4 BAB 1.CHAPTER 1.3 『PEMBALASAN DARI HATI YANG LEMAH』

DUAARRR!!!

Ledakan Dahsyat yang di hasilkan Skill Paladin, membuat Dungeon sedikit bergetar dan menghasilkan debu yang sangat banyak, hingga bisa menutupi kami.. tapi, mana mungkin akau membiarkan dia melukai Vina!

"Aa..Apaa??" Kaget nya, saat melihat aku menangkis serangannya, aku menangkis palu miliknya dengan pedang milikku, butuh tenaga yang kuat untuk menahannya, dengan dua tangan, menahan serangan nya masih terasa sangat berat.

"Tidak mungkin aku membiarkanmu melukai Vina!!!" Teriak ku sambil menahan serangannya.

"Sialan, jadi kau ingin melindungi nya?"

"Haaa...Memang nya kenapa?" jawab ku dengan tatap sinis kemarahan.

Meskipun aku berhasil menangkis, aku bisa merasakan retakan kecil dari tulang lengan ku, sial, kekuatan nya terlalu kuat, aku tidak mungkin bisa menang darinya. Percikan api terhempas dari gesekan senajata kami, kaki dan tanganku terasa ingin patah, sedangkan dia, terlihat biasa saja, sudah jelas bukan, perbandingan kekuatan kami terlalu jauh, bisa-bisa aku mati disini, dan ketika aku mati disini, Vina akan dalam bahaya, mana mungkin aku membiarkan itu. Fikiran ku mulai kacau, aku bahkan tidak bisa memikirkan hal lain selain bagaimana cara agar aku bisa mengalahkan nya, sedangkan Vina terdiam ketakutan tepat di belakang ku, dia pasti syok dengan serangan tadi, tapi aku bersyukur karena bertindak, karena jika tidak, Vina pasti terbunuh.

"Apa yang harus kulakukan...apa yang harus kulakukan..." Fikirku teracak-acak, apa tidak ada yang bisa kulakukan.

Dia melompat kebelakang, dan mengambil kuda-kuda aneh, menggerakan palu tongkatnya kearah langit-langit, dan keluar lah petir dari dari lingkaran sihir yang di hasilkan skill miliknya.

"Kalau begitu, Aku akan membunuh mu terlebih dahulu!!" Teriaknya sambil melancarkan serangan Listrik yang dahsyat ke arahku, mugkin cukup sampai sini perjuangan ku, lagi pula aku bukan tipe orang yang mau berusaha keras, ini sudah lebih dari cukup bagiku, aku tidak akan menyesal dengan kematian ku, setidaknya, aku sudah bisa melihatnya tersenyum. Ketika aku mengatakan "Bisa melihatnya tersenyum" yang di benakku cuman terlintas senyuman manis Vina. Paling tidak, sebelum akhir hayat ku, aku bisa berguna untuk seseorang, Syukurlah.

"DUAAAAARRRRR..."

Ledakan dahsyat kedua pun di lancarkan tanpa hambatan.

"Tuan Link...!!" Teriak Vina.

Aku terhempas sangat jauh dari posisiku, akibatnya, kiri ku terkena luka bakar, aku hampir saja kehilangan nyawa, seandainya Vina tidak cepat menarik ku, aku mungkin sudah mati.

"Tuan Link!

Apa Anda tidak apa-apa? Tanya Vina penuh khawatir.

"I...iya, Aku tidak apa-apa...!

Tidak ku sangkah dia akan menyerang tampa ragu sama sekali" jawabku.

"Syu...Syukur lah...." Ucap vina dengan air mata yang tumbah di pipinya.

"Terima Kasih Vin"

"Haaa..Berani sekali kau...berani sekali kau, sepertinya memang harus kau yang duluan ku lenyapkan, dasar budak tidak berguna..." Teriaknya setelah menyadari aku di selamatkan Vina, lalu berlari lagi kearah Vina untuk melancarkan serangan.

"Vina...Vina...Lari...!!!"

"Ta...tapi...Aku takut Tuan Link"

"Kalau begitu, lawan balik dia!"

"A...apa maksud anda?

"Kubilang lawan!

kalau kau tidak ingin di siksa atau di rendahkan lagi, maka lawan balik dia, buat dia mengerti, bahwa kau bukan budak!!"

Serangan dahsyat pun di keluarkan, dan sekali lagi, aku tehempas sangat jauh akibat ledakan yang di hasilkan, Vina terlihat baik-baik saja setelah berhasil menghindari serangan itu.

"Menghindar?

Sialaaaann...!!

Thunder Ball!!!" Skill yang berbeda akhirnya di keluarkan, listrik nya terlihat sama, tapi yang membedakan, Skill kali ini terlihat seperti Bola Listrik yang menyerang kearah target. Tentu saja Vina tidak boleh tersentuh, sekali saja dia menyentuh Bola Listrik nya, maka sudah selesai.

"VINAA!!

LAWAN DIAAAAA!

