webnovel

2.mimpi buruk

        Jeritan seorang wanita muda terdengar sangat memekakan telinga di tengah hujan badai diantara pepohonan hutan yang sangat gelap dan mencrkam, gemuruh suara pepohonan dan riuh nya angin kencang tidak bisa menutup suara teriakan itu.

          Teriakan iti adalah milik gadis kecil yang masih berusia 7 tahun yang bernama REINA, saat itu dia melihat sangat jelas saat seorang ibu yang melahirkannya terkapar bersimbah darah di bawah sebuah pohon yang besar dan rindang.

Air hujan yang turun saat menyirami kepala sang ibu yang mulai mengeluarkan banyak darah akibat luka yang dia terima dari hantaman benda keras hingga meretakkan tenggorokannya. REINA hanya bisa menangis dan terdiam dengan wajah pucat di selimuti rasa takut yang amat sangat mendalam.

             Sesosok makhluk yang tinggi amat besar, tertutup gelapnyamalam mendengat dan menghampiri kearah suara teriakan REINA. Suara derap langkah terdengar samar-samar diantara riuhnya air hujan, terasa hentakan langkah dan langkah itu mampu menggambarkan postur sang pembunuh yang tinggi besar.

           REINA hanya bisa menerka-nerka makhluk yang tinggi besar telah kejam membunuh satu-satunya wanita yang paling ia sayangi. Perlahan dengan penuh rasa takut dia melangkahkan kaki nua menjauh dari bayangan gelap yang tinggi besar itu yang mendekati gadis polos yang basah kuyup karena hujan.

          "bu, ibu ? Bisik REINA

Perlahan dan terus melangkah mundur menjauh dari bayangan tinggi besar itu berharap seolah bisikkan itu masih bisa di dengar oleh ibunya walaupun dia mungkin tahu bahwa luka di kepala orang tua nya itu sangat berat dan tidak akan ada manusia yang bisa menghindari kematiannya jika mengalami luka semacam itu.

         Bayangan yang bertubuh tinggi besar itu sangat menyeramkan, suara geramannya sangat berat lebih dari suara nafasnya, dan mungkin juga dia mengaum seperti singa.

        Bayangan hitam itu memegang sebuah senjata berupa tongkat kayu yang di penuhi puluhan paku tajam di bagian ujungnya, dan terlihat dari kilauan petir dan beberapa diantaranya masih meneteskan darah, derap langkahnya mulai mendekati REINA.

          Langit mulai menggelap di penuhi oleh awan hitam yang menutup seluruh cahaya dibumi, suara riuh pohon-pohon lebat tertiup angin yang sangat kencang membuat ranting pohon itu mencakar tubuh sang pembunuh yang menjulang tinggi lebih daru 2 meter.

            REINA terjatuh dan semakin merasa takut akan hal mengerikan yang ada di hadapannya meski ia sangat ingin mengetahui wujud asli dari bayangan hitam yag bejubah itu.

          REINA mulai menangis, namun tidak bersuara,dia terduduk diatas tanah yang mulai menjadi lumpur. Diw berusaha menyeret tubuhnya yang lemas dan kedinginan hingga rasa dingin itu menusuk-nusuk kulit pucat REINA kecil.

          Tidak menunggu lama lagi pertanyaan tentang sosok itu terjawab sosok bayangan yang ada dihadapannya mengaum hingga menggetarkan hati gadis kecil yang menangis dihadapannya sambil berkata membentak "ARKONOMUSH"..."!!!

Auman itu disambut oleh suara peti yang sangat amat dekat hingga kilatan cahayanya mampu menjawab pertanyaan REINA, bayangan yang membunuh ibu nya itu adalah seorang yang berkepala sangat menyeramkan hingga membuat REINA berteriak sangat keras melepaskan rasa takut yang menyelimutinya.

        Teriakan itu terbawa saat dia bangun, keluar dari mimpi buruknya dengan keadaan terkejut dan terengah-engah dia duduk diatas ranjang kayu yang memakai sprei putih polos.

        "KAKAK.."!!!

Suara bocah laki-laki dari kejauhan berteriak. Tidak lama kemudian suara langkah kaki terdengar semakin dekat dan sangat cepat. Anak laki-laki iti berlari menuju kamar REINA yang kii sudah berusia 18 tahun.

