webnovel

Bukankah Ini Kerugian?

Editor: Atlas Studios

Di aula makan sekte luar, ada desas-desus tentang seorang iblis gila pencuri persik yang muncul baru-baru ini, yang mengincar buah persik saudara sekte yang bertengkar. Ini membuat banyak murid sekte luar takut akan keselamatan mereka sendiri, tidak tahu kapan si iblis gila pencuri persik akan mengincar mereka.

Belakangan ini, banyak terjadi kejadian aneh di sekte luar. Dalam waktu satu malam, seluruh dinding menghilang karena dicuri. Ini membuat semua bertanya-tanya siapa di dunia ini yang mau mencuri batu dinding?

Beberapa murid takut mereka akan berakhir seperti Fang Han, terbangun dan menemukan bahwa seluruh rumah mereka telah lenyap. Jadi, sebelum pergi tidur, mereka akan menggantungkan lonceng di sekeliling dinding rumah mereka. Jika si pencuri dinding muncul dan memicu jebakan itu, mereka pasti akan menangkapnya di tempat.

"Kalian semua berhati-hatilah, si iblis gila pencuri persik telah datang." Pada saat ini, aula makan sekte luar yang damai dan tenteram menjadi gempar karena salah seorang murid menemukan bahwa iblis gila pencuri persik sedang menuju ke arah mereka. Beberapa murid sekte luar telah menjadi korban serangannya dan menyebabkan mereka terbaring di kamar selama sehari penuh, tidak dapat bergerak. Rasa sakit semacam ini sangat tak tertahankan bagi orang biasa.

Lin Fan, yang membawa sebuah tas besar, berjalan dari kejauhan. Lin Fan tidak menghiraukan para rekan sesekte yang menghindarinya. Hal ini karena Lin Fan percaya dalam waktu singkat mereka semua akan datang berlari menghampirinya, memohon, dan memuja dirinya sebagai orang penting.

Lin Fan lalu berhenti di sebuah tempat kosong di sebelah pintu masuk aula makan dan menurunkan tas yang dia bawa. Dia kemudian mengeluarkan spanduk dari dalam kantung di dadanya dan mengikatkannya di salah satu pilar di pintu masuk.

Lin Fan berdiri di sana dan berteriak, "Bagi kalian yang hanya lewat jangan sampai ketinggalan. Senjata-senjata kelas rendah dijual cepat …." Para murid sekte luar di sekitarnya melihat dia berteriak dengan gila dan menyatakan kebencian mereka, tetapi begitu mendengar kalimat 'senjata-senjata kelas rendah dijual cepat,' mereka semua menjadi tertarik.

Di titik ini, meski semua murid sekte luar di sekelilingnya tertarik oleh perkataan Lin Fan, tidak ada seorang pun yang berani maju mendekat untuk bertanya. Hal ini dikarenakan mereka takut begitu mereka terpancing mendekat, buah persik mereka akan dicuri.

Lin Fan berteriak dengan sekuat tenaga. Melihat bahwa dia telah menarik perhatian semua orang, dia mengangguk puas. Tetapi ada hal yang membuat Lin Fan terbungkam, 'Mengapa orang-orang ini tidak ada yang maju? Apakah persenjataan kelas rendah tidak cukup menarik bagi mereka?' Lin Fan mengetahui bahwa bagi murid-murid sekte luar, bisa memiliki senjata kelas rendah merupakan prestasi yang mengesankan.

Lin Fan menolak untuk menerima ini dan mulai melihat ke sekeliling lalu menemukan seorang murid yang berdiri di dekatnya. "Kau, kemarilah …." Lin Fan memberi isyarat.

Murid itu terpaku sebentar sebelum mengambil beberapa langkah mundur dengan ketakukan, tetapi Lin Fan tidak memberinya kesempatan kabur dan segera maju lalu menyeretnya. "Ayo ikut denganku." Lin Fan ingin membuat orang ini memercayai kata-katanya.

"Tidak, Kakak-Senior, aku baru saja memasuki sekte luar beberapa hari yang lalu. Tolong jangan curi buah persikku." Murid sekte luar yang diseret oleh Lin Fan menjadi kaku karena ketakutan. Meskipun dia baru saja memasuki sekte luar, dia sudah tahu tentang iblis gila pencuri persik di aula makan yang terkenal.

Lin Fan memutar bola matanya, tidak memedulikan bagaimana adik-juniornya menangis atau memohon, dan langsung menyeretnya sampai ke depan lapaknya. Kemudian, Lin Fan mengambil senjata sekte yang dibawa murid itu di punggungnya.

"Kalian semua lihatlah, ini, ini adalah senjata yang dibuat oleh pandai besi sekte luar." Lin Fan mengangkat senjata itu tinggi-tinggi sambil berteriak lalu mengambil sebilah pedang dari lapaknya.

"Sekarang lihatlah ini, ini adalah senjata kelas rendah. Kalian akan menyaksikan sebuah keajaiban jadi jangan berkedip." Lin Fan menatap murid sekte luar yang berhasil dia tarik perhatiannya lalu tersenyum, 'Aku tidak percaya kalian semua tidak tertarik.'

"Perhatikan baik-baik …." Lin Fan berteriak saat kedua senjata itu beradu.

'Klang!'

Pedang yang dibuat oleh pandai besi sekte luar langsung terbelah menjadi dua bagian, dengan satu bagiannya jatuh dengan berisik ke atas tanah.

"Bagaimana? Hanya ada tiga buah, untuk penawar tertinggi." Lin Fan lalu melempar kepingan senjata rusak satunya ke lantai sebelum kembali ke lapaknya, menunggu semua orang datang menyerbu.

