3 BAB 1.CHAPTER 1.2『QUEST PERTAMA DAN KONFLIK PERTAMA』

"Eva,Rio!

Bisa bicara sebentar?"

"Hmm?"

"Ada Apa?"

*****

"Permisi, Kalian di harapkan menghadap ke Raja di aula singgahsana, untuk mempersiapkan Quest pertama kalian" Ujar kepala Maid

Mengikuti kepala maid, kami di bawa ke aula singgah sana, setiap detik sangat serasa, setiap langkah jadi berat, tidak ku sangkah aku akan setegang ini, melihat kedua temanku yang begitu ceria dengan Quest pertama mereka, seperti nya mereka tidak mempedulikan apa yang baru saja ku katakan pada mereka.

"Permisi"

"Selamat Datang" Gumam Pangeran Irzalk yang berdiri tepat di samping raja, sedangkan raja terlihat santai duduk di singgah sana mewahnya,

"Sesuai permintaan, Saya membawa mereka...

kalau begitu saya permisi" Sekejab menghadap ke Raja, lalu pergi begitu saja, layaknya tikus di dapur.

"Link,Rio Dan Eva,

bagaimana tidur kalian?

apakah sudah cukup?" Gumam pangeran dengan lembut, memasang wajah yang sangat lembut pula, membuat perkataan dan wajahnya menjadi sangat enak di pandang.

"I...Iya,Terima Kasih, Sekarang kami siap untuk Quest pertama kami"Balas ku dengan Gugup.

"Sebelum itu, kami ingin membuka Aliran Mana di dalam tubuh kalian!"

"Mana?

Ooooo,,semacam kekuatan kami" Sambil melakukan gerakan tangan, di ketuk ke telapak tangan, aku sedikit paham dengan hal ini.

"PENGAWAL!!!

Persilahkan mereka masuk!"

Pintu raksasa terbuka, dengan sangat perlahan, dalam hal ini, ku sebut keren sekali.

"PERMISI" Terlihat seorang Wanita tua, dengan Topi yang biasa di kenekan penyihi pada umumnya, kesan awal kami terlihat aneh, dari atas topi sampai kaki di sepatunya, baju yang dia kenakan serba warna Ungu.

"Silahkan,

buka aliran mana mereka"

"Siap" tegas yang terlihat, sudah kami fikir dia pasti adalah penyihir kelas elite, dengan gaya hormat di hadapan raja, ia meletakkan satu tangan kanan di atas dada dan sedikit membungkuk, mungkin itu adalah cara penghormatan mereka.

"Aa..Anoo,,,Apa saya bisa bertanya?" Ujar ku sebelum dia mulai bergerak kearah kami.

"Silahkan Anak Muda,Tanya kan apa saja ke Sang Ibu Sihir!" Jawabnya dengan angkuh.

"Apa di Dunia ini tidak ada Sihir yang bisa membuat orang saling memahami bahasa?" sembari melihat kedua temanku, aku ingin mereka bisa mengerti apa yang kami bahas.

"Apa maksud mu Anak Muda?"

"Ke...kedua teman ku ini, tidak paham sama sekali dengan bahasa kalian, tapi aku entah mengapa bisa mengerti bahasa kalian, ja...jadi ada baiknya, kalau mereka juga bisa mengerti apa yang sedang kita bahas ini" Ku usahakan memberi penjelasan singkat.

"Hmm,,,Saya Mengerti,Saya Paham maksud anda!

Kalau begitu, izin kan saya memakai salah satu sihir ciptaan ku" Ujarnya dengan Nada sangat Sombong, ingin mempamerkan Sihir Ciptaannya, Umumnya, seseorang dengan Job Wizard di Dunia ini, tidak bisa menciptakan sebuah sihir jika dia belum di akui oleh Dewa, jika kekuatan mereka sudah di akui oleh para Dewa, mereka secarah otomatis mendapatkan izin untuk menciptakan Sihir, dari Informasih yang aku baca dari buku semalam ku baca, di dunia ini, cuman ada 7 sampai 8 orang lah yang pernah berhasil membuat para Dewa mengakui kekuatannya.

