1 『MUNCULNYA SANG PAHLAWAN』

"KAMI SUDAH MENUNGGUMU..."

Nada Samar Wanita, Terdengar dari dalam kegelapan yang menyelimuti suasana Hening nan dingin, Membuat suasana menjadi sedikit menakutkan, Aku hanya mengikuti apa yang harus ku ikuti dalam Hal ini, Sembari berjalan menyusuri gua sempit yang gelap dengan cahaya redub di ujungnya, Layaknya kejadian di Anime dan Film.

Terlihat mata lesu bergemerlapan dengan pantulan sinar bulan menunjukkan dengan jelas bola mata keemasan tertutup rambut pirang panjang yang semestinya Indah, Tapi dalam keadaan ini, Rambut pirang indah nya tak terawat dan di campakkan. Di ujung gua yang hanya di terangi cahaya rembulan dari celah kecil di atas langit-langit, Seakan mengatakan "Lihat ini,Hadiah dari keberanian mu untuk sampai di sini", Tepat di bawah cahaya rembulan, Terlihat seorang wanita dewasa terkapar lemah di tanah, Dengan rantai yang panjang terikat di lengan dan kakinya, Dengan tatapan lesunya, Mata kami saling bertemu layaknya cinta pandangan pertama. Dari wajah cantiknya yang tertutup rambut panjangnya, Menunjukan perasaan yang amat menyakitkan. Tapi yang ku lakukan hanya berdiam tegang di hadapannya sembari menunggu kalimat selanjutnya yang ingin melonjak keluar dari bibir pecah yang sedang berusaha.

"KAMI SUDAH MENUNGGUMU" Bisik nya dengan perlahan

Aku tak berniat untuk takut, Tetapi, Kaki ku seakan mengatakan jangan mendekat, Badanku seakan mengisyaratkan bahaya, Aku mundur dengan perlahan sembari melangkahkan kaki kiri lalu di ikuti kaki kanan, dengan sebuah...

"GUBRAK!!!"

Suara yang lumayan keras, Kepalaku menghantam lantai karena tersandung batu besar sekaligus mengakhiri suasana suram itu.

"Adududuhh... Mimpi?,

Aneh!"

"Link ada apa? Suara apa itu tadi?" Teriak ibu dari Dapur.

"Tidak ada apa-apa Bu...!Aku cuman jatuh dari tempat tidur"

"Ha...?, Jangan bercanda, Kau fikir ini sudah jam berapa?"

"Aaa...Sial, Sudah Jam 07:42 Pagi, Aku telat"

*****

"Hmm..Aneh..." Fikir ku sambil jalan santai di bawah teriknya matahari pagi yang terasa sangat ingin membakar mata lesu ku akibat menonton Anime semalaman, Yap...Ini lah Aku, Remaja sederhana yang menginginkan hal yang baru untuk menghibur hati kecil ini.

Sembari berjalan, Kufikir hidup ku sangat membosankan, Tidak ada satupun yang menarik, Terkadang aku berfikir, Tidak ada gunanya aku di Dunia ini, Kuharap ada satu moment yang membuat hidupku lebih menarik.

"Yoooo...Link...Tunggu..."

"Oh, Rio!, Selamat pagi!"

"Selamat pagi!"

Rio Einzberd, Teman masa kecil ku, Sekaligus sahabat ku, Seperti biasa, Dia terlihat tampan dan menawan, Rambut pirang membuatnya terlihat mencolok Dengan Tas besar di pundak dan berlari sambil melambaikan tangan kearah ku, Dia temanku, Teman yang sangat berharga, Orang asing pertama yang mengakui kehadiran di dunia ini atau sebut saja, Teman pertama ku.

"Tumben!, Tidak biasa nya kamu terlambat, Ada apa?"

Tanya Rio dengan nada ngos-ngosan setelah berlari.

"Cuman bangun kesiangan, Soalnya semalam Aku tertidur"

"Haaa...Kau tidur?, Di malam hari?"

Kaget Rio yang menghentikan langkah nya dengan wajah terkejut.

"Hmm...Mungkin aku cuman lelah menonton Anime semalaman"

"A..Apa? Seorang Otaku akut sepertimu merasa lelah nonton Anime? Mu...Mustahil...!"

