5 BAB 1.CHAPTER 1.4 『KEBENARAN DARI HATI LEMAH』

Akhirnya kami keluar dari dungeon, dan segerah menemui ketua Guild, Aku segerah melaporkan kejadian barusan, Untungnya ketua guild mengerti dengan keadaan kami dan tidak menyalahkan kami, Selain itu, Perbuatan seperti itu sudah umum terjadi, Perampokan dan Pembunuhan di dalam dungeon sudah sering terjadi untuk para petualang, Karena di dalam dungoen tidak ada satu pun saksi mata dan kematian para petualang di dalam dungeon pastinya di anggab karena melawan monster, Karena dari itu, Tidak membuat ketua Guild terkejut, Pada akhirnya kami tidak menerima sedikit pun imbalan karena tidak menyelesaikan misi kami.

"Yosh, Dengan begini, Semua nya berakhir!

Untung saja Ketua Guild sangat baik, Dan mengerti akan keadaan kita" Ucapku dengan penuh rasa syukur, Melihat Vina, Membuatku sedikit bersemangat karena senyuman Nya, Sepertinya dia sangat bahagia karena bisa terlepas dari beban yang mengikatnya.

"Mmm...Saya sangat bersyukur karena bertemu dengan Tuan" Balasnya nya setelah mengangguk bahagia.

"Karena lengan kiri ku terluka, Dan seluruh tubuh ku terasa sangat sakit, Lebih baik kita ke Dokter dulu" Ucap ku.

"Dokter?" Tanya Vina.

"Hmm...?

Memangnya kenapa?

"Tidak perlu sampai ke Dokter Tuan Link

Luka bakar seperti itu bisa di obati dengan Sihir tingkat satu, Jadi cukup di beri Skill Healer"

"Huwaa...Benar juga, kita kan di Dunia yang penuh sihir, Kenapa aku tidak menyadarinya" Jawab ku, Aku tidak sadar kalau kami sudah ada di dalam Isekai.

"Kalau begitu, Ayo cari seseorang yang mengambil Job Wizard untuk menyembuhkan Luka Tuan!"

"Hmmm....Sepertinya aku kenal seseorang dengan Job Wizard" Sambil memegang dagu, Aku sempat berfikir kalau Eva pasti mengambil Job Wizard.

"Benarkah?

Siapa Tuan?" Tanya Vina dengan terkejut.

"Hehe...Apa kau tidak sadar Vin?

Saat di kastil, Bukannya kalian bertemu"

"Si..Siapa?"

"Eva!

Sahabatku yang ikut bersamaku ke Dunia ini, Bukannya kalian sempat bertemu dengannya" Aku yakin Eva akan bisa menerima Vina, Fikirku.

"Mohon Maaf Tuan!

Setelah Tuan memilihku di kastil, Aku cuman melihat kebawah terus menerus sampai tuan mengajak ku bicara" Dia ada benarnya, Karena sebelum kami akrab, Dia pasti sangat takut dengan ku.

"Begitu yah, Kalau begitu, Kali ini akan ku perkenalkan kau dengan nya, aku yakin kalian cepat akrab, Dia juga, Pasti akan menerimamu" Ucapku dengan sedikit berharap.

"Tapi Tuan!

apa dia benar mengambil Job Wizard?

Bukannya kita berpisah setelah meninggalkan Kastil?" Dengan sedikit khawatir, Aku bisa melihat dari matanya.

"Sudah pasti, Eva itu sangat suka Sihir, Jadi sudah pasti dia akan mengambil Job Wizard" Itu sudah pasti.

"Nona Eva Sepertinya sangat baik" Balasnya dengan senyum, Aku yakin dia tidak sabar bertemu dengan Eva.

"Sudah jelas, Jika tidak begitu, Mana mungkin aku mau berteman dengannya"

"Hihihi... Tuan sangat lucu" Sekali lagi, Dia tersenyum, Itu membuatku sangat luluh.

"Hee...Benarkah?"

"Iya... Itu membuatku sangat nyaman di dekati Tuan"

"Hehe...terima kasih, mohon bantuannya untuk kedepannya,Ok?" Mendengar hal itu, Membuatku sangat bahagia juga, Tidak ku sangkah aku akan merasa seperti ini karena seseorang, Tapi aku senang, Karena Vina bisa menerima ku.

