webnovel

Sebuah Metode Unik – bagian 1

Editor: Wave Literature

"Linley, jangan berkecil hati. Aku hanya bilang tak mungkin kamu bisa menundukkan tikus itu dengan paksa, tapi aku tak bilang tak mungkin untuk menjinakkannya." Kata Doehring sambil tertawa. "Jika tikus itu adalah Shadowmouse dewasa, maka aku mungkin tak dapat membantumu sama sekali… tapi tikus itu hanyalah bayi Shadowmouse. Sebagai seorang Saint-level Grand Magus, aku punya beberapa cara efektif untuk menghadapi bayi Shadowmouse. Sebagai tambahan tak perlu juga menggunakan Soul Binding Magic padanya."

Pikiran Linley yang tenang berubah menjadi gelisah lagi kemudian ia menoleh ke Doehring dengan mata yang berbinar-binar.

"Kakek, katakan padaku, apa rencana kakek?" Tanya Linley penasaran.

Doehring Cowart menjawab dengan tenang, "itu mudah. Teknik Soul Binding yang digunakan oleh Soul Binding Magic itu menciptakan hubungan tuan dan budak. Dan tentu saja, jika seseorang dapat menundukkan seekor Magical Beast, orang itu bisa menjadi tuannya. Saat ini, tak mungkin kita bisa menggunakan cara itu, jadi kita gunakan cara yang lain…'Bond of Equals' dengan tikus itu."

"Bond of Equals?" Tanya Linley. "Apa itu? Aku tak pernah mendengar."

"Wajar jika kamu tak pernah mendengarnya. Bahkan lima ribu tahun yang lalu, jaman dimana aku masih hidup, sedikit orang saja yang mengetahui cara ini." Mata Doehring menyipit selagi tertawa. "Sebuah Bond of Equals menunjukkan bahwa kamu dan seekor Magical Beast itu memiliki kesetaraan dalam hubungan kalian, tak ada yang menjadi tuan maupun budak. Ditambah lagi, cara ini bahkan bisa mendekatkanmu dengan Magical Beastmu, dan Magical Beastmu akan lebih ikhlas membantumu yang berakhir dengan kerja sama yang bagus."

Linley sekarang paham.

"Oh? Kakek Doehring, dari perkataan kakek, sepertinya banyak keuntungan dari cara itu. Terus kenapa tak banyak yang menggunakannya?" Tanya Linley.

Doehring Cowart tertawa terbahak-bahak. "Karena, Bond of Equals ini tidak dimulai dari penjinak, namun dari Magical Beast itu sendiri."

"Dimulai dari Magical Beast itu sendiri?!" Linley tampak terkejut.

Pantas saja tak perlu menggunakan Soul Binding Magic. Hubungan ini dimulai oleh Magical Beast itu sendiri. Doehring Cowart melanjutkan, "Tiap-tiap Magical Beast, saat lahir memiliki kemampuan untuk melakukan cara itu, namun selama hidup mereka, seekor Magical Beast hanya dapat melakukan cara ini sekali seumur hidup. Tentu cara ini berbeda dengan Soul Binding Magic yang jika tuannya melepaskan pengikat itu seseorang dapat melakukan Magic yang sama pada Magical Beast itu."

Linley mengangguk.

"Tapi sangat susah untuk meyakinkan seekor Magical Beast untuk memulai Bond of Equals oleh diri mereka sendiri." Doehring Cowart melanjutkan dengan lebih serius. "Kamu harus meyakinkan Magical Beast itu bahwa dirimu itu bagaikan keluarganya dan biarkan mereka memutuskan sendiri jika mereka tak bisa pisah denganmu. Saat itulah Magical Beast itu akan melakukan Bond of Equals denganmu."

Linley mengangguk lagi.

"Magical Beast yang sudah dewasa memiliki kepintaran yang tinggi, jadi jika kamu ingin menjinakkan seekor Magical Beast yang sudah dewasa dan membuatnya melihatmu seperti keluarga itu hampir mustahil." Doehring Cowart menghela. "Namun yang masih kecil berbeda. Sama halnya seorang bayi manusia yang memiliki kepintaran yang rendah dan dengan mudahnya dibodohi oleh orang dengan memberinya makanan. Kepintaran seekor Magical Beast itu jauh lebih rendah lagi. Selama kamu sering memberinya makanan, dia akan menyukaimu. Kemudian, habiskan waktu bermain bersamanya. Dalam waktu dekat, Magical Beast itu akan menyukaimu. Hal ini benar adanya untuk seekor Magical Beast yang masih bayi yang telah pisah dengan kelompoknya. Dan tentunya mereka lebih mudah untuk dijinakkan."

Mendengar perkataan Doehring Cowart, Linley merasakan beban yang dirasakan sebelumnya seperti hilang begitu saja.

"Jadi sama halnya dengan membujuk anak kecil." Linleypun tertawa.

Ia sangat berpengalaman akan hal ini. Sejak dirinya masih kecil, ia bersama adiknya Wharton bermain bersama dan membujuknya. Linley ahli dalam hal ini.

"Linley, jangan terlalu sombong. Kalau kamu ingin membujuk seekor Magical Beast yang masih bayi, kamu harus memperhatikan banyak hal. Jika kamu ceroboh, tikus kecil itu mungkin akan menggigitmu." Kata Doehring mengingatkan.

"Menggigitku?"