"Tidak usah kaget seperti itu, Mau bagaimana pun, Aku tetap memegang teguh prinsip ku"

"Hahaha...Benar juga, Tidak mungkin juga kau bisa lelah nonton Anime"

Dengan wajah tampannya, Dia membuat senyuman paksa.

Remaja normal yang maniak Internet, Kerja ku cuman menonton Anime atau main game semalaman, Mengoleksi Novel dan semacamnya, Tapi bukan berarti aku menyesal, Justru menurutku ini yang terbaik buat ku, Karena Menjadi Normal di Dunia yang tidak normal ini sangat tidak menyenangkan.

SMA Swasta Bantaeng, Daun-daun berterbangan di depan pintu pagar seakan menyapa para murid yang berdatangan, Terlihat sebuah bangunan lumayan tua dengan pemandangan pegunungan tepat di belakangnya, Menambahkan nuansa indahan dari sekolah ini, Meskipun sekolah ini sudah tua, Tapi sekolah ini memiliki sejarah yang panjang, Dengan suasana yang ricuh, Terdengar suara bising, Menandakan bahwa ini adalah tempat dimana anak yang ingin menuntut ilmu berkumpul, Sekolah ini tidak jauh dari rumahku, Sekolah nya terletak di jantung kota, Jadi sangat mudah untuk di jangkau, Itu juga salah satu alasan mengapa banyakan anak kota lanjut di sekolah ini, Termasuk Aku.

"Oitt... Link,Rio..Tidak biasa nya kalian berangkat barengan!"

Evatin Nova, Satu-satunya teman perempuanku, Dengan wajah bingung cantiknya dia bersandar di depan pintu kelas ,Seperti biasa dia menunggu kedatangan kami.

"Oh,Eva!, Selamat Pagi!"

Balas Rio dengan semangat dengan lambaian tangan.

"Selamat Pagi...

Selamat pagi juga Li...."

"..."

"Eeehh...Aku di cuekin!???

Yang benar saja Link!"

"Aku bukannya mau cuek, Hanya saja aku malas, Kau kan tau sendiri aku orangnya bagaimana, Jadi kumohon jangan menghantam kepalaku pakai tas mu"

Karena takut di hantam Tas, Aku berbohong sambil berjalan masuk ke kelas dan segerah duduk di bangku, Dan tidak mempedulikan sekitar.

"Hahaha...

Kami kebetulan bertemu di jalan, Katanya dia kesiangan"

"Haaaa...Link tidur di malam hari?, tidak biasanya"

Dengan wajah cantik Imut nya dia malah memasang wajah kaget dan menoleh kearahku, rasanya dia mengejek ku.

"Hahaha...Begitulah..Mungkin kepalanya masih sakit, Makanya tidak menyadari kehadiran mu"

******

"KAMI SUDAH MENUNGGUMU"

Mimpi yang sama lagi, Bisik wanita muda, Dengan nada yang sangat kecil, Dia menoleh kearahku, Mata kami sekali lagi saling menyapa, Bola mata yang sangat indah, Sampai aku mampu melihat penderitaan yang sangat dalam dari bola mata indahnya, Kali ini aku memberanikan diri untuk mendekatinya, Jujur saja, Ini terasa seperti adegan Anime dan Film, Meskipun termasuk genre horor sih, Aku berlutut tepat di hadapannya sehingga wajah kami saling menatap, Lengan kanan kurus keringnya bergerak menggenggam pundak ku, Sedangkan lengan kiri di letakkan tepat di atas kepalaku, Kufikir dia ingin mengelus atau semacamnya, Lalu, Cahaya merah pekat mulai keluar dari telapak tangan kirinya, Kepalaku terasa sangat sakit, Seperti di remukkan, Aku menjerit kesakitan sedangkan dia terlihat tidak mempedulikan rasa sakit yang rasakan.

"HUWAA..AA...A..A"

Aku tersentak dan sadar ternyata mimpi lagi berdiri dari bangku, Mimpi semalam yang ku alami terulang?, Keringatku yang bercucuran di wajahku, Aku kurang paham apa yang terjadi, Tapi, Seisi kelas menoleh kearahku dengan wajah kaget, Pelajaran sedang berlangsung dan ternyata aku tertidur di tengah pelajaran.

