1 Prolog: Behind the Story Elfaen's side

Di sebuah tempat yang rindang, di mana sinar matahari yang kemuning dan sedikit serpuhan emas, menyusup masuk melalui celah-celah dedaunan yang begitu rimbun. Sinar tersebut membentuk garis-garis kuning yang menerobos masuk pada atap kaca di sebuah bangunan.

Bangunan tersebut sangatlah indah. Dindingnya terbuat dari marmer, atap kaca yang keras nan kokoh, dengan lantainya yang terbuat dari kristal-kristal bening yang berwarna-warni. Pada salah satu ruangan, di mana lantai kristal itu menampakkan sungai kecil yang mengalir, terdapat sebuah pertemuan yang terlihat penting apabila kita melihat betapa seriusnya wajah-wajah yang menghadirinya. Pertemuan itu dihadiri elfaen-elfaen dan juga lilar-lilar yang melayang-layang di udara. Lilar adalah makhluk kecil bersayap yang melayani bangsawan dari tiga bangsa, dengan jiwa yang terikat dengan masternya sejak mereka lahir karena kelahiran mereka dibarengi dengan kelahiran master yang ia layani seumur hidup. Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa lilar adalah bagian kekuatan dari tiga bangsa. Karena kekuatan bangsawan dari tiga bangsa tersebut sangat kuat, maka terbentuklah lilar. Namun, itu hanyalah pendapat semata dan belum ada satu pun wizard yang meneliti akan hal itu.

Seorang ksatria elfaen berjubah perak memimpin pertemuan tersebut. Wajahnya tidak terlihat karena bayangan yang ditimbulkan oleh tudung yang menutupi kepalanya, sama seperti ksatria lainnya. Ia memandang elfaen-elfaen yang duduk mengelilingi meja bundar yang besar. Ia juga memandang lilar-lilar yang duduk pada kursi-kursi kecil yang melayang di atas para elfaen.

Pertemuan pun dimulai. Mereka memulai dengan laporan-laporan yang dibawa para ksatria yang bersembunyi di balik bayangan untuk mengamati dan menjaga kenyamanan negeri mereka. Biasanya, pertemuan itu hanya membawa berita biasa namun unik yang terjadi di dalam negeri. Tapi kali ini, berita yang dibawa masing-masing ksatria sangatlah jauh berbeda dari sebelumnya.

"Apa yang sedang terjadi?!" teriak Fare, satu-satunya ksatria perak yang memimpin pertemuan tersebut.

"Entahlah... sepertinya ada pemberontak yang mengganggu kenyamanan negeri kita," balas seorang ksatria berjubah coklat. Ksatria berjubah coklat lainnya mengiyakan perkataan tersebut.

"Tapi, ini tidak seperti pemberontakan biasanya," gumam ksatria berjubah hijau gelap yang hampir menyerupai warna hitam.

Tiba-tiba saja semuanya terdiam. Ksatria berjubah hijau gelap tersebut merupakan ksatria bayangan yang bekerja sangat rahasia. Umumnya, kekuatan mereka jauh lebih tinggi dibandingkan ksatria lainnya, yah... kecuali ksatria berjubah perak dan ksatria utama, tentunya.

Fare hanya terdiam dan termenung. Ia berpikir bagaimana hal seperti itu bisa terjadi. Semua ksatria dan lilar, yang memandangnya, menunggu jawaban karena ksatria perak itulah yang memimpin pertemuan itu.

Fian, lilar dengan rambut pink bergelombang panjang, bermata merah seperti strawberry, bersayap jingga seperti kulit jeruk, memandang suasana di bawahnya. Walaupun ia adalah lilar, posisinya tidak bisa diremehkan. Bahkan Fare sang ksatria perak menghormatinya. Mata merahnya berkelip memikirkan berita baik yang nantinya akan ia bawakan. Mungkin, suasana tegang yang melanda mereka akan sedikit terobati sehingga stress yang bertumpuk di kepala mereka bisa berkurang.