          Bocah laki-laki yang sekitar terpaut usia 5 tahun lebih mudah dari REINA itu adalah adik laki-laki semata wayang REINA

        " hei, apa kau baik-baik saja...? "  tanya bocah itu pada kakak nya

          "iya, mimpi terulang lagi...!!!"

Dengan tatapan kosong. Yang tertuju kepada adik semata wayang nya yang mendekati dari balik sebuah pintu kayu yang ia banting saat membukanya karena terkejut.

       "itu bukan apa-apa kak..."

Bocah itu menghampiri dan memeluk REINA, mencoba menenangkan seorang kakak sekaligus seorang ibu yang menggantikan orang tua nya yang telah tiada.

           Mimpi yang dimimpikan oleh REINA itu bukan hanya sekedar mimpi dan bukan hanya sekedar bunga tidur, tetapi mimpi adalah memori yang terulang dari kehidupannya pada. Saat masa kecilnya dan peristiwa dalam mimpi itu memang benar-benar terjadi pada nya.

            "ya.."

Jawab REINA kepada ALEX, adik laki-lakinya itu

           "kau tidak perlu bertanya, kenapa ...?"

Karena mungkin hal itu terjadi karena efek trauma yang. Bisa terjadi pada semua orang ". Tambah REINA.

             "mungkin kau terlalu merindukan ibu..".  Kata ALEX mencoba meyakinkan sehingga akhir-akhir ini kau selalu bermimpi tentang nya.

           "sudahlah kau kembali tidur, aku baik-baik saja."  jawab REINA sambil mengusap air mata dengan telapak tangannya yang tiba-tiba menetes sesaat setelah seorang adik yang diasayangi memeluknya.

          Tentu air mata itu bukan lah air mata bahagia atau pun perasaan haru yang muncul dari sebuah pelukan saudara kandungnya. REINA merada khawatir dan menyadari jika mimpi itu harus ia dapatkan dan cari maksud dari semua teka teki itu karena dia mempunyai firasat yang sangat kuat akan terjadinya sesuatu yang sangat berbahaya di sekitarnya.

           "baiklah, jika butuh sesuatu bangunkan saya aku, "   ujar ALEX yang berjalan pergi mrninggalkan tempat tidur REINA seraya menutup pintu dan menggosok matanya yang masih mengantuk dan lelah.

        REINA yang kembali berbaring terus di hantui oleh mimpi buruknya itu, matanya menatap langit-langit rumah kayu mahoni tua.

Laba-laba, merayap diantara kerangga atap rumah itu tidak luput dari perhatiannya saat REINA yang melipat kedua tangannya seolah memeluk diri sendiri berusaha untuk tidak memikirkan tentang mimpi itu hanya untuk kali ini saja dan kembali tidur karena dia sadar masih banyak hari yang dapat dia pakai untuk memecahkan teka teki mimpinya itu. Langit masih gelap dan udaranya sangat dingin hingga asap terlihat keluar dari hembusan nafasnya.

           Matahari mulai terbit cahayanya menyinari hamparan pdang rumput yang hijau desa yang cukup luas dan memiliki danau yang berseberangan dengan pegunungan.

        Desa itu cukup jauh dari kerajaan teracium dan masih dibawah pemerintahan teracium desa ini juga dipadati oleh berbagai macam penduduk nya, penduduk desa ini sangatlah beragam, seperti yang tetlihat di sebuah sungai dan air yang sangat jernih sesosok makhluk bertubuh pendek seperti kurcaci namaun seluruh tubuhnya di tumbuhi bulu-bulu hitam lebat kayaknya seekor kera, dan jika kita melihat makhluk itusecara langsung pun akan beranggapan bahwa makhluk itu adalah kera atau simpanse.

         Tetapi kalian salah, makhluk yang berjalan layaknya manudia itu biasanya disebut DAGO.

Mereka adalah makhluk yang sangat ramah dan bersahabat dengan manusia, seperti yang terlihat, mereka membantu beberapa perempuan mencari ikan  dengan menggunakan tombak yang ujungnya diberi mata pisau..

           Tidak hanya makhllukk itu, masih banyak tersimpan berbagai makhluk menakjub kan di desa yang penuh dengan kedamaian ini setidak nya itulah yang saat ini di rasakan oleh para penduduk desa.

        

           " hei, tukang tidur.."   REINA berteriak sembari mengangkat kasur yang ditiduri oleh adiknya hingga membuat tersungkur dari atas ranjang kayu.

