7 花火の真っ只中告白, 多分... (Pengakuan Ditengah Kembang Api, Mungkin...)

Setelah beberapa lama, kami mendengar pengumuman bahwa kembang api akan segera diluncurkan. Ayase sangat bersemangat sekali karena dia suka kembang api, "Seito-kun, ayo cepat kembang apinya akan segera mulai!! Ayo kita lihat!!". Tapi, aku memikirkan hal lain. Tentang melihat kembang api berdua saja, "Aya-chan, menurutku kalau melihat kembang api dari tempat yang tinggi seperti diatas gedung akan lebih indah, apakah kau ingin kesana?" aku sengaja mengajaknya kesana agar bisa berdua saja dengannya.

"Begitukah? Tapi apakah kita bisa melakukan itu?" tanyanya

"ya bisa, kita akan naik ke atap gedung itu. Aku sudah mendapatkan ijin dari satpam yang bertugas." Kataku sambil menunjuk gedung tinggi yang tidak jauh jaraknya dari tempat kami berdiri.

"benarkah? Seito-kun memang yang terbaik." Dia tersenyum bahagia.

Kami menaiki tangga gedung tersebut menuju ke atap. Kami sampai di atap tepat saat pertunjukan kembang api dimulai. Ayase sangat bahagia melihat kembang api. Berbeda denganku yang deg-degan di dekatnya berdua saja. Aku akan berusaha untuk mengungkapkan perasaanku, "hey, Aya-chan". Aku memulai pembicaraan. "iya?" Ayase menjawab panggilanku.

"apakah kau masih ingat tentang Hanabi no Densetsu*?" entah kenapa aku harus membicarakan hal ini.

"cerita Hanabi no Densetsu ya? Tidak, aku tidak tahu tentang hal itu. Memangnya ada legendanya?." Dia tidak ingat, wajar saja karena sudah bertahun-tahun.

"dari cerita yang aku dengar, pasangan yang mengungkapkan perasaannya pada saat kembang api yang terbesar meledak, apalagi sambil berpegangan tangan dan saling berciuman, maka mereka tidak akan bisa dipisahkan dan cinta mereka akan abadi selamanya". Sial, kenapa aku harus menceritakan ini segala? Cerita ini kan...

"darimana kamu mendengar cerita itu?" tanyanya sambil menahan tawa.

"ya bukannya Ayaka-san dulu pernah menceritakan cerita ini pada kita?"

"O... Onee-chan?" katanya sambil tertawa terbahak-bahak.

"Ya, aku ingat cerita itu. Seito-kun lucu, Onee-chan hanya bercanda tentang hal itu. Dia tidak serius. Apa kamu lupa, dia juga bilang kalau cerita itu bohong. Cerita itu hanya rekayasanya saja." Ayase masih saja tertawa. Aku juga tahu kalau Ayaka-san hanya bercanda. Tapi, apa dia tidak mengerti maksudku?

Kembang api terbesar akan segera datang, aku ingin mengungkapkannya sekarang. Ya, inilah yang dikatakan oleh suara hatiku. Hatiku berkata bahwa inilah saat yang tepat.

"Aya-chan."

"iya?"

"Aya-chan, aku... Aku..." sial, kenapa rasanya begitu sulit? Aku tidak berani mengungkapkannya sekarang. Bagaimana ini?

"Ada apa, Seito-kun?" Aya-chan terlihat bingung. Apa yang harus aku katakan?

"ti... Tidak. Ga papa, Ga jadi." Apa yang aku katakan? Kenapa tidak mengungkapkannya? Kenapa tidak bisa?

"Seito-kun, kamu sepertinya menyembunyikan sesuatu. Ada apa? Cerita saja, aku akan mendengarkannya." Tanyanya curiga.

"tidak. Tidak ada yang aku sembunyikan." Ini malah semakin buruk, aku makin kehilangan keberanian. "lihat, kembang api yang terbesar datang." Kataku mengalihkan pembicaraan. "wah.. iya, indah sekali." Ayase sepertinya tidak menyadarinya kalau memang ada yang aku sembunyikan, aku tidak bisa mengungkap perasaanku. Mungkin, bergandengan tangan saja cukup. Iya, kami sahabat. Kami sudah sering berpegangan tangan. Pasti tidak masalah, kan?

Perlahan-lahan, tanganku bergerak meraih tangan Ayase. Ayase membalas genggaman tanganku dengan genggamannya yang hangat pula. Bersamaan dengan cahaya kembang api besar yang menyinari kami. Aku masih belum mengungkapkannya. Tapi, semoga ini cukup. Semoga genggaman tangan ini cukup untuk menyampaikan suara hatiku kepadanya.

*Hanabi no Densetsu: Legenda kembang api

avataravatar
Next chapter