Linley melihat tikus itu dari kejauhan. Suara kunyahan bebatuan dapat didengar dari kejauhan. Shadowmouse itu mengunyahnya semudah manusia mengunyah sebuah roti. Linley tak meragukan ketajaman gigi Shadowmouse itu sedikitpun.

"Terus apa yang harus kulakukan?" Linley tiba-tiba kehilangan kepercayaan dirinya.

"Santai. Jika mengikuti caraku, kamu tak akan kesulitan sama sekali. Dari ide yang aku miliki, kamu hanya butuh kesabaran. Jangan gelisah atau tak sabaran." Doehring Cowart mulai menjelaskan idenya. "Linley, Shadowmouse merupakan omnivora; dia akan memakan apapun. Tulang, batu, daging. Tapi daging masih merupakan makanan favoritnya, terutama daging bakar. Itu semua berdasarkan pengalaman para tetua."

"Maka dari itu, pergi ke gunung Wushan dan bunuh beberapa hewan, kemudian letakkan daging matang itu jauh darinya. Dan ingat. Jangan coba-coba untuk mendekatinya. Ketia ia makan, tunggulah sampai ia mendekatimu." Doehring Cowart tertawa. "Jika kamu mendekatinya, bisa saja Magical Beast itu menyerangmu karena takut! Tapi jika ia mendekatimu, maka tak akan menjadi masalah."

"Cara ini sedikit lama, tapi sangat aman." Kata Doehring dengan senyuman.

Linley mengerti itu semua.

Cara ini memang agak lama, tapi sangat sederhana.

"Kakek Doehring, tidakkah tikus itu akan berlarian kesana kemari?" Linley khawatir saat ia pergi mencarikannya daging bakar Shadowmouse itu akan hilang. Dan tak akan ada yang bisa dilakukannya jika itu terjadi.

"Siapa yang tahu? Itu semua tergantung dari keberuntunganmu. Tapi aku yakin dalam jangka pendek, tikus itu tak akan kemana-mana." Kata Doehring Cowart.

"Ya sudah, aku akan berburu beberapa hewan." Linley mengangguk dan berlari menuju gunung Wushan. Langkah kakinya sangat mantap, tapi anehnya tak menimbulkan suara sedikitpun. Itu adalah bukti kekuatan dari seorang Mage elemen bumi.

Setelah keluar dari gerbang rumahnya, Linley mulai berlari dengan kecepatan normal dan suara langkah kakinya mulai terdengar lagi.

"Tuan muda Linley hendak pergi ke belakang gunung lagi?" Paman Hiri sambil memegang sapu yang sedang menyapu halaman. Ia melihat Linley dan tersenyum padanya.

"Iya." Balas Linley selagi mempercepat larinya.

Selama lebih dari setengah tahun, Linley pergi ke gunung Wushan untuk melatih ilmu sihirnya hampir setiap tengah hari. Tak ada yang tahu bahwa ia sedang berlatih menggunakan Magic. Tapi semua orang tahu saat tengah hari, Linley suka menghabiskan waktunya bermain di gunung.

Musim gugur. Banyak dari pohon di gunung Wushan menggugurkan daunnya, tapi masih banyak juga pohon yang masih hijau begitu juga pohon maple yang memiliki daun berwarna merah.

Terlihat sebuah bayangan di hutan pegunungan. Linley berlari dengan diam-diam namun cepat dan lincah. Setelah menyerap esensi bumi selama setengah tahun, Linley tak hanya memiliki Magic; kekuatan fisiknya juga semakin kuat.

Saat ini, Linley setara dengan mereka yang berumur 15-16 tahun di Wushan dan memiliki kekuatan seorang Warrior tingkat pertama.

Terlihat banyak tupai dan kelinci di gunung Wushan, dan tak banyak hewan buas disana. Itulah alasan mengapa kebanyakan orang tua tak begitu khawatir anak mereka bermain di gunung. Lagipula, gunung Wushan adalah gunung yang kecil dan sedikit hewan besar apalagi seekor Magical Beast.

Langkah kaki Linley terhenti sesaat ia melihat kelinci berwarna kuning pucat sedang merumput.

Bahkan kelinci yang sangat berhati-hati tak dapat menyadari Linley sedikitpun.

"Kelinci liar memiliki respon dan lari yang cepat. Sebaiknya aku gunakan Magic." Linley langsung memulai mengucapkan mantra.

Linley merasakan di tengah dadanya terdapat Mageforce elemen tanah yang mulai berdebar. Kebanyakan Warrior menyimpan battle qi mereka sekitar 10 sentimeter dibawa pusar, tapi seorang Mage menyimpan Mageforce mereka di dadanya tepat ditengah-tengah dada mereka. Tapi Spiritual Energy mereka tentu saja berada di kepala mereka.

Tak ada perbedaan jika mantra diteriakkan atau digumamkan saja. Yang terpenting adalah Spiritual Energy itu dikendalikan oleh energi yang dikeluarkan oleh mantra.

Dalam hitungan detik, Linley selesai mengucapkan mantranya, dan matanya menyala selagi melihat ke arah kelinci itu.

Elemen bumi, Magic tingkat pertama – Earth Spike!

Bum!

Sebuah duri tajam keluar dari bawah kelinci itu dengan tiba-tiba yang menusuk dadanya. Darah mulai keluar yang mewarnai bulunya yang halus. Terkejut karena serangan mendadak, kelinci itu mulai panik yang membuatnya lebih cepat lagi kehilangan darah.

Next chapter