"Aaa..?????"

Gumam seluruh siswa.

"Link, kau tidur di kelas lagi!?"

Tegur Ibu Christin, Raut wajah kesalNya, Di mata kuning kecerahannya memantul cerminan diriku dari depan papan tulis yang dari tadi menjelaskan pelajaran dan aku malah tidur.

"Ma...Ma..af.."

"Huuuffttt...Kalau kau sakit atau semacamnya, Lebih baik ke UKS saja sana, Dari pada menganggu pelajaran!"

"Iy..Iyaa Bu"

Aku segera mungkin beranjak dari bangku ku dan berjalan perlahan menuju pintu keluar kelas.

"KAMI SUDAH MENUNGGUMU..."

"KAMI SUDAH MENUNGGUMU..."

"KAMI SUDAH MENUNGGUMU..."

"KAMI SUDAH MENUNGGUMU..."

"KAMI SUDAH MENUNGGUMU..."

"Aaa..Apaapaan ini..Suara siapa ini?

suaranya berputar-putar di kepalaku, Siapa?, Apa yang terjadi"

Fikirku setelah terhenti di tengah-tengah kelas, Suara wanita Muda ini bergumam di kepalaku, Aku tak tau apa yang terjadi, Tapi suaranya terus-terusan menghantui kepalaku, Sekarang suaranya muncul di dunia nyata.

"Ada apa Link?

Kenapa berhenti?"

Ibu Chirstin memasang wajah penasaran, Karena Aku yang tiba-tiba terdiam.

Sepertinya, Suara barusan cuman terdengar oleh ku, Selain itu, Cahaya dan lingkaran hijau terang mulai terlihat di bawah kaki Ibu Christin, Membuat seisi kelas menjadi panik, Tidak ada yang tau dari mana asal Nya, Tapi terlihat sangat jelas, Terpampang di bawah kaki Ibu Christin sebuah Lingkaran Sihir seperti di Anime-Anime atau Novel yang biasa ku baca, Seisi kelas panik dan mundur ke bagian belakang kelas meninggal kan Ibu Christin di depan papan tulis, Mereka semua jelas panik, Sedangkan aku cuman terdiam melihat kejadian itu, Bisa ku lihat Rio dan Eva juga terdiam di posisiNya, Mereka pasti searah dengan fikiran ku, Apa yang kami lihat ini, Lingkarang sihir yang biasa kami tonton di Anime. Aku harus melakukan sesuatu, Bagaimana kalau itu sihir ledakan?, Atau bagaimana kalau itu sihir teleportasi, Kalau pun sihir teleportasi, Ibu Christin mau di bawah kemana, Fikiran ku tak karuan, Aku mulai menghayal dan berfikir keras, Apa ini ada sangkutannya dengan mimpi barusan?. Sebenarnya apa yang terjadi tepat di depan mataku, Ibu Christin terdiam di posisinya dengan getaran di tubuhnya, Jelas dia sangat ketakutan, Rambut pirang nya berterbangan di bawah angin yang di hasilkan lingkaran itu.

"Sial...Sial...Sial...Aku tak bisa membiarkan ini terjadi...Bisa-bisa Ibu dalam bahaya"

"Liiinnkk...."

Teriak Eva dengan wajah khawatir, Dia paham akan situasi ibu Christin, Dan Rio memasang wajah ketakutan, Aku paham betul, Karena mereka sepemikiran denganku. Cahaya dan lingkaran sihirnya mulai bertambah besar, Lingkarannya mengeluarkan cahaya yang luar biasa menyilaukan, Sepertinya klimaks sihirnya hampir selesai, Sedangkan Ibu Christin hanya terdiam ketakutan sembari menunggu apa yang akan terjadi padanya.