Dia mendatangi Rio dan Eva, dan mulai membaca sebuah mantra sihir, layaknya di Anime atau di Novel, sembari mengucapkan mantra, lingkaran sihir perlahan terlihat di ujung tangannnya, mengarahkan kedua ujung jari lengannya ke arah mereka berdua, cuman butuh 1 sampai 2 menit hingga sihirnya selesai.

"Yosh, Selesai, kalian berdua, apa kalian paham dengan apa yang baru saja ku katakan?"

"Aa...Whoaaa...Aku paham dengan ucapannya, apa sekarang kami sudah bisa bahasa kalian?"Jawab Rio yang penuh semangat.

"Benar, aku benar-benar paham sekarang" Ujar Eva dengan sedikit terkejut.

"Itu adalah sihir ciptaan ku, bisa dibilang, saya hanya menanamkan sedikit kekuatan alam dunia ini kearah kepala kalian, dan membuatnya secara alami bersatu dengan sel otak kalian, layaknya sebuah Telepati, kalian berbicara dengan bahasa kalian, begitu pula lawan bicara kalian, tapi berkat kekuatan alam dunia ini kalian bisa saling mengerti, saya menyebut nya, Brain Voice" dengan menjelaskan tentang sihirnya, ku akui dia hebat dalam berargumen, sampai membuat mereka berdua cepat memahami penjelasannya.

"Whoaa...keren...jadi inikah sihir.." Jawab Rio dengan sedikit sopan.

"Baiklah, sekarang saya akan membuka aliran mana kalian" Dengan menyentuh dada dan kepala kami, cuman butuh sedikit mantra, dia mulai membuka alian mana yang ada di dalam tubuh kami.

Aliran Mana, layaknya energi manusia, untuk manusia di Dunia ini, di umur 4 tahun paling umum, aliran mana mereka akan terbuka dengan alami, tetapi dalam kasus kami, harus di buka secara paksa, di karenakan kami bukan berasal dari dunia ini, Aliran mana terdapat di dalam tubuh setiapmahluk hidup, untuk bisa menggunakan sihir atau kekuatan, di butuhkan sebuah mana, kalau dari game biasanya di sebut Status Bar, biasanya ketika kita ingin memakai jurus dalam game, akan tersedia status bar bewarna hijau dengan batas tertentu, lebih umumnya, seperti itu lah sistematik mana dalam tubuh manusia.

"Aa..aaaa..apa ini, Aku merasa ada sesuatu yang aneh dalam mengalir dalam tubuh ku, apa aliran darah ku semakin lancar?, beginikah rasanya punya Mana?"Ujar Rio sambil terkagum-kagum.

"benar sekali, walaupun rasanya sedikit geli, tapi aku merasa sedikit nyaman dengan rasanya" Ujar Eva dengan ekspresi sedikit malu.

"Haa..apa maksud kalian?

aku tidak merasakan apapun...aku merasa biasa saja!" Jawabku.

"Apa yang terjadi?

biar ku coba sekali lagi!" Ujar si Ibu Penyihir.

Sekali lagi dia mencoba ke tubuh ku, tapi tak ada apapun yang terjadi, aku tidak merasakan apa yang di rasakan kedua temanku ini.

"apa ini?

Mohon maaf, apa anda sudah pernah memakai mana?" dengan memasang wajah kaget, dia bertanya serius kepadaku.

"apa maksud mu?

ini pertama kalinya aku mendengar mana ada di dalam tubuh manusia, aku belum pernah memakai atau pun mencobanya" Aku tak paham dengan ucapannya, tapi aku juga tidak tau apa terjadi.