"Siap" Jawabnya dengan tegas dan senyuman tulus, Membuat hatiku bergetar, Bukan karena dia perempuan, Tapi karena baru kali ini ada seseorang yang berterima kasih karena kehadiranku.

Kalau di fikir-fikir, Job apa yang akan di ambil Rio, Kalau Eva sudah pasti Job Wizard, Tapi Rio, Dia sangat sulit untuk di tebak, Meskipun begitu, Dia orangnya sangat baik, Dan penuh perhatian, Dia juga murah senyum, Dan menerima ku apa adanya, Kalau kufikir, Dia pasti mengambil Job yang sama denganku (Sword Master), Kalau bukan itu, Mungkin Paladin, Berfikir tentang paladin membuatku mengingat orang itu, Dia sangat Menjengkelkan, Syukurlah dia mati dengan cara seperti itu, Itu membuatku merasa puas. Sembari berjalan, Aku bertemu dengan Pengawal bertopeng yang kami temui saat pertama kali bertemu dengan pangeran.

"Ha...Hai!" Lambai ku dengan gugup kearahnya.

"Selamat Siang, Tuan Link" Jawabnya dengan Formal, Kukira di orang yang sedikit pendiam.

"I...Iya, Selamat siang"

"Sepertinya anda baru saja menyelesaikan Dungeon, Apa lengan anda baik-baik saja?" Tanya nya setelah melihat luka dan penampilan kami yang begitu berantakan.

"Yaah...Ada sedikit masalah di dalam Dungeon, Tapi kami berhasil menyelesaikannya" Dengan gugup aku memberitahunya

"Seperti yang di harapkan, Anda pasti sangat kuat...

Sudah ku duga anda bisa menyelesaikan nya dengan cepat"

"Tidak, Bukan aku yang menyelesaikannya, Lagi pula aku malahan jadi beban di dalam Dungoen"

"Apa?

Saya tidak mengerti maksud anda" Dengan Nada serius, Dia seperti tidak mempercayai perkataan ku barusan.

"Iyap, Dialah yang menyelesaikan Masalah tadi, Dan dia juga yang membunuh semua Monster yang ada di Dungoen" Sambil menunjuk ke Vina, Vina terkejut dan sangat malu sampai bersembunyi kebelakang ku.

"Hmm...Ajin?

Tapi kenapa Tuan? Sudah pasti dia penasaran dengan hal ini.

"Yaah..Seperti yang Ibu Penyihir bilang, Aliran Mana ku tersegel dan tidak bisa di gunakan, Aku tidak tau apa yang terjadi, Tapi beegitulah kenyataannya, Aku tidak bisa apa-apa dan Vina lah yang menyelamatkan ku" Aku menjelaskan dan membuat dia terkejut.

"A...apa?

mana mana anda di segel?" Seperti yang kufikir, Dia sangat terkejut.

"Iyap, Aku tidak tau siapa dan dimana saat di segel, Tapi kata Ibu Penyihir, Sudah tersegel sebelum kami datang ke Dunia ini" Jawabku dan ikut penasaran.

"Jadi anda belum bertemu yah!" Ucapnya dengan sangat pelan, Sampai aku hampir tidak mendengarnya.

"Haa..Belum bertemu siapa?" Tanya ku sedikit memaksa karena ucapannya.

"Ti...Tidak apa-apa, aku bilang, Anda belum bisa membuka nya" Jawabnya dengan terkejut karena paksaan ku.

"Benarkah?, Padahal kudengar tidak begitu" Aku yakin tidak mendengar seperti itu.

"kalau begitu saya pergi dulu Tuan, Aku punya urusan jadi aku harus pergi sekarang"

"O...Ok, Sampai Jumpa lagi...Eee...Siapa namamu?"

"Linda, Panggil saja Linda Tuan!"

"Hoo..Sampai Jumpa lagi Linda!"

"Hummpp..aku pergi dulu kalau begitu Tuan, dan juga, Kumohon berhati-hati lah terhadap Kerajaan ini Tuan" Bisiknya tepat di telingaku.

"Haa..Apa maksudmu?" Dia menghilang begitu saja, Entah kemana, Tapi kufikir, ada benarnya Kerajaan menyembunyikan sesuatu, Begitu juga Linda, Seperti dugaan ku, Ada yang menjanggal di sini.

"Tu...Tuan?" Tanya Vina.

"Iya?

Ada apa Vin?

