webnovel

KERJASAMA YANG MENCURIGAKAN

Gedung menara Shadow White Internasional yang bergerak di bidang konstruksi tampak berdiri megah menyambut kedatangan Ethan, yang berjalan gagah memasuki lobi utama gedung dengan didampingi oleh dua orang bodyguard kepercayaannya seperti biasa.

Sambil sesekali menjawab sapaan ramah beberapa orang karyawan yang berpapasan dengan dirinya, Ethan langsung melangkah masuk ke dalam lift menuju ke ruang kerjanya di lantai 29.

Saat Ethan tiba di lantai 29 sekretarisnya yang bernama Tiara langsung menyambut kedatangan Ethan dengan senyum manisnya yang genit menggoda. Ditambah lagi dengan setelan blazer berwarna merah menantang, dengan rok mini setinggi lima senti di atas lutut yang dikenakannya saat ini, semakin menambah daya pikat dan juga keseksian tubuhnya sebagai seorang perempuan.

Seketika Simon salah satu bodyguard Ethan yang saat ini sedang bertugas melakukan pengawalan, hingga menelan salivanya melihat tampilan Tiara yang menggoda. Sangat berbeda dengan Ethan sendiri yang tampak tidak terlalu memperhatikan hal tersebut, bahkan dia tampak lebih fokus dengan beberapa berkas yang berada dalam pelukan Tiara.

"Good morning Pak Ethan, bagaimana kabarnya hari ini?" tanya Tiara sambil berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Ethan dengan gayanya yang gemulai.

"Good morning, Tiara, kabarku tentu saja baik dan selalu penuh semangat, kau sedang memegang berkas apa, sepertinya penting sekali?" tanya Ethan sambil terus melangkahkan kakinya memasuki ruangan kantor yang diikuti oleh Tiara dengan langkah kaki bergegas.

"Oh ini, berkas pengajuan dari Perusahaan Gemintang Future yang mengajukan kontrak kerjasama pembangunan Mall terbaru milik mereka."

"Apa kau bilang? Berkas pengajuan dari Perusahaan Gemintang Future, yang mengajukan kontrak kerjasama pembangunan Mall terbaru mereka kepada perusahaan kita? Maksudmu, mereka mengajukan kerjasama agar perusahaan kita yang melakukan pembangunan Mall tersebut?" tanya Ethan sambil menghentikan langkah kakinya, lalu segera mengambil berkas tersebut dari tangan Tiara. Dari nada suara Ethan terdengar dia hampir tidak mempercayai hal tersebut.

"Benar, Pak," jawab Tiara dengan cepat.

"Astaga, sungguh aneh sekali, perusahaan ini milik Pak Virgo 'kan?"

"Benar, Pak."

"Jelas-jelas selama ini Virgo merupakan rival yang sangat tidak menyukai diriku sebagai seorang pebisnis, bahkan bisa jadi secara personal. Rasa tidak sukanya itu selama ini aku rasakan tanpa sebab, karena tiba-tiba saja dia selalu bersikap bertentangan dan cenderung menjatuhkan setiap ide bisnis baru yang aku ciptakan, tetapi kenapa sekarang dia malah mengajukan sebuah proyek besar, bahkan tanpa melalui persaingan tender sama sekali? Aneh!" ujar Ethan dengan kening berkerut, kemudian dia duduk di kursi kerjanya sambil terus membaca berkas pengajuan tersebut. Sedangkan Tiara langsung duduk pula di hadapan Ethan dengan kaki saling bertumpu satu dengan yang lainnya.

"Mungkin Pak Virgo sekarang sudah berubah pikiran, dan merasa kecocokan dengan, Pak Ethan," ujar Tiara mengemukakan pikirannya.

"Jangan bodoh Tiara, mana mungkin seseorang bisa berubah secara itu tanpa sebab, aku yakin ada sebuah rencana busuk dibalik semua ini," sahut Ethan dengan wajah yang tampak berpikir keras.

"Jadi ... bagaimana Pak, apakah pengajuan kerjasama ini ditolak saja?" tanya Tiara dengan wajah yang mulai tampak cemas setelah mendengar perkataan Ethan.

Biar bagaimana perasaan cinta di dalam hati Tiara yang selama ini disembunyikannya, mengalah rasa kecewa dan cemburunya terhadap pernikahan Ethan yang baru saja berlangsung. Sehingga dia merasa sangat khawatir jika terjadi sesuatu yang buruk dengan Ethan atau pun bisnisnya.