"Sial, Bukan waktunya untuk ketakutan, Aku harus menyelamatkan Ibu"Fikir ku

Tanpa fikir panjang lagi aku berlari kearah Ibu Christin, Dan mengarahkan tanganku kearah nya, Dengan cepat Ibu juga menggenggam tangan ku, Ibu terasa sangat berat, Pasti lingkaran sihir itu mengikatnya dan tidak membiarkan dia keluar dari situ, Dua tangan tak asing ikut menggenggam tangan Ibu Christin dan dengan keras menarik, Pemilik tangan itu tak lain Rio dan Eva yang berusaha membantu ku menarik Ibu Christin, Tapi sepertinya sudah terlambat. Aku sempat berfikir ingin menyerah, Jadi ku lepas genggaman ku, Dan berlari kearah para murid di belakang, Lalu dengan cepat aku memutar badan dan berlari secepat mungkin kearah mereka bertiga.

"Maaf Bu' Christin, Ini akan terasa sakit!!"

Aku mendobrak tubuh nya, Ibu Christin terhempas dari posisinya dan berhasil keluar dari lingkaran sihir itu, Aku terkapar di tengah lingkaran sihir, Rio dan Eva juga ikut terkapar di sampingku karena dobrakan lumayan kerasku tadi membuat kami terkapar di lantai. Akhirnya Lingkaran sihirnya menghilang di tengah cahaya yang begitu menyilaukan, Seketika terjadi ledakan cahaya membuat para murid semakin panik, Cuman butuh beberapa detik agar cahaya itu meredub, Kelas kembali hening, Seluruh siswa terdiam dengan kejadian barusan sedangkan Ibu Christin terkapar kesakitan di lantai, Dan kami bertiga menghilang bersama ledakan cahaya itu, Seisi kelas menjadi kebingungan, Para siswi mulai berteriak sedangkan beberapa siswa berlari keluar kelas, menyadari kami bertiga menghilang membuat sekolah kami gempar di bicarakan, Tidak lain di internet maupun di Tv, Kami bertiga dinyatakan menghilang, Seluruh kota tiba-tiba ramai membahas kejadian itu, Hingga Sekolah di tutup untuk sementara.

*****

"Aduduhduh...Kepalaku...Sakit sekali"

Sepertinya Aku pingsan setelah terkenal ledakan cahaya itu.

"Dimana ini?, Ri...Rio...Kita dimana?"

Vina yang berada disamping mulau gemetaran dan menggenggam Rio dengan erat setelah menyadari kami berpindah tempat.

"Aaa..Aku tak tau...!"

Cahaya matahari mulai menyapa mataku, Pepohonan indah yang sedang menari bersama angin menuntun kami untuk lekas sadar , Bahwa, Kami berpindah Dimensi.

Sebuah tempat yang sangat Indah di pandang, Dengan pemandangan langit biru penuh dengan awan putih, Pepohonan yang tersusun rapi ,Dan terlihat jelas di mata kami Sebuah Pulau yang mengambang di atas langit dengan rantai besar terikat di setiap penjuru pulau dan sebuah Kerajaan berdiri kokoh di atasnya. Mahluk besar merah terlihat terbang di langit biru, Dengan sayap yang lebar dan ekor yang begitu panjang, Tidak salah lagi, itu adalah Naga. Ini jelas bukan mimpi, Karena jika ini Mimpi, Aku tak ingin bangun, Sudah jelas, Ini lah Kehidupan yang kuinginkan, Seperti di Anime dimana MC nya dikirim ke Isekai(Dunia Lain).

"AAAAAAaaaa.....Apaaaa Yang terjadiiii????"

Rio sangat kaget tapi matanya malah bergemerlapan, Dia pasti sepemikiran denganku.

"Kita..., Di ISEKAI!"

Aku membalas dengan santai dan sombong seakan sudah mengetahui tentang Dunia ini. Sedangkan Eva hanya terdiam di samping Rio,Tidak mengeluarkan sekata pun setelah mengetahui kami berada di ISEKAI.

"Tidak Salah lagi, Kita di ISEKAI!!!!"

Aku merasa sangat bersemangat, Sudah maklum jika reaksi ku seperti ini.

"Apa maksud mu kita di ISEKAI?, Aku tidak mengerti, Tolong jelaskan, Di mana kita sebenarnya?"