"Wajah anda terlihat murung, Anda baik-baik saja?" Tanya nya karena melihat wajah ku murung ku karena befikir.

"Tidak ada apa-apa, Aku hanya kefikiran sesuatu"

Karena Ucapan Linda, Aku tidak bisa berhenti memikir perkataannya, Aku juga sempat befikir seperti itu, Dan memang dari awal, Aku sudah merasa ada yang menjanggal sejak awal, Kalau Aku sudah di takdirkan di panggil ke Dunia ini, Lalu, Apa yang terjadi jika Ibu Chirstin lah yang berhasil di panggil?, Dan apa yang akan mereka katakan?, Lalu kenapa hanya aku yan mengerti bahasa Dunia ini?, Dan mengapa Aliran mana ku tersegel?, Siapa yang menyegel aliran mana ku?, Apa semua ini ada sangkutannya dengan Mimpi ku?. Fikiranku kacau lagi, Aku tidak bisa berhenti berfikir.

"Haaa...Tu...Tunggu Dulu" Teriakku menyadari sesuatu

"A...Ada apa Tuan?" Kaget Vina, Karena aku hanya diam karena berfikir, membuat Vina khawatir, Tapi aku malah tidak menghiraukannya.

Ibu Chirstin, Mimpiku, Kenapa Ibu Christin yang terpanggil, Kalau pun sejak awal Aku yang di takdirkan, Lantas kenapa Ibu Chirstin yang di panggil?, Lalu apa sangkutannya dengan Mimpiku, Sejak awal Mimpiku bersangkutan dengan semua ini, Wanita Muda yang ada di mimpi ku itu, Mungkin saja Ibu Chirstin, Kalau di ingat-ingat, wajahnya sedikit mirip, Meskipun wajah wanita yang ada di mimpiku terlihat sangat kurus dan tertutup rambut, Aku bisa membedakannya dengan Ibu Chirstin, Wajahnya sangat mirip, Tapi sedikit kurus, Dan juga, Rambut pirangnya, Dan matanya, tapi, yang di mimpiku, Mata yang kuliat berwarna Keemasan, Sedangkan Ibu Chirstin Berwarna Kuning. Hmmmm...Apa cuman kebetulan?. Aku berfikir habis-habisan, Membuat Vina khawatir, Dan tidak berhenti memanggil ku, Tapi aku tidak mendegarnya karena sibuk berfikir, Aku terdiam karena menemukan jalan buntu, Aku sangat kebingungan. Akhirnya, Aku mengakhiri Opini yang tidak bergunaku, Lagi pula tidak mungkin juga mimpi ku bersangkutan dengan semua ini.

"Tuan...Tuan!" Teriak kecil Vina sambil menggoyangkan ku.

"A...Ada apa Vin?

"Tuan terlihat murung dan terus diam, Ada apa Tuan?" Vina terlihat sangat khawatir, Bahkan dia hampir menangis.

"Tidak apa-apa Vin, Aku baik-baik saja, Hanya saja, Aku kefikiran dengan ucapan Linda barusan"

"Hufftt...Saya khawatir Tuan, Anda terlihat tidak sehat"

"Tidak apa-apa kok, Yuk temui Eva, Dia mungkin sudah keluar dari Dungeon" Jawabku sambil lari dan menggandeng tangan Vina menuju Gerbang Depan Kota.

*****

Dari depan gerbang, Terlihat gerombolan masyarakat yang berkumpul, Sepertinya ada masalah hingga membuat keributan, Dengan cepat kami menghampiri.

"Ada apa ini?" Tanyaku ke salah satu petualang yang ikut berkumpul.

"Sepertinya ada petualang yang terjebak di dalam Dungeon" Jawabnya sedikit khawatir.

"Hmm...?

memangnya hal seperti itu bisa terjadi?"

"Meskipun sudah pernah terjadi, Tapi katanya kali ini memakan korban, Makanya masyarakat berkumpul melihat petualang yang berhasil melarikan diri dan meminta pertolongan"

Karena sedikit penasaran, Aku melihat Petualang dengan Job Wizard, Tidak salah lagi, Dia adalah petualang yang di pilih Eva saat di kastil, Aku dengan cepat menghampirinya, Dan bertanya, Sedikit rasa khawatir, Kufikir Eva terkena masalah serius.

"Ada apa, Apa yang terjadi?

Di mana Eva?" Tanya ku berturut-turut

"Tuan Link!