"Kakak-Senior, pedangku …." Adik-junior yang melihat senjatanya baru saja dibelah menjadi dua oleh kakak-seniornya sudah hampir menangis.

"Pedangmu ya pedangku juga …," jawab Lin Fan dengan masa bodoh. Ketika itulah para murid sekte luar di sekitarnya yang menonton semua berlari maju dengan gila. Mereka semua telah melihat dengan jelas apa yang telah terjadi. Senjata yang dibuat oleh pandai besi sekte luar dengan mudahnya terpotong menjadi dua semudah membelah tanah liat.

Di saat yang sama, pedang yang dibawa Lin Fan terlihat halus dan mengilap. Jelas sekali bahwa itu adalah senjata berkelas dari sekali lihat.

"Adik-Junior Lin, bagaimana kau bisa menjual pedang seperti ini?"

"Adik-Junior Lin, sebutkan harganya dan aku akan membelinya."

….

Melihat murid sekte luar yang berebutan di depannya, Lin Fan tersenyum lebar di dalam hatinya, 'Aku sudah bilang bahwa Yang Mulia Lin Fan akan menjadi komoditas panas.' Sulit untuk mengandalkan mereka dalam menaikkan tingkat jadi dia hanya bisa bergantung pada ramuan obat, 'Ketika Yang Mulia mencapai tingkat pascasurgawi dan melamar masuk ke sekte dalam, maka pada saat itu, seluruh dunia ini akan menjadi milikku untuk kunikmati.

Di saat yang sama, Lin Fan juga menunjukkan kebencian mendalam kepada murid-murid tercela ini yang belum menembus tahap pascasurgawi, 'Karena kalian semua, Yang Mulia ini jadi sangat kesulitan untuk naik tingkat.'

"Pedang Penembus Surga, dimulai dari tiga puluh pil sirkulasi, menjadi milik penawar tertinggi …." Lin Fan mengangkat sebilah pedang di tangannya dan berteriak.

"Pedang Penembus Surga, nama yang bagus sekali! Sungguh mendominasi! Aku harus mempunyai pedang ini."

"Aku tawar tiga puluh satu pil."

"Hmph, hanya tiga puluh satu pil dan mencoba untuk mendapatkan senjata kelas rendah! Dalam mimpimu, aku tawar empat puluh pil."

"Empat puluh lima pil."

"Lima puluh butir pil."

Melihat saudara sesektenya tawar-menawar dengan sengit, Lin Fan tersenyum senang di dalam hatinya, 'Hanya dengan memperbaiki potongan-potongan logam dan aku bisa menjualnya. Ini benar-benar mencuri keuntungan!'

"Aku tawar seratus butir pil."

Begitu orang ini meneriakkan seratus butir pil, semua orang terdiam. Murid sekte luar hanya dapat mengumpulkan tiga puluh pil sirkulasi setiap bulannya. Meskipun pil sirkulasi adalah barang umum di sekte luar, karena ini adalah pil yang bisa membantu dalam berlatih, banyak murid sekte yang memakannya hanya dalam beberapa hari. Sangat sedikit sekali murid yang menyimpan sampai sebanyak itu.

"Seratus lima puluh butir pil."

Lin Fan menatap ke arah murid sekte yang menawar seratus lima puluh pil. Dia tidak pernah melihatnya sebelumnya. Walaupun dia berdiri di sana dengan tenang, Lin Fan bisa merasakan dari sorot matanya yang menginginkan pedang ini. Meski Lin Fan baru berada di sekte selama setahun lebih, dia masih memahami satu hal.

Di dunia ini, semua orang hanya mementingkan satu hal.

Pada dasarnya, kultivasi itu tidak ada habisnya. Jadi, siapa yang mau meluangkan waktunya mengultivasi hal lainnya? Penuntut ilmu akan menuntut ilmu, pandai besi akan menempa besi, ahli alkimia akan menjadi alkemis ….

Kultivasi tak banyak berhubungan dengan menjadi dua terakhir, kecuali seseorang itu merupakan seorang ahli yang dasar kultivasinya sudah mencapai tingkat tertentu dan tidak dapat melangkah lebih jauh untuk sementara waktu. Hanya dengan ini mereka baru akan mulai memusatkan perhatian ke bidang lain.

Meskipun Sekte Dewa Iblis adalah sebuah sekte besar, mereka masih tidak bisa memberikan semua muridnya senjata yang berkelas.

"Dua ratus pil."

"Dua ratus lima puluh pil."

….

Tawar-menawar itu menjadi sangat hebat. Lin Fan menyadari banyak murid sekte yang tidak ikut menawar dan hanya melihat sambil berdiri diam. Sepertinya mereka menunggu senjata berikutnya.

"Seribu butir pil …." Pada saat ini, seorang pria berjubah putih yang berdiri dari jauh perlahan berjalan mendekat. Raut wajah seluruh murid sekte di sekitarnya langsung berubah ketika melihat orang ini. Lalu, semua orang menyingkir, membuka jalan sambil menatap kagum.

"Itu Kakak-Senior Yi."

"Salah satu dari sepuluh murid teratas sekte luar, Yi Zhongyu."

"Sepertinya tidak ada harapan bagi kita. Kalau Kakak-Senior Yi sudah menawar, tidak ada lagi ruang bagi kita. Kalau kita meneruskan, maka Kakak-Senior Yi akan tersinggung."

Banyak murid sekte luar yang mengawasi, tahu bahwa senjata kelas rendah itu sudah memiliki tuan baru. Tetapi pada saat ini, Lin Fan memikirkan satu masalah, 'Bukankah ini kerugian untukku?'

Next chapter