"Fian... bagaimana pendapatmu?" tanya Fare tiba-tiba. Fian hanya menyengir dengan lebar. Para elfaen dan lilar di ruangan itu membayangkan ada apa di balik cengiran Fian tersebut. Ah... kita tunggu sampai bom kita jatuhkan, pikir lilar bermata merah tersebut. Sayap jingganya sedikit dikepak-kepakkan saat ia memutuskan untuk berdiri dari kursi kecil melayangnya.

Fian berdeham dengan pelan. Matanya melirik ke arah Fare sebelum mengeluarkan suara bagaikan lonceng bel miliknya,"Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya sekalian, dan juga kawan lilarku, sebelum saya menyatakan pendapat saya sebagai lilar alam dari keluarga Alp, saya ingin menyampaikan pengumuman."

Suasana riuh langsung memenuhi ruangan tersebut setelah Fian selesai berucap. Banyak elfaen yang mengira-ngira tentang pengumuman misterius yang ingin disampaikan lilar tersebut. Sedangkan lilar-lilar yang sedang duduk di atas kursi kecil mereka menatap Fian dengan seksama seakan-akan mereka ingin membaca pikiran Fian dan mengetahui pengumuman tersebut terlebih dahulu sebelum para elfaen yang duduk gelisah mengharapkan agar tidak ada kabar buruk lagi yang akan menimpa mereka.

Karena melihat elfaen dan lilar di dalam ruangan itu sudah tidak sabar menunggu, Fian akhirnya memutuskan untuk memberitahu mereka dengan nada yang sangat bahagia.

"ehm.. Para Elfaen yang terhormat dan juga para Lilar yang sangat saya sayangi, " mulainya.

- Lalu, bom pun dijatuhkan -

"Ratu kita tersayang telah melewati masa yang sulit dengan sehat dan ia memberikan kita seseorang yang begitu berharga yang juga dalam keadaan sehat."

Fian tersenyum melihat perubahan suasana yang kini menjadi lebih baik. Ini merupakan hal yang dapat menghilangkan penat sementara sebelum suasana kembali mencekam. Ia berpikir akan masa depan yang akan terjadi, dan mengira-ngira apakah semuanya akan berakhir dengan lebih baik atau malah berujung pada jalan buntu. Ia hanya berharap agar mereka diberikan jalan yang terbaik yang dapat dilalui bangsa elfaen.

Setelah suasana bahagia mulai mereda, mereka mulai mengalihkan perhatian pada Fian sekali lagi. Lilar berambut pink itu hanya dapat menghembuskan napas sebelum memberikan pendapatnya dalam masalah tersebut. Matanya yang merah ruby menatap lekat-lekat mereka yang sedang duduk memandangnya seakan-akan seperti kelaparan, dan ia pun berkata,

"Seperti yang kita ketahui, kawan. Yang Mulia sedang berurusan dengan Kerajaan Utama dan Ratu kita masih dalam keadaan kepayahan. Walau bagaimana pun posisi saya, saya hanyalah seorang lilar biasa dan saya tidaklah ahli dalam masalah ini. Mungkin ada baiknya kita meminta pendapat seseorang atas permasalahan ini."

"Jika yang kau katakan seperti itu, siapakah yang dapat kita mintai pendapat selain yang berada di ruangan ini?" tanya Fare sambil sedikit menaikkan satu alis matanya.

Fian tersenyum kecil sebelum berbisik," keluarga Glien."

"Keluarga Glien?"

"Ya... keluarga Glien," ucap Fian yang mulai menjelaskan alasannya," Mereka dapat kita minta untuk melihat masa lalu. Kemudian kita diskusikan pemecahan masalah ini"

"Mengapa masa lalu?"

"Dari masa lalu, kita dapat melihat akar dari pemberontakan ini. Atau mungkin juga 'otak' dari pemberontakan tersebut."

Fare terdiam sebentar mencerna ucapan Fian. Ia berdeham pelan sebelum berbicara dengan lantang untuk memutuskan pertemuan.

"Baiklah... kita akan minta keluarga Glien untuk mencari apa yang berada di balik permasalahan ini. Setelah itu, kita pikirkan bersama-sama jalan keluar terbaik yang dapat kita tempuh."

avataravatar