Tanya Eva dengan nada Khawatir

"Su..Dah..Ku..Bi..La...Ng...Kita Di ISEKAI!!"

Aku menjawab sambil senyum-senyum kegirangan. Sedangkan Rio masih menatap pulau dan naga di atas langit dengan matanya yang membuka lebar dan senyuman yang begitu lebar.

"Ba..Bagaimana kau tau kalau kita di ISEKAI?"

"Sudah jelaskan, Dari kejadian barusan, Kita berpindah tempat, Atau lebih tepatnya berpindah Dimensi, Lalu, Tiba-tiba kita di tengah hutan sambil menatap Pulau mengambang dan Naga berterbangan di langit, Selain kejadian barusan, itu mungkin Sihir Summon"

Cengar cengirku menjelaskan ke Eva yang masih tidak menerima keadaan ini.

"Tidak Mungkin, Ini pasti Mimpi, Ini pasti Mimpi!"

Dengan kata yang terus di ulanginya, Eva mulai terlihat sangat panik, Dengan pose ketakutan, Ia memeluk erat lututnya sambil mengulangi perkataannya.

"Mimpi?...

Hmm…Apa kejadian ini ada sangkut pautnya dengan mimpi ku?"

Fikirku tanpa mempedulikan kelakukan kedua temanku, Aku tidak abis fikir. Kalau pun kami di panggil ke ISEKAI, Seharusnya ada seseorang yang menyambut kami, Atau setidaknya orang yang Mensummon(memanggil) kami, Tapi di tidak terlihat satu pun orang di sini.

Dari kejauhan suara kereta kuda mulai menhampiri kami, Gerombolan kereta kuda lebih tepatnya, Kami hanya terdiam menunggu mereka, Siapa tau kami bisa mendapatkan Informasih seputar Dunia ini, Gerombolan kereta itu berhenti tepat di hadapan kami, Siapa sangkah ternyata mereka memang datang untuk menemui kami, Terlihat kuda putih bersih yang mengelilingi kuda putih berjubah dengan kereta dorong yang begitu mewah, Di tunggangi 15-20 Prajurit dengan Zirah besi putih mengelilingi kereta itu.

"Ada apa ini!?"

Bisik Eva dan menatap mereka yang berhenti tepat di hadapan kami.

"Dari Kerajaan mungkin?, Mungkin juga mereka lah yang memanggil kita kesini"

"Tapi, Kalau mereka yang melakukan, Kenapa tidak di kerajaan?, Seperti di Anime-Anime?"

Rio di sebelah Eva mulai cengar cengir dengan bisikan di belakang ku.

"Entah lah, Kita liat saja dulu, Kira-kira apa yang akan terjadi"

Pintu Kereta mulai terbuka, Dan turun lah seorang Lelaki yang begitu Tegas dengan raut wajahnya. Di kawal 3 orang Prajurit, Mereka mendekati kami dengan wajah yang ramah.

"Izinkan Saya memperkenalakan diri, Irzalk Marqualy Pangeran dari Kerajaan CHESS GLORY, Hamba datang untuk menyambut kedatangan Tuan Liqand Link" Gumamnya dengan sopan santun yang begitu mempesona, Dia membungkukan badannya hingga aku tak mampu melihat wajahnya, Dengan rambut Hijaunya, Dia terlihat layaknya pangeran asli dari sebuah Anime atau Novel.

"Pangeran?

Irzalk?

CHESS??

Tuan?"

Tanya ku, Aku memasang wajah penasaran, Rio dan Eva tidak kalah penasarannya. Tunggu dulu, Dari mana mereka tau namaku?

"Link..Apa kau Mengerti?" Bisik Rio

"Tentu saja tidak laah…" Dalam artian berbeda

"Jadi, Kita tidak bisa mengerti bahasa mereka?" Balas Eva.

"Hmmm..???" Aku bingung dengan ucapan Eva barusan.

Kami bertiga kebingungan, Tidak ada satupun dari kami yang tau apa yang harus kami ucapkan, Sedangkan sang pangeran hanya diam membungkuk di hadapan kami.

"Anda pasti berfikir, Dari mana Saya tau nama anda!" Ucapnya sembari perlahan menaikkan kepalanya.