INI PERINTAH DARIKU!!" Teriakan yang amat keras membuat tenggorokan ku sakit, untuk pertama kali nya aku berteriak seperti ini, tapi tidak sia-sia, hasilnya, membuat Vina berani akan tindakannya.

"Assasin Speed" Skill Assasin yang di keluarkan Vina untuk menyerang balik, hasilnya membuat Vina sangat cepat dan tidak terlihat, saking cepatnya, bahkan suara langkah yang di hasilkan terbentur tak beraturan entah dari mana.

"Sialan...Sialan..." Dia nampak kebingungan takkaruan, melihat aksi Vina, nampaknya dia sedikit resah akan keadaannya. Sambil melirik kesana kemari, sembari menunggu serangan Vina yang entah dari mana.

"Vinaaa...Sekarang!

Dari depan!" Teriak ku memberi Vina arahan.

"Haa..kau fikir aku bodoh?

kau fikir apa gunanya Perisaiku" ucap nya dengan sombong, tapi, syukurlah dia tidak menyadari kalau itu hanya umpan. Benturan pun terjadi, Vina benar-benar menyerang dari depan dengan kedua belati yang dimiliki nya, terlihat percikan api dari benturan tersebut, membuat mereka berdua sibuk saling adu kekuatan.

"Dengan begini berakhir!!" Ucap Vina, menyadari tindakan ku, sedangkan dia nampak sombong dengan kekuatannya dan tak menyadari rencana kami. Dari dalam debu yang di hasilkan benturan serangan Vina, aku menyerang dengan sangat ambisius, dengan sayatan pedang, aku berhasil memotong lengan kanannya, dan membuatnya sangat kesakitan, sekarang dia tidak memiliki senjata untuk menyerang, nampaknya serangan tanpa mana, hanya bisa di lakukan kepada manusia

"Kau memang Bodoh, karena tidak menyadari rencana kami!" Ucapku setelah membuat lengannya putus.

"Si...Siaalaaaann..." Teriak putus asah nya, sambil menyerang menggunakan perisai.

"Haa...Kau melihat kemana Bodoh?" balasku.

Vina akhirnya melancarkan serangan sekali lagi, menancap kan belatinya ke

Dada Nya, membuat Darah yang banyak bercucuran keluar dari mulut dan dadanya di sertai teriakan kesakitan.

"Sialan...Sialan...akan kubalas kau...akan kubala...s..." Ucapannya dan berakhir menyedihkan, terkapar di tanah dengan darah yang banyak, dan akhirnya mati.

Aku terdiam melihatnya dengan penuh rasa iba, kufikir dia pantas menerimanya, dia tidak punya hak untuk mengeluh setelah memperlakukan Vina tak layak. Untuk pertama kalinya aku melihat orang terbunuh dengan cara seperti ini, tapi aku sedikit heran dengan diriku, kenapa aku tidak takut ataupun khawatir dengan ini, untuk manusia biasa pastinya akan muntah atau berteriak histeris melihat kejadian ini, tapi entah kenapa aku tidak merasakannya.

"Tu...Tuan?" ucap Vina dengan wajah yang terlihat sangat legah dan membuatku tersadar dari diamku.

"Iya?

Ada apa?"

"Apa tidak apa-apa melakukan ini?" Dengan wajah penasarannya, kufikir benar juga, Budak yang membunuh tuannya, pasti ini membuat Vina merasa khawatir.

"Tidak apa-apa!

dia pantas menerimanya!" Jawabku dengan santai dan sedikit tersenyum untuk membuat rasa bersalahnya menghilang.

"Ba...baik!

"Yosh, sekarang, kita tinggalkan saja dia, aku sedikit terluka, jadi ayo cepat keluar dari Dungeon dan melaporkan apa yang baru saja terjadi!"

"Tuan Tunggu!"

"Iya?

Ada apa lagi?"

"Te..terima kasih banyak tuan!" Dengan Senyuman yang begitu tulus, membuat hati ku sangat luluh, keimutan dengan senyuman nya berpadu membuatku merasa sangat bahagia setelah melihat senyuman nya.

"Sama-sama!" Balasku dengan senyuman tulus.

"Tapi, tidak kusangkah kau sekuat ini Vin!" tanya ku setelah membalas senyumannya.

"Hmm...?

Bukanny itu sudah wajar tuan?

itu karena aku Manusia stengah Hewan(Ajin), karena perintah Tuan membuat kekuatan alami ku bangkit sebagai Ajin" Balas nya dengan senyuman tulus sekali lagi, seakan tidak merasa bersalah sama sekali.

"Hehe...Benar Juga" dengan rasa khawatir, kufikir akan bahaya membuat Vina marah, bisa-bisa aku terbunuh.

"Hihihi..." tawa kecilnya, sekarang dia bisa tertawa fikirku, akhirnya dia bisa terlepas dari rantai yang mengikatnya

*****

*Untuk Update kali ini, Mohon maaf kalau pendek, kufikir ada baiknya kalau aku menyelesaikan Konflik pertama dengan chapter terpisah, semoga terhibur! ^_^

avataravatar
Next chapter