yang sangat lucu. Jadi aku sering membawakannya makanan."

"Seekor hewan yang lucu?" Mata si kecil Wharton berbinar.

"Oh."

Hogg mengangguk. "Orang-orang jarang mendatangi halaman belakang, jadi sangat wajar jika ada hewan disana. Benar juga. Dalam sekitaran seminggu, kota Fenlai akan memulai ujian untuk menjadi seorang Mage. Kamu mau ikut?"

"Oh, ujian menjadi seorang Mage?" Linley tiba-tiba teringat hal itu.

Sebuah pancaran cahaya terlihat keluar dari dalam cincin itu dan berubah menjadi Doehring Cowart yang berambut putih. Doehring Cowart tertawa pada Linley, "Linley, ujian menjadi seorang Mage itu tak wajib bagimu. Dalam pengawasanku, apakah menurutmu kamu akan menerima ilmu lebih sedikit dibandingkan dengan akademi Mage?"

Linley setuju akan hal ini.

Doehring Cowart adalah Saint-level Grand Magus. Adakah akademi sihir yang memiliki seorang Saint-level Grand Magus sebagai pengajar disana?

"Apa, kamu tak mau pergi?" Wajah Hogg yang tadinya tersenyum berubah seketika menjadi dingin selagi ia mengerut.

Hogg ingat betul sejak saat kejadian tentang pertarungan antara Mage elemen ganda dan kelompok kecil itu, Linley berkeinginan untuk menjadi seorang Mage. Lalu mengapa ia ragu sekarang? Dalam hati Hogg, dia juga berharap anaknya menjadi seorang Mage.

"Ayah, aku.."

"Jangan Linley, terima tawaran ayahmu." Kata Doehring Cowart seketika.

Perkataan Linley belum sempat diucapkan. Dalam waktu yang bersamaan ia bertanya, "Kakek, tentunya kakek yang akan mengajariku kan? Saat aku punya kakek untuk mengajariku, kenapa aku harus pergi ke akademi Mage? Bukankah itu malah buang-buang uang?"

"Tidak." Kata Doehring Cowart serius. "Sudah lama aku tidak pergi ke Benua Yulan selama lima ribu tahun. Lima ribu tahun Linley! Kamu harus paham banyak Mage di dunia ini selalu bepergian untuk melakukan penelitian dan menciptakan Magic baru saat ini. Siapa tahu berapa banyak Magic yang telah diciptakan sekarang."

Linley mulai paham.

"Lalu Linley, kamu harus tahu bahwa kota Wushan itu tidak cukup besar bagimu, kamu harus pergi ke tempat yang lebih luas lagi." Kata Doehring Cowart dengan serius.

"Tempat yang lebih luas lagi…"

Linley tentu merasa terpesona.

Ia mengingat kembali Velocidragon yang besar itu, kemudian kekuatan menakutkan dari Dance of the Fire Serpent, dan juga Saint-level Grand Magus Rudi, yang mengeluarkan bebatuan dari langit yang hampir menimbulkan bencana.

"Masa depan…."

Jantung Linley mulai berdegup kencang. Ia merasa bahwa suatu saat ia akan mengendarai seekor naga dan mampu mengendalikan kekuatan yang dahsyat, jika saja ia dapat merasakan kekuatan puncak dari manusia, tentu itu adalah perasaan yang amat hebat. Ketika memikirkan hal itu semua, darah Linley mulai bergejolak.

"Linley, apa yang kamu pikirkan?" Hogg mulai terlihat tak senang. Selagi dia berbicara dengan Linley, ia malah melamun.

"Oh, bukan apa-apa!" Linley melihat Hogg dan langsung mengangguk sambil menjawab dengan serius., "Ayah, dalam hatiku, aku ingin menjadi seorang Mage. Dalam seminggu, mohon uruskan segalanya agar aku dapat mengikuti ujian menjadi seorang Mage di kota Fenlai."

Mendengar perkataannya, Hogg akhirnya tersenyum.

"Mage, oooo, oooo, seperti Mage yang menembakkan api itu?" Selagi mendengarkan, si kecil Wharton menepukkan tangannya.

"Wharton, itu cuma tipuan sulap belaka! Jangan campur adukkan sulap dengan Magic sesungguhnya." Kata Hogg serius.

"Oh." Si kecil Wharton cemberut dan berhenti bicara.

Linley tertawa kecil kemudian melihat ke arah Hogg. "Ayah, pasti banyak akademi Mage. Mana yang paling bagus? Benar juga, apa ada percampuran antara akademi Mage dan Warrior?"

Hogg kemudian tertawa. "Sebenarnya, keempat Kekaisaran dan kedua Alliance memiliki akademi elit mereka masing-masing. Kamu harus tahu bahwa satu dari keempat kekaisaran, kekaisaran O'Brien, adalah yang paling kuat."

Linley mengangguk. Semua orang tahu itu.

"Sekolah paling elit di O'Brien adalah akademi O'Brien, yang akademi Warriornya sudah terkenal sebagai nomor satu di seluruh penjuru Yulan. Namun untuk akademi Mage…" Hogg tertawa kecil. "Akademi Mage nomor satu di Benua Yulan adalah milik Holy Union. Namanya berasal dari seorang Holy Emperor legendaris dari Holy Church, 'Holy Emperor Ernst'. Yaitu institut Ernst.

Next chapter