"Jangan ditolak Tiara, itu justru akan menjatuhkan harga diriku di hadapan Virgo. Kita terima saja tender dari mereka, tetapi aku akan membuat tim khusus untuk memantau segala sesuatu yang menjadi tujuan mereka dibalik semuanya ini!" jawab Ethan dengan cepat.

"Kalau begitu saya akan menghubungi Pak Virgo untuk membuat janji makan siang, untuk membicarakan masalah kerjasama pembangunan Mall terbaru mereka, kira-kira kapan Pak Ethan bisa makan siang dengan, Pak Virgo?" tanya Tiara sambil segera membuka buku catatan rencana kerja Ethan yang selalu berada di tangannya.

"Jangan makan siang, buat saja janji untuk nanti makan malam," jawab Ethan memutuskan sambil tersenyum penuh arti.

"Baiklah kalau begitu Pak, saya akan langsung menghubungi Pak Virgo, nanti saya akan mengabarkan langsung jawabannya kepada Pak Ethan. Sebelum saya kembali ke ruangan saya, apakah Pak Ethan mau say buatkan minuman? Kopi, atau susu coklat hangat?" tanya Tiara menawarkan dengan penuh perhatian.

"Tidak usah Tiara, nanti aku mau minum air mineral saja, karena tadi di rumah sudah makan nasi goreng terlalu banyak sehingga rasanya saat ini masih kenyang sekali," jawab Ethan sambil tersenyum dan menepuk perutnya.

"Tumben sekali Bapak makan banyak di pagi hari tidak seperti biasanya," ucap Tiara.

"Iya, tadi istri saya memasak nasi goreng yang enak sekali, saya jadi khilaf makan kebanyakan. Sudah sana, sebaiknya kau segera laksanakan tugasmu Tiara, kenapa jadi membahas sarapan pagi saya!" ujar Ethan memerintahkan dengan sikap berlaga kesal.

"Ba-baik, Pak!" jawab Tiara sambil tersenyum kecut. Kemudian dia pun bergegas keluar dari dalam kantor Ethan untuk kembali ke ruangannya.

"Ya, ampuuun! Kenapa aku jadi memuji masakan Sakura sih, di hadapan Tiara? Huff! Tampaknya aku harus lebih berhati-hati dengan Sakura, karena entah kenapa dia jadi selalu menghantui pikiranku sekarang. Ayolah, Ethan! Kau seharusnya merusak kehidupan perempuan itu sebagai balas dendam terhadap Renata, bukannya malah sebaliknya! Dan ingat Ethan, malam pengantin yang indah itu cukup hanya sekali saja! Tidak akan ada lagi malam pengantin yang seromantis itu terhadap Sakura, kecuali kau bisa bertindak kejam di atas ranjang terhadap dirinya! Ingat itu, Ethan! Ingat!" gerutu Ethan dengan kesal bermonolog.

Kriiing! Kriiing!

Suara telepon di atas meja Ethan berdering keras, kemudian dia langsung menerimanya yang ternyata berasal dari Tiara.

"Ya, ada apa, Tiara?"

"Baru saja saya menghubungi Pak Virgo, dan beliau sudah setuju dengan acara makan malamnya nanti, Pak Ethan."

"Baguslah kalau begitu, sekarang tolong kau bawakan beberapa program kerja yang kemarin sudah kita susun dan rapatkan ke kantorku, dan jangan lupa, panggilkan juga Pak Nugraha, suruh dia datang ke kantorku sekarang juga, karena aku akan memberikan beberapa tugas untuk kalian kerjakan, selama aku izin beberapa hari ke depan untuk tidak datang ke kantor," ujar Ethan memerintahkan.

"Bapak akan izin beberapa hari ke depan tidak datang ke kantor? Memangnya mau pergi ke mana, Pak?" tanya Tiara penasaran.

"Saya mau berbulan madu," jawab Ethan singkat.

"Ber-berbulan madu, Pak?"

"Iya, Tiara! Saya ingin berbulan madu, tidak ada yang aneh jika pengantin baru berbulan madu 'kan?"

"Ti- tidak, Pak, tidak aneh, bahkan sudah sewajarnya, ma-maaf ...," jawab Tiara dengan gugup. Seketika hatinya terasa semakin bertambah sakit sekali, saat mendengar Ethan akan berbulan madu saat ini.

"Ya sudah, kalau begitu segera laksanakan perintah saya!"

"Baik, Pak Ethan!" jawab Tiara pelan dengan perasaan terluka, seketika tanpa terasa air matanya menetes perlahan.

Next chapter