              "aaaww.. "   guman ALEX yang terjatuh kelantai dan seketika tersadar dari dunia mimpinya itu memegang kepalanya yang mendarat lebih dulu membentur lantai.

              "kau ini !"  ALEX mencoba bangkit dan tangannya merayap agar tidak disadari oleh REINA, saat dia berusaha meraih bantal yang ikut jatuh bersama nya.

"kau ingin membuatku tidur selamanya ?"

               " hahahahhahaha.. ." REINA tertawa lepas.

" apa rasa nya sakit ?" REINA masih mengenakan baju berwarna putih tanpa kancing yang dipakai tidur semalam itu tertawa lepas seperti tidak ada beban dan masalah yang ia pikirkan.

             Sepertinya dia berhasil mengusir untuk sementara rasa penasaran yang bercampur dengan kecemasan yanh sangat smembuatnya gelisah hingga bisa bernafas menghirup udara segar negeri teracium di pagi hari.

               "arrrgh" ALEX mengerang dan menyerang REINA menggunakan bantal bulu angsa putih yang berhasil dia raih tanpa disadari oleh REINA..

           "rasakan ini ! Terima ini nenek sihir keriput !!! "

            "hahahaha... Kejar saja aku, jika kau bisa !!!!"  REINA menantangnya seraya berlari melewati pintu menuju padang rumput didepan rumah mereka..

          " akan kubalas kau !!!"  ALEX berteriak namun raut wajahnya tidak terlihat marah, tetapi raut wajah itu raut wajah gembira penuh dengan senyuman di wajah ALEX dan REINA.

       Mereka berlari dan saling memyerang tapi sepertinya kelincahan bocah laki-laki berambut gondrong itu masih kalah oleh REINA yang selalu berhasil menghindari serangan yang di lepaskan oleh ALEX kepadanya.

         Keceriaan berlangsung beberapa saat dan rasanya aku tidak perlu menceritakan seluruh canda tawa mereka karena mungkin kalian pun pernah mengalami bahagianya bercanda dengan adik atau kakak kalian.

        Hingga beberapa saat perhatian mereka teralihkan oleh tiga orang laki-laki penunggang kuda yang mendekati mereka dari kejauhan tepat dari arah timur di balik cahaya matahari hingga REINA dan ALEX harus sedikit menutupi pandangan mereka menggunakan tangan dan menatap melalui celah-celah jari merka untuk menutupi cahaya matahari yang menyengat dan terasa membakar mata mereka yang berwarna cokelat.

            "wow wow wow..."  sorang orang penunggang kuda bercadar atau sejenis penutup wajah berhenti tepat di hadapan REINA.

Seperti nya ketiga pemuda itu bukanlah para prajurit kerajaan, terlihat dari pakaian mereka yang seperti orang-orang pada umumnya di desa, sebuah kemeja putih berkerah kaku dan berlengan panjang yang sudah sedikit usang dan hampir menguning membungkus tubuh mereka yang cukup atletis untuk tiga orang pemuda biasa.

          Namun sebuah pedang di pinggang yang menggantung menghilang kesan pemuda biasa. Ya mungkin saja mereka adalah pemburu atau memang mereka prajurit kerajaan yang sedang mengemban sebuah misi atau bahkan mereka adalah tiga orang pembunuh bayaran seperti yang di takutkan oleh ALEX, hal itu terlihat karena dia berusaha menutupi tubuhnya di balik bayangan REINA.

       

          "teman-teman, lihat ini.. " seru sih pria berkulit hitam.

            "sepasang kekasih yang sepertinya  tidak merasa lelah walaupun telah melewati malam panjang tidur bersama dan melakukan... "  lanjutnya tanpa melanjutkan perkataannya.

            "wuhuuuuuuuu..." sambut pria bersurai kuning pabjang dan terlihat tidak terawat. Dia menutup mulutnya dengan menggunakan tangannya yang bersarung hitam dan terlihat memiliki pikirab kotor tentang REINA dan ALEX yang mereka kira adalah sepasang kekasih.

           " tapi sepertinya kalian ini tidaj pantas menjadi sepasang kekasih..." ujar sih pria hitam.

"lihat dia!!! Dia masih bocah ! Hahahaha

           " di..di...dia adalah kakakku." ujar ALEX yang terlihat gugup, dia mencoba meluruskan pandangan mesum kedua pria yang berbicara kepada mereka.