"Iy…Iyaa…..?!"

"Kalau di perkenankan, Tolong ikutlah denganku, Raja akan menjelaskan semuanya di kerajaan!" Dengan perasaan yang amat penasaran, Akhirnya kami ikut dan menaiki kereta kuda, Di dalam kereta kami bertiga duduk di bangku yang sama sedangkan sang pangeran duduk di hadapan kami dengan 2 seorang pengawal yang terlihat sangat kuat, Sedangkan Rio dan Eva terlihat kebingungan.

"Jadi..Apa kalian yang memanggil kami?" Aku mencairkan suasana tegang yang sudah berlangsung 8menit hanya diam di atas kereta.

"Benar sekali, Kerajaan kami lah yang memanggil Tuan Liqand ke Dunia ini, Maka dari itu kami datang dengan penjagaan yang ketat untuk keamaanan anda, Tapi siapa sangkah, Ternyata anda sudah di kawal 2 prajurit kuat, Apa mereka penjaga pribadi kalian?" Balasnya dengan sopan, Mengira Rio Dan Eva adalah pengawalku.

"Ti..Tidak..Mereka berdua adalah temanku, Kami bertiga tidak sengaja terkena sihir Summon, Dan , Kalau bisa, Tolong panggil aku Link saja!"

"Oh Maafkan Saya, Saya terlihat tidak sopan di hadapan teman-teman anda"

"Ti…Tidak apa-apa...

Jadi, Apa tujuan kalian memanggil kami kesini?" Ujar ku yang semakin penasaran.

"Semua akan di jelaskan oleh Raja, Untuk saat ini, Untuk saat ini kalian bersantai dan istirahat saja, Perjalanan menuju kerajaan membutuhkan waktu 2-3 Jam"

Dengan Kereta Dorong Kuda, Kami bergerak menuju kerajaan, Mungkin kami memang ingin bersantai, Tapi rasanya sangat sulit untuk bersantai di atas kereta kuda yang bergoyang di atas jalan yang tidak ratah, Sedangkan Rio dan Eva terlihat menikmati pemadangan di balik jendela kereta, Tapi Aku tidak habis fikir, rasanya ada yang janggal, Seperti ada sesuatu yang menganggu fikiranku. Di hadapan kami, Pangeran terlihat lebih menikmati waktu perjalananya, Dia hanya duduk dan menutup matanya, Sehingga kufikir dia tertidur, rasa nya begitu canggung, Apalagi prajurit bertopeng di sebelah kanan Pangeran, Dari tadi dia selalu menatap kearahku, Mungkin dia punya beribu pertanyaan, Tapi tidak ingin di keluarkan.

Langit Biru, Awan begumpal, Aku bisa menikmati Indah nya Dunia ini, Sedangkan pulau mengambang itu, Masih bisa terlihat, Dan Eva terlihat kelelahan dan tertidur di sampingku, Padahal kami tidak melakukan apapun, Tapi kami merasa seperti kehabisan tenaga.

"Tuan Link, Silahkan menoleh kearah belakang anda, Kerajaan CHESS sudah terlihat" Ujar Pangeran yang membuatku sedikit terkejut.

"Whoaaa,,,Luar Biasaa….Seperti di Anime, Luar Biasa!!!,

Aku jadi Paham kenapa di namakan CHESS GLORY" Ujarku setelah melihat Tembok raksasa, Sedangkan Eva tertidur pulas di sampingku, Selain itu, Rio terlihat sedikit aneh, Orang yang biasanya banyak omong, Jadi diam seperti itu, Seperti ada yang mengaggunnya, Bahkan wajahnya masih terlihat kebingungan.

Terlihat tembok yang begitu kokoh berdiri menjulang ke atas, Dan menarah-menarah yang berbentuk Benteng Catur dan Pion berdiri di sekitar tembok kokoh dengan warna Hitamnya, Sedangkan di langitnya di hiasi NAGA yang berterbangan menambah nuansa Fantasy, Tidak heran kenapa Rio terlihat begitu bahagia saat pertama datang kemari, Sekarang kami benar-benar berada di dalam kondisi layaknya di Anime atau di Novel bergenre Fantasy.

