1 Prolog+episode 1

Prolog.

Pria? Apa bedanya dengan laki-laki? Ya tentu saja mereka adalah dua jenis manusia yang sama tapi memiliki perbedaan. Laki-laki adalah pria, tapi pria adalah laki-laki dewasa. Pria tidak lah sepolos laki-laki. Laki-laki punya jiwa pria, tapi pria belum tentu punya jiwa laki-laki. Apakah kalian tidak mengerti dengan perkataanku? Tentu saja kalian menganggapku gila. Ya aku menjadi gila karena yang namanya pria.

Aku mengenal seorang laki-laki yang sangat menyayangiku dan selalu menjaga ku. Tapi setelah beberapa tahun berlalu dan dia tumbuh dewasa menjadi seorang pria. Dia berubah seutuhnya. Aku tidak dapat mengenali dirinya yang sekarang.

Dia begitu dingin, kejam, dan sulit ditebak. Dia yang dulu menyayangi ku telah berubah menjadi kasar terhadapku, dulu dia yang menjadi pahlawanku sekarang dia menjadi "Monster" ku.

(Masa SMA).

"Tiara, Kairay sudah menunggu mu di parkiran" kata teman pria Kairay.

Dengan hati yang berbunga-bunga, Tiara langsung berjalan cepat keluar dari gedung sekolah untuk menemui kekasih hatinya itu.

Tiara sekolah di SMA swasta di Bali. Sekolah swasta elite itu memperbolehkan siswa dan siswi nya mambawa ponsel ke sekolah. Tiara dengan cepat mengambil ponsel yang ada di dalam tas sekolahnya. Tak lama kemudian Tiara mendekatkan ponsel ke telinganya.

"Hallo Ray, tunggu aku di sana. Sebentar lagi aku akan segera sampai di parkiran...ok bye, i love you".

Setelah telepon di tutup, Tiara langsung berlari menuju keparkiran.

Setibanya ia di sana. Ia melihat sosok Kairay yang sedang duduk di atas motor ninja dengan gagah. Kairay adalah idola di SMA karena ia memiliki wajah yang sangat tampan. Proporsi tubuh yang pas bak model, kulit yang putih dan bersikap sangat cool. Banyak gadis SMA yang sudah mengirim surat cinta, tapi semua itu tidak pernah ia balas karena di hatinya hanya ada nama Tiara seorang.

Begitu para siswa dan siswi tahu hubungan antara keduanya, mereka kerap kali memberi gelar pada Tiara dan Kairay dengan sebutan Raja dan Ratu SMA. Ya itu semua karena keduanya sangat serasi. Kairay memiliki wajah sangat tampan, dan Tiara memiliki wajah yang sangat cantik.

"Kau tidak ada les hari ini kan?" tanya Kairay dengan lembut.

"Tentu saja tidak. Apakah kau ingin mengajakku pergi jalan-jalan?" tanya Tiara penuh semangat.

"Ya, aku ingin mengajak mu ke pantai Kuta" jawab Kairay

"Aku tidak sabar, terima kasih" Tiara langsung memeluk erat Kairay.

"Cepat pakai helm. Kita berangkat sekarang".

* * * *

Dua pasang siswa dan siswi yang baru saja mengenal cinta sedang melaju ke arah pantai Kuta menggunakan sepeda motor. Mereka terlihat sangat romantis. Jika ada pasangan lain yang melihat mereka, sudah di pastikan mereka akan sangat iri tak bersisa.

Setengah jam kemudian, dua muda-mudi itu telah sampai di pantai. Mereka memarkirkan motor mereka di tempat parkir yang tidak jauh dari pinggir pantai.

"Wah... benar-benar indah. Walaupun aku sudah sangat sering mengunjungi pantai Kuta, tapi tetap saja masih terpesona dengan keindahannya" kata Tiara yang sudah turun dari motor.

Kairay melepas helmnya. Ia tersenyum lebar melihat gadis yang dicintainya itu tersenyum gembira.

"Kalau begitu setelah menikah kita tinggal di pantai ini saja" kata Kairay yang sudah berpikir sejauh itu.

Tiara tertawa mendengar ucapan Kairay. Laki-laki itu memang sangat serius dengan hubungan mereka. Bahkan Kairay sudah menyiapkan rumah untuk mereka tempati setelah menikah.

