27 27*

.

.

.

.

.

***

sosok anak kecil itu berjalan pulang kerumahnya. ia sudah menyuruh satou pulang meskipun ia ingin mengantar kei sampai kerumah. khawatir katanya. omong kosong. dia benar benar aneh. kei berjalan kerumahnya seorang diri. ini sudah biasa. tidak perlu di kasihani. seperti inilah kei. dia mengenakkan gaun yang gelap terhampar cahaya bulan yang sedikit menerangi.

wajah manisnya yang begitu gelap. ia menatap datar ke depan. jalanan begitu sepi. tidak ada kendaraan dan seorangpun. rumahnya memang terletak di area terpencil. dimana sedikit sekali orang disana. dan kei harus pulang seorang diri. ia tidak mau satou kehilangan kendali dan membunuhnya. ia akan membunuhnya nanti pasti, tapi masih ada yang harus ia bunuh.

sosok anak kecil manis bersurai biru tua yang terlampir lurus sedikit bergelombang di pundaknya. ia sangat manis dengan pita besar berwarna biru muda. karet yang berwarna putih melingkari rambut lurus tipis itu saat berjalan ia sedikit bergoyang. ia melirik datar ke arah jaket berwarna merah yang tadi di beli satou.

kei kira kalau satou Meninggalkan nya saat itu. rupanya ia malah membeli benda tidak penting ini. katanya kei sedang kedinginan. tau darimana?. tidak ada yang peduli. kedua mata kei mengelap. memegang jaket panjang yang melindungi tubuh kecilnya hingga ke bawah lutut. ia tampak seperti mengenakkan jaket saja saking panjang dan besarnya. 'hangat' pikir kei pelan.

langkah kaki kecil yang menghiasi jalanan sepi itu berhenti di sebuah rumah sederhana disana. diluar nya tampak rapi itu karena kei selalu dipaksa membersihkannya. kei membuka kenop pintu sedikit berjinjit. saat sampai didalam wajahnya mengelap. melihat ayah nya duduk di atas sofa robek disana.

duduk dan banyak botol minuman keras di sekitar. puntung rokok dimana mana. kei hanya diam sudah terbiasa. ia bahkan sudah terbiasa dengan bau rokok dan bau minuman menjijikan ini padahal dulu ia langsung terbatuk batuk. sudah lebih dari 5 tahun ia terus berada di lingkungan seperti ini. lama lama ia sudah mati rasa.

kei menutup pintunya agar tidak ada seorangpun yang melihat kalau ada ayah akan mencambuk nya habis habisan. kei berjalan melewati ayah yang masih tertidur disana. ia seperti biasa selalu mabuk. di bajunya terdapat lipstik dan aroma parfum wanita yang memikat. kei menutup mulutnya sejenak. ia masih belum terbiasa dengan bau semerbak seperti itu.

kedua mata birunya menatap beku dan semakin mengelap saat melihat sebuah cambuk yang diletakkan sembarangan disana. masih tersisa bekas darah karena baru di gunakan kemarin. darahnya menetes, cambuk besar dengan tali tajam sedikit bergerigi. Sangat sakit saat menyentuh kulit lembut sensitif kei. ayah memang selalu menyiksanya seperti itu.

semalam bahkan. sampai kei menangis itu tidak pernah di indahkan. dan darah berceceran dimana-mana. ia bisa merasakan dagingnya berdenyut dan kulitnya terkupas begitu saja. ia mengunakan itu untuk menuntaskan semua masalah dan kejengkelan nya. ayah selalu seperti itu. saat menikah dengan ibu. ia mengeluarkan semua stress nya dengan hal itu dan menjadi seperti ini. sosok seperti ini.

kemarin ayah mencambuknya lagi. ia marah marah lagi entah alasan apa. membabi buta mencambuk nya begitu saja dan tidak membiarkan kei pergi. setelah itu kei bisa mengingat dengan jelas bagaimana ayahnya setelah menyiksa, melecehkan tubuh mungilnya begitu saja. memaksanya untuk melakukan hubungan homoseksual. itu sangatlah menjijikan.

ia tidak tahan lagi. ia ingin segera membalaskan dendam nya kepada ayah. ayah yang bahkan tidak boleh di sebut dengan ayah. ia benar benar hanya lah segumpal daging tanpa perasaan. sebuah bangkai yang hidup dengan busuknya. kei yakin kalau ayahnya bahkan bukanlah seorang manusia. kei ingin membunuh ayahnya dengan tangannya sendiri.

biar ayahnya tau bagaimana menderita nya dia. kedua mata kei mengelap. ia mendekati ayahnya yang berukuran sangat besar. sampai saat ini ia tidak bisa melawan karena perbedaan ukuran dan kekuatan. bagaimana pun dirinya masih sangat kecil. masih berumur 8 tahun. kei sudah sering membayangkan bagaimana ayahnya akan tercincang hidup hidup. menangis meratapi hidupnya kepada dirinya.