         " jadi kau tinggal disini ? Apa bersama orang tuamu...?"

Tanya tukang kuda misterius.

       " kau cantik juga, nona." lanjut satu-satunya pria yang berkulit gelap. Yang menggoda dan mendekati REINA.

        "jangan sentuh !" seru REINA risih saat pemuda.   Berkulit gelap itu turun dari kuda yang ia. Tunggangi dan berusaha meraoh lengan REINA tanpa permisi..

       "wow, hati-hati bung kau bisa di cakar oleh kucing manis ini..." seru sih rambut panjang.

        " tenang, aku hanya ingin berkenalan dengan wanita cantik yang bertubug seksi ini." jawabnya.

Plaaaak

REINA menyambut pandangan yang mesum pria berkepala licin itu dengan mendaratkan sebuah tamparan yang cukuo keras dan bersarang di pipi kirinya.

      Memang benar REINA memiliki tubuh yang mencuri perhatian setiap orang, tubuh yang cukuo tinggi berkisar 170cm, kulit putih namun tidak pucat layaknya mayat hidup, rambut yang bergelombang menjadi mahkota di kepala nya , dan. Meskipun dia baru bangub.   Dari tidur nya hingga membuat rambut nya bergelombang,, sedikit berantakan judtru semakin menambah kecantikan yang dia miliki. Bak seorang putri raja atau ratu di negeri ini atau bahkan salah satu supermodel yang terdampar di negeri ini sehingga wajar bagi pria berkepala kotor untuk menggoda nya karena sulit menemukan gadis secantik REINA di beberapa desa yang ada.

         

        "kau !!!  Berani....!!!! " pria mesum itu membentak.

        " sudah cukup !" suara pris lain yang terdengar penuh karisma memotong dan membekukan perbincangan yang sedang terjadi.

          Pria yang berada di balik kedua pemuda yang berpikiran mesum itu menyela perbincangan mereka karena perbincangan itu membuatnya malu akan kelakuan kedua temannya.

         " ada apa dengan kalian ini ? Ujarnya terlihat kesal sambil turun dari kuda putih yang di tungganginya. " ingat kita jesini untuk mencari rumah pamanku ! Jadi jangan coba-coba kalian membuat ulah di desa ini !"

Pria itu terlihat berbeda dari pria yang lain karena dia adalah satu-satunya pria yang mengenakan baju zirah dengan lambanh naga bersayap di bagian dada kanan pada baju besi itu. Dan hal itu membuatnya memiliki artu lebih di bandingkan dengan kedua pria temannya.

" memang seharus nya kau menjaga kelakuan mu." pria yang berambut panjang yang tidak terawat berhidung mancung menyusuk turun dari kudanya yang di tunggangi lalu mendekat dan merangkul temannya yang berkulit gelap yang sedang kesakitan sambil memandang marah ke arah gadis yang berhidung lancip itu.

" aku ANGGARA, maafkan teman-temanku yang sudah tidak sopan ini, emm." bahasa tubuh yang sedikit menurunkan kepala nya dan menjulurkan tangan itu mengisyaratksn bahwa dia ingin berjabat tangan dan mengetahui nama REINA.

        Namun REINA sempat ragu untuk memberikan nama nya kepada pemuda yang baru di temuinya meski dia menyadari akan ketampanan pria muda berpotongan rambut pendek ikal dan berwarna hitam lebat. Dengan tatapannya yang tajam ini seolah mencoba menusuk perhatian REINA dan mendobrak masuk ke dalam hatinya.

       Namun REINA bukanlah tipe perempuan yang mudah mempercayai orang asing. Keraguan yang sempat muncul di benaknya luntur saat dia mengingat kembali bahwa pria tampan itu ingin mencari temannya yang mungkin tinggal tidsk jauh dari rumah kediaman REINA dan ALEX.

       

   "ohhh.. Aku REINA... " tegasnya. Dan adikku ALEX, REINA menyambut singkat tangan ANGGARA yang lebih dulu menawarkan berjabat tangan kepadanya.

   " panggil saja aku ALEX ." seraya menjepitkan bantal yang ia himpitkan diantara pinggang dan ketiaknya lalu menjulurkan tangan untuk berjabat tangan.