*****

Kami akhir di hadapkan ke Raja, Setelah melewati kota yang begitu menakjubkan dengan tema Catur, Sekarang kami berada di dalam kerajaan CHESS, Dan di sambut hangat oleh para Maid(Pembantu) kerajaan dengan pakaian pembantu yang begitu manawan, Mereka berbaris rapi di depan pintu masuk, Membuat kami menjadi kegirangan, Dan menikmati moment menakjubkan ini , "SELAMAT DATANG, TUAN MUDA" Serentak mereka.

Pemimpin maid menunggu kami tepat di depan pintu raksasa dan mengawal kami menuju Aula Singgahsana Raja, Di balik pintu berlapis emas raksasa, Terbuka dengan perlahan, Sehingga kami mampu mengintip setiap celah yang di hasil kan pintu emas itu, Cahaya perlahan menerangi wajah kami, Dari dalam ruangan, Kami melihat singgah sana berlapis emas, Dan duduk lah seorang Pria paruh baya berbaju rapi kerajaan, Dengan Jubah merah dan mahkota di kepalanya, Tidak lain, Dialah RAJA dari kerajaan ini.

"Selamat Datang di Kerajaan ku, Para Pemuda Terpilih

lebih tepatnya, Untuk tuan Liqand, Selamat Datang di Enternal World" Gumam Raja di depan Singgah sana emas nya.

"Sesuai perintah, Tuan Liqand dan teman-temannya berhasil kami bawa tanpa hambatan" Ujar Pangeran dengan tegas dengan tangan kanan di taruh di dada dan badannya sedikit membungkuk.

"Berhasil?" Fikirku.

"Untuk saat ini, kalian silahkan pergi" Perintah diarahkan ke para pengawal dan Maid.

"Suatu kehormatan bisa bertemu dengan Anda, Aku yakin anda lah yang memanggil kami ke Dunia ini" Balas ku dengan Sopan meniru cara penghormatan dari Anime.

"Maaf atas ketidaknyamanannya, Tapi, Saya mohon bantuan kalian untuk kerajaan ini"

"Bantuan?

Apa Maksud anda?"

"Seperti yang di ramalkan, Kalian adalah pahlawan yang di takdirkan untuk menyelamatkan Kerajan ini, Kerajaan kami berada di ambang kehancuran, Maka dari itu, Sesuai yang di ramalkan, Kalian para pahlawan lah yang berhasil di panggil kemari, Yang akan menyelamatkan kerajaan kami!"

"Pahlawan?

Maksud anda, kami akan bertarung seperti di Anime atau film-film??"

"Anime?

Film?"

"Aaahh..Maaf…Anda pasti tidak mengerti, Itu sesuatu yang berasal dari Duniaku"

"Begitu, Maaf atas ketidak tahuanku, Biar ku lanjutkan!

Anda adalah pemuda yang di ramalkan untuk menyelamatkan Kerajaan ini, Maka dari itu, Kami memohon atas segala bantuan nya"

"Hmm…Jadi begitu, Aku sudah paham, Intinya, Kami di panggil ke Dunia ini, untuk menyelamatkan Kerajaan, Dan menjadi Pahlawan!"

"Benar sekali, Kalau tidak keberatan, Saya ingin mendegar jawaban anda"

"Sudah jelaskankan, Tentu saja kami terima, Keadaan seperti ini, Sudah menjadi impian ku sedari dulu!"

"Terima Kasih banyak, Kalau begitu, Saya perkenan kan untuk beristirahat dan bersiap-siap untuk besok, Kamar anda sudah kami siapkan, Dan segala kebutuhan anda" Dengan senyum sedikit aneh, Raja terlihat sangat ramah, Kufikir Raja akan terlihat seperti Raja yang gila harta atau tahta, Tapi sepertinya Raja di dunia ini berbeda dengan kebanyakan Raja di Anime atau Novel, Selain itu, mereka berdua, Dari tadi kenapa memasang wajah bingung, Tidak biasanya Rio dan Eva tidak bersemangat dalam hal yang bersangkutan dengan Anime dan Novel.