kei menyeringai di balik wajah manisnya itu. kedua matanya menyipit, ia tidak sabar akan hal itu. ia tidak sabar. kei sangatlah kejam. dibalik sikap manis dan senyum nya itu ia sedang membayangkan bagaimana ia akan membunuh korban korban nya nanti. semua penderitaan tanpa henti yang ia alami membuat dirinya seperti ini. kejam, diluar batas umur pada umumnya. bagaimana pun kei bukanlah anak yang di besarkan pada umumnya.

ia disiksa oleh ayahnya sendiri. di tinggalkan dan difitnah oleh kakaknya sendiri dan ibunya gila. apalagi pembully-an yang selalu terjadi. bahkan lebih kejam daripada penyiksaan yang dilakukan ayahnya. tidak ada yang peduli, tidak ada yang mau tau. pandangan masyarakat yang begitu gelap dan egois. itulah manusia. ia belajar bagaimana kerja dunia saat ini. tidak ada kebahagiaan atau apapun.

semuanya begitu kejam. ia juga harus menjadi kejam agar bisa bertahan hidup di dunia ini. tidak bagus jika terus menjadi orang baik. para manusia menjijikkan itu akan memanfaatkan nya, membantingnya ke kehidupan yang begitu kejam lagi dan lagi. hingga membuat hati kei tertutupi sempurna. membuat fisik dan mentalnya terluka begitu parah. terperangkap dan hidup di tengah kegelapan dan pemikiran kejam tersendiri. tak percaya siapapun.

***

manusia itu kejam...

***

tidak akan ada satupun...

***

semua sama saja...

***

meksipun terlihat baik..itu hanyalah kedok... kenyataan yang ditutupi...

***

aku tau itu....tau dengan jelas...

***

karena anak kecil, kei ini jauh lebih mengalami dan memahami nya dari pada yang lainnya.....lebih awal...dari yang seharusnya...

***

***

kei tiba tiba ditarik oleh tangan besar ayah menuju ke kasur. dengan kasar dan tanpa membiarkan kei bernafas, ia segera merobek baju yang Sudah kei pakai susah payah. tubuh kecil putih nya tampak pucat dengan berbagai luka dimana mana. ini yang selalu ia sembunyikan dibalik pakaiannya itu. lengan, perut, dada..dan lehernya terdapat banyak luka di sana menghiasi tubuh mungil kei.

kedua tangan kei di tahan di atas kepala nya. ayahnya menjilat lidahnya penuh nafsu. bisa terlihat bagaimana ayahnya termakan dalam nafsunya sendiri. padahal kei adalah anak kandungnya dan dia adalah laki laki. baju kei yang sedari tadi kei pakai robek sudah. termasuk jaket yang diberikan satou tadi di robek dengan begitu mudahnya.

rambut yang semula rapi terlihat begitu berantakan sekarang. pita biru itu terjatuh dari atas kasur. wajah kei berkeringat dingin. rasa kesakitan menghantam lengannya yang tanpa belas Kasihan di cengkram begitu kuat dan untuk kesekian kalinya kei di lecehkan dengan begitu kasar dan tidak berperikemanusiaan. tanpa cinta atau apapun begitu saja di lecehkan untuk memuaskan hasrat belaka.

***

menjijikkan...

***

menjijikkan....

***

sungguh menjijikan...

***

kei bisa merasakan bagaimana tubuh nya begitu kesakitan... darah mengalir keluar dari bagian bawah membasahi kasur...kei kesakitan sekali....

***

tubuhnya sakit...luar biasa..

***

***

kini kei berada di atas kasur. setelah entah berapa lama waktu berlalu. ia menatap datar kosong ke atas. melihat langit langit rumahnya dengan perasaan kosong dan gelap. ia berdiri bersusah payah. tubuhnya sakit semua. dipaksa begitu saja. ia bisa merasakan seluruh tubuhnya dipenuhi cairan yang sangat lah menjijikan. ia tidak mau ini. tidak mau tapi...ia tidak bisa... tidak bisa.

tahan kei. dia akan dibunuh segera dan dengan begitu kau akan terbebas dari kejadian menjijikan ini. kei berdiri menatap datar kearah pria besar yang kini sedang tertidur dengan lelapnya. ia yang menikmati dan kei yang harus menderita. kei mendecih, ia memegang tubuh telanjang nya dengan gemetar. ia harus membersihkan diri segera.

kei dengan bertatih tatih ke arah kamar mandi sendirian. ia menghidupkan keran air dan membiarkan shower mengguyurnya dari atas. kei terdiam. sekitar nya begitu hening. air perlahan turun Membuat rambut kei yang berantakan turun dan basah. menutupi wajah depan kei yang menunduk. tangan kiri kei mengelus perlahan tangan kanannya. menjijikkan.

luka luka itu terasa begitu kotor dan begitu sakit tapi kei tidak peduli. dengan cepat dan kasar kei Mengosok sabun di seluruh tubuhnya. membiarkan luka itu terkena begitu saja membuat kei kesakitan. ia terduduk saat bagian bawahnya terasa Sangat sakit. ia paksa berdiri tadi. kei memegang kedua sisi lengannya. air mata mengalir begitu saja ia menunduk dan gemetar.