"Mohon Maaf, sepertinya, mana di dalam tubuh anda, di segel dengan sangat kuat, sepertinya dulu ada yang pernah menyegel aliran mana anda, dengan sihir yang sangat kuat" Ujar nya dengan ekspresi kaget.

"Haa...?

apa maksudmu?

jadi maksudmu aliran mana ku tidak bisa terbuka?

"Benar sekali, aliran mana anda tidak bisa terbuka, Sihir ku tidak mampu menandingi sihir segel yang ada di dalam tubuh anda"

"Cukup!!" Teriak Raja memotong perbincangan kami.

"A..apa yang??" Aku dan Ibu Penyihir kaget dengan respon Raja terhadap kejadian ini.

"Maafkan Hamba, tapi hamba tidak paham dengan ucapan anda" Ujar Ibu Penyihir ke Raja.

"Jika aliran mana nya tidak bisa di buka, maka tidak usah, cukup sampai sini, untuk sementara waktu, tuan Link akan menjalankan Quest tanpa kekuatan atau pun Sihir!" gumam Raja dengan sangat tegas.

Aku sedikit merasa ada yang aneh, kenapa?, apa yang terjadi?, apa artinya aku tidak bisa menggunakan kekuatan ataupun sihir di dunia ini?, tapi kenapa?, selain itu, aku kaget dengan respon Raja terhadap aliran manaku, sepertinya, dugaan ku benar, dengan refleks aku menghadap ke kedua temanku, sepertinya mereka paham dengan apa yang ku maksud.

******

[06:32 Subuh]

"Eva,Rio!

Bisa bicara sebentar?"

"Hmm?"

"Ada Apa?"

"Aku merasa ada yang aneh dengan semua ini, aku merasakan kecurigaan yanga amat dalam di kerajaan ini" Ujar ku dengan gugup ke arah teman-temanku.

"Apa maksudmu?

aku tidak paham sama sekali" Jawab Eva dengan wajah penasaran. Sedangkan Rio hanya menyimak pembicaraan ini.

"Maksudku, dari awal kita datang kemari, mereka seperti sudah tau kalau kita akan datang ke Dunia ini"

"lalu?

bukannya itu wajar?

itu karena mereka lah yang memanggil(Summon) kita?" bantah Rio.

"lalu apa kau tidak memikirkan sesuatu?"

"Hmmm..???" mereka berdua sepertinya tidak paham dengan maksudku.

"biar ku perjelas, kejadian ketika kita ingin ke Dunia ini, siapa yang pertama terkena sihir pemanggil(Summon)?"

"Hmm..Aku tidak paham!" Ujar Rio.

"yang pertama?

Haa..Ibu Christin, Ibu Chirstin yang terpanggil!" Jawab Eva dengan kaget, sepertinya dia paham dengan maksudku.

"betul sekali, yang seharusnya terpanggil kemari, adalah Ibu Christin, tapi, ketika kita tiba, mereka malah menyambut kita, seperti mereka tau kalau bukan Ibu Chirstin lah yang mereka panggil(summon), dengan kata lain, mereka sudah tau betul jika Ibu Christin gagal terpanggil, dan malah kita yang terpanggil" Aku berusaha mebuka fikiran kedua teman ku ini, tidak salah lagi, kecurigaan ku semakin besar.

"Aku paham, , jadi maksudmu, ada niat yang terselubung dalam hal ini?" Ujar Rio sedikit terkejut

"Betul sek..."

"Tok...Tok..Tok.."

Pintu kamar kami di ketuk dan mengakhiri percakapan kami, itu adalah Kepala Pelayan yang ingin mengantar kami pergi ke Aula Singgahsana.

*****

Mengalihkan pandanganku kearah mereka, aku yakin mereka fikiran mereka selaras denganku, sekarang, kecurigaanku pada kerajaan ini makin kuat, tapi, aku masih kekurangan Informasi.

"Oklah, kalau begitu izinkan kami melakukan Quest nya, Tuan!" Ucapku ke Raja untuk mengalihkan mereka.

