18 謝罪 (permintaan maaf)

Hari Minggu di musim gugur. Seperti biasa Ayase tetap sibuk, jadi aku bersama dengan Akiko dan Chifuyu bersaudara. Dan seperti biasa mereka sudah tahu apa yang aku alami baru-baru ini karena si penguntit itu menceritakan semuanya.

"Wah kau ini keterlaluan ya, mencurigai dia seperti itu. Pantas saja dia marah." Kagura mengomentari cerita Akiko. "jadi sekarang mau bagaimana? Apa kau bisa menangani ini?" Lanjutnya. "Tentu saja aku akan minta maaf." jujur saja aku agak ragu akan melakukan itu. Dia terlihat sangat marah waktu itu.

"dan apa kau yakin akan berhasil? Apa dia sudah pasti akan memaafkanmu?" Yagura, dia ini selalu saja seperti ini. "sudahlah Yagura. Ayase-chan bukan orang seperti itu. Dia itu tidak sulit memaafkan orang lain. Lagipula menurutku ini bukan salah Seito sepenuhnya. Ayase juga bersalah karena tidak memperhatikan orang yang mengajaknya bicara dan malah sibuk menatap ponselnya terus. Aku rasa wajar saja jika Seito merasa sedikit kesal." Akiko ternyata dia mengerti. "Ya, lagipula permintaan maaf yang tulus akan menyelesaikan semua masalah. Aku yakin akan hal itu" tambah Kagura. Dia benar. Aku tidak perlu repot. Aku hanya perlu meminta maaf dengan tulus, permintaan maaf yang berasal dari lubuk hatiku, dari suara hatiku. Tapi, apakah dia punya waktu untuk menemuiku?

Setelah selesai hang out* bersama teman-teman, aku pulang dan memutuskan akan minta maaf pada Ayase secara langsung meski sepertinya agak sulit dan hampir mustahil jika hari ini. Aku akan menunggunya sampai pulang. Atau mungkin aku mengirimkan pesan kepadanya saja, ya? Atau menitipkan permintaan maafku kepada Ayaka-san?

Saat aku melewati taman, dibawah pohon sakura yang bunganya sedang berguguran, aku melihatnya. Ayase, dia berdiri disana, dibawah guyuran hujan bunga sakura. Apa dia menunggu diriku? Tidak, tidak mungkin. Bukankah dia marah kepadaku? Sesaat aku sempat terpesona. Pesonanya semakin terpancar dibawah sakura yang berguguran dan angin sepoi-sepoi yang meniup rambutnya.

Astaga!!! Aku hampir saja lupa. Aku harus minta maaf kepadanya. Kenapa aku malah diam memperhatikannya saja, sih? Ini kesempatan baik untukku. Aku berjalan mendekatinya dan memanggilnya, "Aya-chan". Dia menoleh kearah diriku dengan senyum yang biasanya dia perlihatkan kepadaku. Senyum yang terpancar indah. Dia tidak berubah, atau dia sudah kembali seperti dulu?

"lama sekali. Aku sudah menunggumu lama sekali loh." Dia menungguku? Serius? Aku melihat kebelakang. Tidak ada tanda-tanda Yoshitaka.

"apa yang kamu lihat? Mengapa melihat kebelakang?" tanyanya. Dia benar menungguku. Mungkin aku pastikan saja dulu, "Aya-chan, apa yang sedang kau lakukan? Apa sedang istirahat?".

"Tidak, aku menyelesaikan semua pekerjaanku secepatnya dan minta ijin pulang lebih awal. Aku ingin menemui dirimu." Dia menjawab pertanyaanku dengan tersenyum manis. Ternyata tidak ada yang berubah. Dia tetap Aya-chan, sahabatku yang imut. Sesaat kami hanya saling memandang tanpa mengatakan apapun.

"Ano, Seito-kun."

"Aya-chan."

Kami saling memanggil bersamaan. Apa dia juga ingin mengatakan sesuatu. Sebaiknya dia saja yang bicara duluan,"kau duluan".

"Tidak, kamu saja yang duluan." Dia malah menyuruhku untuk bicara lebih dulu. Baiklah aku saja,"maaf. Maafkan aku karena sudah membuatmu marah waktu itu. Seharusnya aku tidak mengatakan itu. Aku mengerti betapa sibuknya dirimu. Aku benar-benar menyesal."

Setelah aku meminta maaf, dia malah tertawa. Memangnya apa yang lucu?

"apa ini? Kita ternyata ingin mengatakan hal yang sama, ya." Mengatakan hal yang sama? Apa maksudnya?

"kamu ga salah kok. Aku yang salah. Harusnya aku yang minta maaf. Aku mengerti perasaanmu. Seharusnya aku tidak bersikap seperti itu pada sahabat terbaikku. Maafkan aku ya." dia juga minta maaf dengan tersenyum. "mulai sekarang aku janji akan terus memperhatikan dirimu. Aku tidak akan memainkan smartphoneku saat bersamamu. Aku juga akan meluangkan waktu untuk bertemu denganmu. Pokoknya, aku akan memperhatikan dirimu terus dan tidak akan melepaskan pandanganku darimu. Jadi, mulai sekarang hati-hati,ya. Soalnya aku bisa mengetahui apapun yang kamu lakukan dan kamu alami karena...aku akan...selalu memperhatikan dirimu." Lanjutnya dengan tersenyum. Sebuah senyuman yang indah. Senyuman yang pertama kali aku lihat bertahun-tahun yang lalu di hari yang sama dibawah pohon sakura ini.

*hang out: ngumpul-ngumpul di luar bareng temen.

avataravatar
Next chapter