Eva...Eva..." Nada ngos-ngosan dia nampak sangat kelelahan dan khawatir

"Iya, ada apa dengan Eva?

Apa dia baik-baik saja?" Tanya ku karena sangat khawatir kepada Eva, Sepertinya dia dalam bahaya.

"Eva terjebak di dalam Dungoen level 4 bersama petualang lain"

"Apa yang terjadi?

Bagaimana bisa dia terjebak di sana?"

"Monster Minitour menyerang kami, Padahal monster Minitour tidak muncul di Dungoen level 4, Tapi entah kenapa bisa muncul dan tiba-tiba menggila dan menyerang kami, Para petualang lain berusaha melarikan diri dan bertahan, Tapi kami di bantai satu persatu, Hingga Nona Eva rela berkorban agar aku bisa melarikan diri" Jawab nya hingga membuatnya menangis tersentak-sentak.

"Ti...Tidak mungkin...

Tunjukan jalannya!" Dengan Fikiran tidak jernih dan bertindak tanpa fikir, Di fikiranku hanya terbayang Eva.

"Tapi Tuan, Anda terluka, Dan akan melawan Monster Minitour, Tidak mungkin bisa menang, Minitour sendiri Mosnter tingkat A, Biasanya mereka berada di Level 20 keatas, Tidak mungkin bisa menang"

"Bukan masalah menang atau kalah, Setidaknya aku bisa menyelamatkan Eva!" Setelah langkah ku terhenti, aku membentaknya dengan teriakan histeris, Aku tidak tahan lagi, Aku tidak ingin kehilangan Eva.

"kalau begitu ikut aku Tuan, Tapi paling tidak, Kita butuh bantuan dari Petualang dengan Level tinggi"

"Sialan...

Kumohon, Apa di antara kalian ada yang bisa membantu kami?" Tanyaku ke gerombolan petualang yang ikut menonton, Tapi bisa di lihat jelas, Kalau petualang yang ada di sini, Mereka semua pemula dan lemah.

"Kumohon, bantuan kalian" Teriak gadis itu, Meskipun sedikit gugup tapi terlihat dia memaksakan diri.

"Kumohon, Kumohon, Demi sahabat ku, Aku akan membalasnya dengan cara apapun" Tapi, meskipun begitu, Para petualang yang ada disini, Malah berpaling dari kami dan sedikit demi sedikit meninggalkan kami, Sepertinya mereka tidak ingin terlibat.

"Kumohon...Bantu Tuan Link!!" Teriak Vina, Dia juga berusaha untuk membantu, Tapi itu sia-sia, Karena dia seorang Ajin.

"Sialan, kalau begini, Sepertinya terpaksa biar aku sendiri yang pergi!

Vina, Mohon bantuannya!" Ucapku sedikit jengkel terhadap para Petualang.

"Baik Tuan!"

Baru saja hendak ingin pergi dan menoleh dari kerumuan, Keluar satu petualang mengenakan Topeng yang familiar, Seperti yang ku duga, dia Linda, Yang tadi ku temui.

"Aku akan membantu!" Ucapnya.

"Linda?

Terima Kasih banyak, Tapi kita tidak memiliki waktu, kita harus cepat" jawabku dengan tergesah-gesah.

Sambil berlari ke Dungoen, Linda tiba-tiba saja memberiku Pedang, berwarna Perak.

"Tuan Link, kumohon pakai ini!" mengulurkan pedang itu kearahka.

"Apa maksudmu?" Tanya ku sedikit penasaran.

"Ambil saja pedang Nya, Ini akan membantu anda di pertarungan kali ini"

"Meskipun begitu, Aku tidak bisa menggunakan Mana, Jadi akan sia-sia!"

"Pedang ini berbeda Tuan, Kekuatan dari pedang ini akan tetap berfungsi meskipun tanpa mana, Pedang ini di desain hanya untuk itu"

Aku Sedikit penasaran, Tapi tidak ada waktu untuk berfikir, Kami harus bergegas menyelamatkan Eva.

"Baiklah, Terima Kasih, Tapi kita akan bergegas" Sembari berlari, Ku terima pedang dari Linda, Tanpa memikirkan apa yang baru saja yang di katakan.

"Di Sini Tuan!

Lewat Sini" Tunjuk Gadis Wizard itu, Seperti kami, dia sangat khawatir.