*****

"Silahkan, Ini adalah ruangan kalian, Kami sebagai Maid, Akan berjaga di depan pintu, Untuk berjaga-jaga kalian menginginkan sesuatu" Ujar Kepala Maid setelah mengantar kami kearah ruangan khusus yang di siapkan untuk kami.

"Te..Terima Kasih"

"Kalau begitu, Saya pamit" Beranjak dari kami, Kepala pelayan menghilang dalam lorong kerajaan yang begitu luas.

"Whooaaa…Luar biasa…Ruangan ini, Seperti Kamar Raja, Luar biasa luas" Ujar Rio yang sudah kembali bersemangat setelah melihat isi ruangan.

"Tapi, Aku kaget…" Ujar Eva kearahku.

"Hmm??

Apa maksudmu?"

"Yaah…Tidak ku sangkah kau bisa mengerti bahasa mereka"

"Haa??

Apa Maksudmu??, Kalian tidak mengerti apa yang mereka katakana selama ini?"

"Iyalah, Namanya juga di Isekai, Mana mungkin bahasa mereka sama dengan bahasa kita, Tapi kau malah paham dengan bahasa mereka" Balas Rio sedikit serius, Dengan raut wajah penasaran dan terkejut.

"Haaa??

Bukannya mereka memakai bahasa saa seperti bahasa kita?

"Apa maksudmu, Sejak Pria itu datang menghampiri kita, Aku malah pusing dengan bahasa mereka, Tapi kau malah menjawab, Kufikir kau cuman asal jawab, Tapi tidak kusangkah kau malah bisa berkomunikasi dengan mereka" Ngotot Rio

"Tu..tunggu dulu..Jadi..Alasan kalian berdua diam terus sedari tadi, Karena kalian tidak mengerti dengan ucapan mereka??" Aku kaget dengan apa yang barusan mereka katakan, Tapi ada benarnya juga, Mana mungkin bahasa kami sama, Lalu bagaiman bisa aku paham dengan bahasa mereka semudah ini.

"Hee..Jadi kau tidak menyadarinya?"

"Jelaslah, Kufikir juga kalian paham, Ternyata tidak, Itu berarti cuman Aku yang paham dengan bahasa mereka?"

"Iyalah, Mana mungkin juga kami bisa paham begitu saja!" Jawab Eva, Raut wajah nya terlihat penasaran, Nada bicaranya terdengar kagum.

"Apa-apaan ini?

Aku Sendiri tidak mengerti kenapa, Bagaimana bisa aku paham dengan bahasa mereka"Aku tak habis fikir, Sekarang kepalaku dapat beban fikiran baru lagi.

"Sudah lah, Untuk sekarang kita istirahat dulu, Entah kenapa aku merasa sangat kecapean" Rio memancing suasana, Melompat kearah kasur yang lumayan besar, Sedangkan Eva masih terlihat sangat penasaran.

Kalau difikir-fikir juga, Banyak kejanggalan di sini, Aku belum paham di mana letak kejanggalannya, Tapi aku merasa demikian, Kalau begini terus aku tidak bisa tenang. Apalagi besok kami sudah di perintahkan bersiap-siap untuk pengalaman pertama kami di ISEKAI.

Setelah perbicangan yang cukup serius, Aku menceritakan tentang obrolan ku dengan orang-orang di dunia ini, Sudah pasti mereka cepat memahami inti pembahasan, karena kebetulan kamar yang kami pakai banyak buku di rak lemari, Kufikir ada informasih yang bisa ku dapat dari buku-buku ini, Aku membaca buku dan menerjemahkan ke mereka berdua sampai larut malam, Tapi kalau di fikir-fikir lagi, Kenapa aku bisa paham dengan Bahasa dunia ini?

*****

"Bagaimana?

apa mereka tidak curiga?"

"Tidak Tuan, Mereka menerima begitu saja"

"Bagus, Tetap perlakukan mereka seperti itu, Kita akan memanfaatkan mereka untuk menghancurkan Negara Ferdelia"

"Baik"

Dengan senyum jahat, Terlihat Siluet seseorang sedang berbincang di ujung lorong dan merencanakan sesuatu yang jahat.

~SELESAI~

avataravatar
Next chapter