" oh ya, aku ANGGARA seperti yang kau dengar tadi. Ini kedua temanku JUAN, dan yang kau tampar ini namanya JORDI."  anggara menunjuk satu persatu temannya dan JUAN yang masih merangkul pundaj JORDI menyambut dengan mengangkat tangan dan sedikit melambai sembari tersenyum.

   " aku tidak ing8b berjabat tangan dengan mu ! Terakhir aku mencobanya . Kau menamparku." ujar JORDI, dan JUAN terkekeh sambil mendorong kepala JORDI.

      "hei JORDI, seorang pria dewasa seharusnya meminta maaf!" kata ANGGARA.

       " apa ? Aku sungguh tidak harus melakukan itu kan ? " jawab JORDI kepada anggara.

        " jordi!!! " anggara memerintah dengan nada bicara yang kali ini terdengar sangat tegas, memaksa dengan memelototi jordi yang sempat terkejut atas perintah anggara, karena jadi canggung terpaksa melakukannya.

      "baiklah-baiklah." jordi menyerah dan sempat terdiam beberapa detik hingga akhirnya melanjutkan ucapan. Nya.

"nona maafkan aku!"

      "hanya itukah, jordi?"  anggara sedikit tersenyum sinis

     " owh... Anggara, ternyata kau sangat menyebalkan." ujar jordi.

      Kau sangat berani dalam menggoda, tapi untuk meminta maaf."  JUAN mendorong badan jordi hingga sedikit mendekat pada REINA." ayolah bung !" tambah JUAN kepada jordi.

    " baiklah ! Baiklah... Kalian memamng menyebalkan ! Jordi benar-benar di buat menyerah oleh kedua temannya

"nona..."

    "cukup REINA saja, kau membuatku merasa seperti wanita tua dengan menyebut nona-nona ucap REINA mengingatkan.

      "baiklah..... REINA aku minta maaf atas kelakuan ku yang tidak sopan kepadamu." lanjut jordi kepada REINA.

      "sudahlah lagi pula aku tidak begitu memikirkannya."

Desis REINA tetapi kau pantas mendapatkan tamparanku dan jika itu terulang, aku pastikan rasanya akan lebih menyakitkan!"  lanjutnya dengan nada yang sangat terdengar mengancam.

     "lihat?" sepertinya ini adalah hari terburuk bagi jordi." gadis itu memang sombong! REINA hanya bisa tersenyum sinis saat mendengar hal yang dikatakan jordi.

     "mmmf.. Maaf." ALEX menyela perbincangan dan memanggil anggara dengan gerakan kepalanya, lalu melanjutkan pertanyaan nya saat anggara menoleh."

Memangnya siapa nama pamanmu yang kau cari itu ?

Mungkin saja kami mengenalnya."

Suara ALEX terdengar lebih oercaya diri dari sebelumnya yang sempat merasa takut akan ketiga pria itu hingga membuat suaranya gemetar.

  " iya, apa kau mengenal master ISKANDAR ?"

jawab anggara dengan mata yang terlihat letih seperti tidak tertidur selama beberapa hari, sangat jelas karena kantung matanya itu sudah sangat gelap dan menggantung.

    "master ISKANDAR ? Apa yang kau maksud adalah kakek penempa senjata ?" REINA menyambar pertanyaan yang di ucapkan anggara dengan sedikit rasa penasaran yang menyelimutinya."

    "iya, mungkin itu pamanku, aku tidak tahu apa pekerjaan nya sekarang tapi yang pasti pamanku memiliki nama belakang ISKANDAR MIQDAM ?" anggara dan kedua temannya terlihat gembirs seolah menemukan air di hamparan padang pasir yang luas dan panas.

   " tolong antarkan kami !" anggara sangat bersemangat karena kini dia merasa yakin bahwa perjalanan nya tidak sia-sia.

    "baiklah, sebaiknya kalian lebih baik tunggu dan beristirahat lah disini.." REINA menyuruh tiga pemuda yang entah berasal dari mana itu untuk beristirahat dan menunggu dia siap-siap untuk mengantarkan nya ke tempat master ISKANDAR.

      "sementara, aku akan bersiap untuk mengantarkan kalian, lagi pula sepertinya kalian sangat terlihat berantakan dalam lelah." di balik wajahnya yang sedikit sinis itu REINA memang memiliki sifat peduli dan baik hati kepada siapa pun yang dia temui terbukti dari perhatiannya kepada, tiga pemuda yang baru dia kenal dan terlihat lelah itu.

Next chapter