Dari dalam Dungoen, terdengar suara gemuruh, Pastinya itu adalah suara dari Monster Minitour, Dan di ikuti jeritan wanita yang familiar, Suaranya terdengar seperti suara Eva.

"Sialan, kita harus cepat, Kumohon, sempatkan lah!" Ucapku dengan Ngos-ngosan.

Kejauhan, di tutupi debu berterbangan, Aku bisa melihat Monster Minitour yang sangat besar, Dan bersiap menyerang Eva, Sedangkan Eva terkapar di tanah dan tidak mampu bergerak karena kaki yang terluka.

"Sialaaaan...Menjauh darinya Monster Sialan" Teriakku sambil menyerang, dan tanpa sadar melompat kearah Monster Minitour sambil melepaskan serangan dari pedang yang baru saja ku terima dari Linda. Tapi meskipun begitu, Seranganku di tangkap dengan sangat mudah, Monster itu langsung menangkap pedangku, Dan membuatku berhenti di udara.

"AAAarrrggggghhhh...." Raungan yang sangat keras, Monster itu meraung tepat di hadapanku, Angin yang keras di keluarkan dari Raungan nya.

"Sialan, Jangan meremehkan ku!" Meskipun menggunakan satu lengan, Dan serangan yang lemah, Tanpa sedikit pun mana, Pedangnya mulai bercahaya dan berhasil membelah lengan monster itu.

"Berhasil?" Teriak Gadis Wizard.

"Seperti yang di harapkan" Ucap Linda dengan santai

"Vina!

Sekarang!!" Teriakku, Setelah melancarkan serangan dan terjatuh ke tanah.

"Baik!

Knife Bullet" Skill sihir khusus Assasin di lancarkan, Skill yang berbentuk Shuriken, menancap ke kedua mata Minitour itu, Dan membuat gerakannya melemah, akibatnya, Minitour itu menyerang dengan membabi buta, Karena sekarang dia tidak bisa melihat, Aku bisa mendekati Eva yang tepat di belakang Minitour itu. Tapi, Meskipun kedua matanya tidak bisa di gunakan lagi, sekarang dia menggunakan Indra pendengarannya, dan mencoba menyerang ku yang hendak kearah Eva.

"Kak Linda!

Kumohon bantuannya!" Teriakku dengan panik.

"Sekarang giliran ku yah!

Thousand light stabs" Skill yang di hasilkan Kak Linda membuat Minitour tidak berdaya karena hantaman bertubi-tubi dari pedang Kak Linda. Sembari Kak Linda sibuk menarik perhatan Minitour, Aku jadi mudah menolong Eva dan segerah membawanya keluar dari dungeon.

"Eva...Apa kau baik-baik saja?" Tanya ku setelah mengecek keadaan nya.

"Li...Link?

Link...Aku takut Link!

Kufkir aku akan mati..." Langsung memeluk ku dengan tangisnya yang tersenduh-senduh,Sudah pasti dia syok, untung saja kami cepat, jika telat sedikit saja, mungkin nyawa Eva sudah terancam.

"Sekarang sudah tidak apa-apa!

Kau aman sekarang, Tidak apa-apa!" Ujarku untuk menenangkannya.

"Tuan Link!

Cepat menyingkir dari sana, Sebentar lagi Minitour itu akan bangkit kembali!" Teriak Linda.

Mendengar ucapan Linda, Sekejab membuat kami berdua panik karena berada tepat di belakang monster Minitour yang mencoba untuk bangkit setelah terkena serangan dahsyat Linda.

"Vina!

Bawa Eva keluar dari Dungoen!" Perintahku.

"Baik tuan!

Nona Eva, Mohon maaf kelancangan ku!" Vina menggendong Eva dan segerah lari dari pertempuran bersama Gadis Wizard yang ikut bersama kami.

"Yosh, Sekarang tidak ada lagi hambatan!" Ujar ku dengan niat melawan monster Minitour itu.

"Tuan Link!

Lebih baik anda juga ikut keluar!

Biar saya yang membereskan sisah nya!"

"Tapi!

Aku tidak bisa meninggalkan mu sendirian melawan monster Kerbau berotot sepertinya!" Balasku sedikit mengejek Minitour.

"Saya bisa membereskannya sendirian Tuan!

Lagi pula, Anda sedang terluka, Anda hanya akan menghambat pergerakan ku!"

"Tapi..."