"kenapa..kenapa...?" rintih kei. ia tidak tau apa salahnya sehingga kejadian ini terus terjadi dan semakin buruk. air terus mengalir membawa air mata kei yang membasahi wajah manisnya itu, membawa sabun dan membersihkan tubuh kei yang penuh keringat. kei terduduk disana untuk beberapa waktu yang lama dan berdiri dari sana.

kedua matanya mengelap seketika. ia tidak boleh lemah. ia harus kuat. kau ingat kei. kau harus menanam kebencian dalam dirimu. ingatlah kalau manusia itu adalah makhluk yang sangat kejam. kei menatap tubuh kecilnya itu. penuh luka . meksipun sudah dibersihkan masih kotor. begitu kotor. belum.. masih belum. kei meraih sabun dan sekali lagi mencucinya.

***

kei keluar dari kamar mandi dengan kondisi masih basah. tidak ada orang di rumah. kei menatap datar dan gelap ke arah depan. rambut biru tuanya turun perlahan membuat wajah manisnya. masih kotor. beberapa kali pun ia bersihkan masih sangat kotor. tubuh ini sudah di sentuh berkali kali. sungguh menjijikan. ia menyentuh tubuhnya dengan tangannya yang kotor itu.

kei mengeleng. ia kembali mengelap. ia harus tahan. ia tidak boleh membunuhnya sekarang. kei berjalan keluar dari kamar mandi. membiarkan air menetes perlahan dari ujung rambut hingga badan mungil nya. bau harum khas candy tercium. ia membuka lemarinya. menatap datar. lemari ini adalah lemari kakak perempuannya yang sudah lama pergi.

ayah memaksakannya memakai ini untuk mengantikan dirinya. awalnya kakak perempuannya yang ingin menjadi objek ayah. tapi karena ia kabur, maka sekarang dirinya lah yang harus menderita. karena ini ia mendapat pandangan buruk dari masyarakat. ia diejek dan dibully begitu saja... karena hal ini.., kedua matanya menatap datar. melihat pakaian itu. hanya pakaian wanita saja, tidak ada pakaian lelaki.

ia meraih salah satu setelan disana. baju berwarna hijau muda dengan gradasi warna dari muda diatas hingga tua di bawah. memiliki gambar bunga mawar dengan daun disana. sangatlah cantik. ia meraih setelan celana pendek berwarna merah bergambar strawberry kecil manis disana. ia mengenakkan nya, sangat pas. tentu saja.

baju lengan panjang yang sedikit panjang dan kebesaran hingga ke pinggang sedikit dan kedua tangannya sedikit tertutup. dan celana pendek sepaha. kei tampak begitu manis dengan pakaian sederhana itu terutama yang kebesaran. ia menyibakkan rambut yang memiliki panjang sebahu. sudah lama sejak ia memiliki rambut seperti ini. padahal ia ingin sekali memotong nya. ia itu adalah lelaki. bukan wanita.

tapi ia tidak bisa mengatakan itu. itu bukanlah hak nya. ayahnya bahkan tidak mengakui nya sebagai anak lagi. ia hanyalah anak kecil tanpa identitas sedikit pun. tidak jelas. sudah wajar jika ia dijauhi dan dipandang rendah. rambut nya lurus dan sedikit bergelombang dengan warna biru tua senada dengan langit malam dan kedua mata yang juga berwarna biru. ia sangat manis.

tapi sayangnya wajahnya begitu gelap. tanpa senyum dan kedua mata nya menyipit menatap datar dan gelap ke depan. tidak ada cermin. tidak peduli juga. ia melewati kamar itu. ia tidak ingin berada di kamar itu. kamar menjijikan itu. ia berjalan menuju ke kamar ibunya. disini pria itu jarang masuk entah karena apa. sudah ia bersihkan. sebelum tidur kei duduk di sebelah jendela. ada kursi disana. ia memangku tangannya menghadap ke arah jendela yang menampilkan langit malam yang gelap tapi indah.

wajah kecilnya dipangku dengan kedua tangan mungil. rambutnya berkibar karena angin malam. kedua mata nya menatap ke arah bulan itu. sampai kapanpun ia tidak akan bisa merasa bersih lagi. ia kotor dan selama nya. ia juga tidak pantas untuk hidup lagi. jika balas dendam nya sudah tercapai. semua sudah selesai. ia tidak ingin berada di dunia yang kejam seperti ini.

tidak mau... sampai kapanpun..ia benci semuanya...ia akan memanfaatkan semuanya agar kalian semua ikut merasakan akibatnya. lihat saja ia akan membunuh mereka jauh jauh lebih kejam. dan membuat mimpi buruk yang teramat buruk ..yang akan membuat mereka tidak akan pernah bisa mati dengan tenang. itu adalah hukuman dan kebencian darinya. ia menyeringai tajam dengan wajah manisnya itu. terlampir dengan cahaya bulan yang menyinari dan kegelapan nya yang menelan segala cahaya di sekitarnya.

***

"kakak... tunggu aku..kau selanjutnya"..

***

***

avataravatar
Next chapter