"Kalau begitu, berikan kepada mereka, Pangeran Irzalk!" Balas Raja, dan memberi perintah ke Pangeran.

Kami di beri sekantung uang koin emas, untuk memenuhi kebutuhan kami di Quest, selain itu, Raja memberikan kami masing-masing pendamping, dari arah pintu, 5 orang Petulang berbaris tepat di hadapan kami. Mataku tertuju pada si gadis Ajin, yang terlihat paling lemah di antara mereka.

"Mereka adalah Petualang yang kami pilih sesuai dengan karakteristik kalian, ku persilahkan untuk memilih satu petualang untuk menemani kalian berjalan-jalan ke kota dan memenuhi kebutuhan kalian dan untuk melakukan Quest"

Rio memilih Petualang dengan Job Guardian, dia terlihat sangat kuat dengan Armor lengkapnya, sepertinya dia cocok dengan Rio, sedangkan Eva memilih seorang gadis Wizard dengan pakaian sedikit terbuka, memegang tongkat sihir dan rambut hijau panjang yang terlihat indah, aku tidak terlalu hebat dalam memilih teman, akan tetapi aku sudah memutuskan untuk mengambil,

"aku memilih Ajin itu!

Gadis Manusia Serigala yang di belakang sana"

"A...Apa?

Apa anda yakin tuan Link?

tapi dia bukan seorang petualang, dia cuman seorang budakku" ucap salah seorang petualang dengan Job Paladin. Raja dan Pangeran sama terkejutnya, begitu pula dengan semua petulang yang hadir, dan yang lebih kaget gadis itu, dia terlihat kikuk dan berantakan, tapi aku bisa melihat ekspresi terkejutnya.

"Anda yakin Tuan Link?

Seorang budak yang menemani anda berpetulang?" Respon Pangeran Irzalk dengan pilihan ku.

"Iya,Aku yakin, aku memilihnya!" Jawabku, aku memilihnya bukan karena alasan lain, tapi aku bisa melihat di matanya, soal bertahan hidup, dia lebih ahli dari 4 petualang yang ada di ruangan ini, dia pasti menjalani hidup yang sangat menyakitkan.

Telinga yang lembut, ekor dan bulu yang sangat indah, nampak tidak serasi dengan pakaian budak yang dia kenakan, bola mata yang sangat unik, dan wajah tanpa ekspresi, membuatku semakin yakin, kira-kira dia berumur 13 atau 15 tahun.

"Baiklah, kalau begitu, para petualang yang terpilih, silahkan nikmati Hidup baru di Enternal World" Gumam Raja dengan Tegas setelah pemilihan selesai.

*****

"Yossh..., kita berpisah sampai di sini, semoga kalian tidak mati di luar sana, Ok?" Ucap Rio sedikit menghibur untuk mengatasi ketegangan, sembari berjalan melewati Gerbang kerajaan, untuk mengelilingi Kota.

"jadi, Siapa namamu?" Ujar ku untuk menjernihkan suasana tegang, dia terlihat pendiam dan tidak banyak bergerak.

"..."

"Eee..di cuekin yak

tidak apalah"

Kota yang nampak damai dan tentram, terlihat perumahan tua dengan dekorasi perumahan dari abad pertengahan layaknya dalam Anime Fantasy,

"Ada Ajin, Mahluk menjijikan"

"Apa yang dia lakukan?, berusaha terlihat manis di depan tuannya?"

"Siapa Pria itu?, bagaimana dia bisa setenang itu berjalan bersama Ajin"

cengar-cengir warga dari kota ini membuatku muak, sepanjang jalan, semua orang yang melihat kami berjalan bersama, menatap sinis, dengan bisikan-bisikan busuk, aku yakin, mereka sedang membicakan gadis Serigala yang sedang ada di samping ku, mungkin bagi masyarakat ini, akan terlihat aneh jika seorang Tuan akrab dengan Budak nya, memperlakukan budak dengan baik adalah hal yang tak wajar, akibatnya, Aku bisa melihat wajah murungnya, itu membuatku sangat kesal, apa salahnya menyayangi Ajin?, apa salahnya memperlakukan mereka layaknya teman sebaya?.