"Pergilah Tuan, Kumohon jangan meremehkanku!" Sedikit membentak dan memasang wajah ramah senyum.

"A...Aku tidak bermaksud meremehkanmu!

Hanya saja, Aku khawatir!" Balasku dengan gugup.

"Huh...Terima Kasih karena mengkhawatirkan ku!

Tapi, Izinkan saya untuk melindungi Tuan" Balasnya dengan nada tomboy

"Berjanjilah!" Teriak spontan ku.

"Hmm...?"

"Berjanji lah untuk kembali!

Berjanji lah untuk tidak mati"

"Hahaha...

Anda benar-benar mirip dengan nya!" Jawabnya di ikuti senyuman tulus.

"Dengannya?

Siapa?"

"Tidak usah bertanya, Terlebih penting, Anda keluarlah terlebih dahulu"

"Janjilah untuk menceritakannya, Ok?" Sambil berlari meninggalkan Linda, Sedangkan segerombolan monster Minitour bermunulan dari arah sebaliknya.

Aku berlari sekuat tenaga mengejar mereka bertiga, dan meninggalkan Linda di tengah kerumuan monster Minitour, Aku tidak tau nasbi Linda selanjutnya, Tapi, Dia sudah berjanji untuk kembali, Aku yakin dia akan baik-baik saja. Sedangkan aku lari sekuat tenaga, tanpa menoleh kebelakang, Cahaya mulai menyapa ku, Terlihat Vina menunggu di ujung gua Dungoen, Akhirnya kami berhasil keluar dengan selamat, Tapi tetap saja aku mengkhawatirkan Linda.

"Tuan!

Apa Anda baik-baik saja?" Tanya Vina sembari mengecek seluruh tubuhku.

"Iya, yang lebih penting, Bagaimana dengan Eva?"

"Nona Eva baik-baik saja, Sekarang dia di obati oleh Gadis Wizard tadi" Sambil menunjuk kearah mereka berdua, Vina merasa legah karena bisa menyelamatkan Eva.

"Syukurlah...

Sekarang, Tinggal Linda!

Kuharap dia baik-baik saja" Sedikit murung, Aku merasa sangat khawatir.

Selang beberapa menit, Dungoen meledak, Aku dan Vina yang menunggu kedatangan Linda di depan gua, Terhempas kebelakang karena ledakan dahsyat itu.

Batu-batu berterbangan kelangit, dan mulai berjatuhan kearah kami, Sedangkan Aku dan Vina tergeletak lemas di tanah, "Perfect Barier" Sihir dari gadis Wizard melindungi kami dari bebatuan yang berjatuhan kearah kami, Aku tidak sadarkan diri setelah itu, Kami juga tidak tau nasib Linda.

**********

"KAMI SUDAH MENUNGGUMU...

WAKTUMU SUDAH DEKAT...

TETAP WASPADA TERHADAP YANG DATANG MENGHAMPIRIMU LINK..."

Suasana yang sangat familiar, Nada suara yang sempat kurindukan, Aku terbawa kedalam mimpi aneh itu lagi, Keadaan dan suasananya tidak berubah sama sekali, hanya saja, Wanita muda itu mengatakan kelanjutan dari kata-kata misteriusnya, Menyadari hal itu, Aku langsung tersadar dari pinsang ku, Atap yang tidak pernah ku lihat, mataku terbuka dengan perlahan, Tubuhku terasa sangat berat, Kepalaku masih terasa pusing, Kesadaran ku mulai kembali, Aku tidak sempat memikirkan tentang mimpi barusan, Yang pertama kali terbayang di benakku hanya Linda, Air mataku mulai tumpah, Aku menangis tersenduh-senduh di atas kasur lebar, Air mataku tidak bisa terhenti, Vina yang ada di samping kasur Terkejut, Dia meloncat kearahku dan memeluk ku, Malahan ikut menangis, Suasana nya terasa hening, Hingga aku mampu mendengar suara detak jantung Vina, Dari luar, Aku mendengar suara jangkrik terpantul kesana kemari di antara pepohonan memasuki jendela kamar, Cahaya Rembulan menerobos masuk dari jendela kamar dan menyapa ruangan gelap ini.

"Vina...Vina...Apa Linda baik-baik saja?" Tanyaku sembari menangis sejadi-jadinya di pelukan Nya.

"..." Vina hanya terdiam dan menumpahkan air matanya sambil memelukku.