"Ayo, kenapa masih berdiri saja di situ?" kata Kairay menyadarkan Tiara dari lamunan.

Tiara dan Kairay mulai berjalan ke pinggir pantai sambil berpegangan tangan. Walau hari belum sore, tapi keindahan pantai Kuta Bali tetap terlihat sangat mempesona. Ombak berkejaran munuju pasir di bibir pantai. Angin menghembus menerpa siapapun yang ada di depannya. Para turis dari manca negara sibuk berjemur diri dan menikmati teriknya matahari.

"Jaga pandangan" kata Tiara pada Kairay begitu ia melihat para turis wanita yang hanya menggunakan bikini saja.

"Tenang saja, aku bukan laki-laki hidung belang" kata Kairay.

Mereka meneruskan langkah semakin mendekat pada bibir pantai. Tiara sedikit terkesiap ketika ombak mengenai sepatu sekolahnya. Ia baru menyadari bahwa ia lupa melepas sepatu sekolah.

Tiara menoleh ke kanan dan ke kiri, memastikan tidak ada orang di sekitarnya. Tiara memang tidak berani langsung berjongkok untuk melepaskan tali sepatu karena ia memakai rok SMA yang hanya sepanjang lutut.

Sebelum Tiara berjongkok, Kairay sudah mendahului Tiara. Dengan telaten ia melepaskan tali sepatu Tiara dan berusaha menghindari gerakan mendongakan kepala ke atas.

Sungguh suatu perlakuan yang membuat hati Tiara semakin berbunga-bunga. Kairay bersikap sebagai laki-laki sejati yang menghormati seorang gadis. Begitu selesai, Kairay kembali berdiri.

"Sekarang kau bisa bermain air sepuasnya" kata Kairay yang menjinjing sepasang sepatu Tiara.

"Terima kasih" kata Tiara malu-malu.

Mereka menyusuri bibir pantai dengan bertelanjang kaki. Mereka tidak pernah melepaskan senyuman di wajah mereka. Sampai pada akhirnya suara dering telepon Kairay menghentikan langkah mereka.

"Sebentar ya" kata Kairay.

Tiara mengangguk.

"Hallo" sapa Kairay yang menjawab telepon di depan Tiara.

"Apa? Kapan? Sekarang di mana?... Baiklah, aku akan ke sana sekarang" jawab Kairay dengan wajah yang panik dan terkejut.

Setelah menutup telepon, Kairay membuang sepatu Tiara dan langsung berlari pergi meninggalkan Tiara sendirian.

"Ray!! Kau mau ke mana? Apa yang terjadi? Kai!! Tunggu aku!!" Tiara berteriak memanggil Kairay yang semakin menjauh.

Ia berusaha mengejar Kairay tapi itu hanya sia-sia. Kairay sudah pergi menggunakan motor tanpa bisa ia kejar lagi.

"Ray, ada apa dengan mu?" kata Tiara pada dirinya sendiri dengan nafas yang terengah-engah.

Sejak saat itu, Kairay tidak menampakan batang hidungnya di hadapan Tiara maupun di sekolah. Tiara sudah mencarinya ke rumah Kairay tapi rumah itu selalu saja kosong. Nomor ponselnya pun tidak dapat dihubungi.

Tiara sangat terpukul dengan kepergian Kairay yang tanpa berkata apapun, tanpa pamit dan tidak ada kabar apapun. Akhirnya Tiara putus asa dan memutuskan untuk berusaha melupakan Kairay walaupun itu sangat berat.

Setelah lulus sekolah Tiara yang masih terpuruk diperintahkan oleh orang tuanya untuk berkuliah di Jakarta. Itu semua agar Tiara lebih mudah melupakan Kairay. Jika Tiara tetap di Bali, kenangan indah bersama Kairay selalu terbayang setiap hari.

Dengan memegang harapan baru, Tiara pergi ke Jakarta. Ia juga berharap ibu kota Indonesia itu, dirinya dapat membuka lembaran baru yang lebih bahagia. Ia membuang semua kenangan bersama Kairay dan melupakan nama itu untuk selamanya. Ia ingin menjalani kehidupan barunya dengan laki-laki yang tidak akan meninggalkan dirinya begitu saja seperti Kairay meninggalkannya.

Setelah Tiara memulai hidup baru di Jakarta, dari situlah kisah hidup Tiara di mulai.

avataravatar
Next chapter