Dengan emosi yang meluap kufikir akan bagus jika aku mendaratkan satu atau dua pukulan ke orang-orang ini.

"Aa..Anuu..Tu...tuan??" Suara yang begitu lembut, kosa kata pertama yang kudengar keluar dari mulutnya, sempat sedikit mengejutkan ku.

"Iya?

Ada apa?"

"Kenapa anda memilih mahluk seperti ku?

Dan Sa..saya kan bukan Petualang!" Ujar nya dengan nada sangat pelan sampai aku hampir tidak mendengar apa yang dia katakan.

Sudah pasti dia sadar dengan kelakukan orang-orang yang ada di sekitar.

"Hmm...kalau di tanya kenapa, kufikir yang lebih cocok berada di sampingku, orang sepertimu" ku paksa sedikit senyum dan terlihat ramah, agar bisa mengubah pola fikirnya tentang ku.

"maksud Tuan?

Sa..saya tidak mengerti"

"apa yang tidak kau mengerti?

karena aku memilih seorang budak untuk berpetualang denganku?"

"I...Ya..."

"Ketika di aula tadi, di antara kalian berlima yang di panggil masuk, kufikir, kau lah yang paling hebat di antara mereka berempat, aku bisa melihat sebuah potensi dari matamu, selain itu, tolong jangan panggil aku Tuan, itu tidak nyaman di dengar"

Dengan wajah kikuk nya, sekarang, aku bisa melihat wajah merona darinya, wajah merona dari manusia serigala, jujur saja, alasan lain aku memilihnya karena aku suka dengan Ras Ajin, selain itu, bukankah ini seperti dalam Anime, Kece gila..,Isekai, Luar biasa...!

"la..lalu, aku harus memanggil tuan apa?"

"panggil saja Link, mulai sekarang, mohon bantuannya"

"Mm...mm..."

Sembari berjalan di kota, salah satu impian ku terwujud, bisa di barengan gadis Ajin, apalagi, dia sangat imut, bukannya ini benar-benar terasa di Anime. Luaaarr...Biasaaa...., ingin ku sih teriak seperti itu, tapi aku bukan Rio, jadi cukup di benakku saja lah.

"Jadi, Siapa namamu?

paling tidak aku bisa tau nama panggilan mu"

"Tidak punya"

"Hmm...?

Maksud mu?"

"Seorang Budak tidak di beri nama, lagi pula saya seorang Ajin"

"Haaa..Apa maksud mu?

meskipun begitu,setidaknya kau punya nama kan?"

"Kami tidak di izinkan melakukan hal yang seperti itu"

"Kalau begitu mulai sekarang namamu Vina, dan kau bukan budak, mulai sekarang kau adalah Rekan ku" aku tidak menyangkah mengatakan hal seperti itu, memalukan, memalukan...!

Akibat dari ucapanku, mata indahnya mulai bercahaya, tingkahnya mulai terlihat malu, dan menangis.

"A..Ada apa?

apa aku salah?" Kaget ku setelah melihat air matanya tumpah di pipi nya.

"tapi saya seorang Ajin dan budak

meskipun begitu, anda ya...yakin?" sembari menangis, sepertinya dia tidak mempercayai apa yang baru saja kukatakan.

"memangnya kenapa kalau kau Ajin atau budak?

selama kau ingin berada di sampingku, itu bukan masalah buatku" memalukan...memalukan...lagi-lagi aku mengatakan hal yang memalukan.

"Te..terima kasih...

Tu..tuan Link" dengan air mata yang masih menetes, akhirnya aku bisa melihat senyuman dari wajah kikuknya, sekarang aku benar-benar merasa terpesona dengan senyumannya.