"Vina...Kumohon jawab!

Apa Linda baik-baik saja?" Tanyaku sekali lagi.

Meskipun Aku sudah tau jawaban dari pertanyaanku, Tapi, Hatiku dan Fikiranku menolaknya mentah-mentah, Aku terus-menerusan bertanya kepada Vina sampai aku tidak mampu menahan arus air mataku, Kehangatan pelukan Vina membuatku merasa lebih nyaman, Keheningan suasana ini, Membuatku merasa kesepian, Aku masih tidak menerima keadaan ini.

"Padahal...

Dia sudah berjanji...

Dia bilang akan menjemput kita dengan selamat...

Dia bilang akan menceritakannya ketika sudah selesai...

Tapi...

Kenapa...Kenapa...Kenapa kau tidak menepati janjimu...

SIALAANN..." Aku merasa sangat terpuruk, Dadaku terasa di tusuk bertubi-tubi.

"Tuan!

Kumohon maafkan atas kelancangan ku ini, Tapi...Ta...pi..." Vina terlihat seperti seorang Ibu yang menenangkan Anaknya, Dia sendiri tidak sanggub meneruskan kata-katanya, Dia juga pasti merasa bersalah karena meninggalkan Linda di dalam Dungeon.

"Vina...

Apa kau juga akan meninggalkan ku?" Tanya spontan ku, karena trauma yang ku dapat dari Linda.

"Tidak akan Tuan!

Saya akan selalu di sisi Tuan, Hingga akhir hayat ku" Jawabnya setelah merasa tenang kembali dan menghentikan air matanya.

"Kumohon...Jangan melakukannya juga!

Aku tidak ingin mengalaminya lagi" Hatiku terasa sangat sakit, Padahal sebelumnya hatiku terasa sudah mati, tapi kali ini, Aku merasa sangat tersakiti.

"Tentu saja Tuan...

Saya akan selalu berada di samping Tuan!" Mendengar nya, membuat hatiku terasa lebih legah, Keheningan menyapa sekali lagi, Detak jantung Vina terdengar lebih besar, Sekarang aku merasa lebih tenang, Air mataku mulai mengakhiri tetesan terakhirnya. Aku kembali berbaring dan menatap hampa atap langit-langit kamar, Mataku terasa berat, Dan membuatku tertidur pulas setelah menangisi Linda.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Eva ke Vina yang dari tadi berdiri di depan pintu kamar.

"Maaf atas kelancangan ku Nona Eva, Tuan Link sudah mulai tenang dan tertidur pulas" Jawab sopan vina.

"Tidak usah terlalu Formal!

Terima kasih!

Karena sudah menajaga adik kecil ku" Balas Eva dengan senyuman tulus sambil mengelus kepala Vina.

Dari lorong istana, Rio berlari terengah-engah menuju Vina dan Eva yang berada di depan kamar, Rio terlihat sangat khawatir dengan keadaanku.

"Eva...!

Bagaimana keadaan Link?" Tanya Nya sedikit memaksa sambil memegang pundak Eva.

"Dia sudah baik-baik saja, Sekarang dia tertidur pulas setelah menangis"

"Huuuffffftttt...Syukurlah!

Setelah mendegar keadaan Link dan Tragedi yang menimpahnya dari Pangeran, Aku sangat terkejut dan mengkhawatir kan Link" Ucapnya terngos-ngosan.

"Berterima kasih lah ke Vina!

Dia lah yang selalu berada di samping Link, Dia juga yang menyelamatkan ku" Jawab Eva sambil merangkul Vina.

"Vina!

Terima kasih banyak...

Kukira aku akan kehilangan Sahabat terbaikku" Ujar Rio, Memegang kedua tangan Vina dan berterima kasih dengan tulus.

"Bu...Bukan masalah Tuan...

Sudah tugas ku sebagai rekan Tuan Link, Untuk membantu dan selalu berada di sisinya" Jawab Vina dengan sedikit beranian.

"Sekarang...

Tinggal menunggu kabar dari Linda,

Pihak kerajaan sedang menyelidiki TKP, Sampai saat ini, belum ada laporan tentang mayat Linda yang di temukan" Ujar Eva.

"Meskipun begitu, kita cuman bisa berharap" Balas Rio, Sedangkan Eva hanya menyimak perbincangan itu.

~SELESAI~

avataravatar
Next chapter