Di dalam Enternal World, terdapat beberapa Ras. Majin, Elf, Dwarf, Manusia dan Ajin. Dalam urutan tingkatan, Ajin lah yang paling terbawah, mereka di anggab Hewan yang menjijikan, dan umum di jadikan budak, kebanyakan dari mereka di siksa dan di manfaatkan oleh tuan yang mengambilnya, itu lah alasan Vina menangis terharu, di kerajaan ini sudah menjadi umum untuk ajin menjadi budak dan di perlakukan tak layak, aku sendiri kaget ketika mengetahui, tapi mendegar cerita Vina, membuatku sangat kesal terhadap Manusia, dan Ras lain yang membuat Ajin terlihat menyedihkan, padahal jika kita ingin melihat kebenaran dari setiap ras, Ajin lah yang mendominasi Keimutan dan keterampilan, lagi pula, apa salahnya hidup berdampingan?

"Yosh, Vina, apa kau tau Toko pakai di sekitar sini?" Ujar ku untuk melakukan pendekatan lebih kepadanya.

"Tiga Blok dari sini, ada toko pakaian yang sangat bagus, sangat cocok untuk memilih pakaian petualang di sana" Berbeda dari sebelumnya, sekarang dia terlihat lebih berekspresi dan ceria. Syukurlah, aku bisa melakukan pendekatan awal dengannya.

"Okelah, pertama-tama, kita cari pakaian yang cocok untuk mu!"

"Aa..Apa Tuan yakin?

anda bisa menggunakan uang nya untuk kebutuhan anda"

"Tidak apa-apa, aku akan lebih senang jika bisa berguna untukmu,lagi pula, kau pun mau kan, dari ekor mu yang bergerak kesana kemari, aku bisa tau kau sangat menginginkannya kan!"

*****

Nampak Toko pakaian yang mewah untuk Dunia Fantasy, terpajang busana yang layaknya dalam Anime, mungkin, sekarang aku benar-benar akan lepas kendali, sial.

"Tuan...Tuan...Tuan Link...?

"Aa..Iya ada apa?" Kaget ku setelah tenggelaman dalam fikiran ku.

"Anda yakin mau masuk?" Ujarnya dengan wajah merona yang sedikit malu, di depan pintu toko

"Sudah jelas kan, Ayo, cari pakaian yang bisa membuatmu lebih Imut lagi!"

Dalam keadaan seperti ini, aku sangat ingin membuat nya bahagia, aku sangat ingin melihat senyuman nya, sudah cukup lama dia menderita, paling tidak, dia juga punya hak untuk bahagia.

"Anda yakin mau memberikan ku Pakaian Tuan?"

"Hmmm...?

Ada apa, kau nampak sedikit murung"

"saya tidak yakin dengan ini Tuan, saya tidak boleh memakai uang Tuan"

"Hufftt...

Kalau begitu, anggab saja, ini Hadiah dariku!

karena mau menemaniku, Ok?"

"Te...terima ka..sih..Bwanyak Tu...Tuan" dengan senyuman begitu lembut,di iringi tangisan, Sekali lagi, mata indah nya menjatuhkan air yang lumayan keras mengalir di pipi lembutnya

"Chup..chup...chup..ternyata Vina orang nya gampang menangis yak" Sembari mengelus kepalanya, untuk menghibur dan menghentikan air matanya.

"Yo...yosh, sekarang kau lebih nampak seperti seorang Rekan, Selanjut nya Senjata" dengan pakaian seorang petualang, besi pelindung lengan dan sepatu dan baju pelindung, dia nampak lebih cantik dari yang ku duga.

"Selamat Datang" Sambutan dari toko persenjataan, membuat ku merasa lebih nyaman.

Dengan perlengkapan yang matang, senjata yang keren, sekarang aku sudah siap ke Dungeon untuk Quest, dengan pedang mengkilat silver, memantul kan diriku layaknya cermin, sarung pedang yang nayaman dan lembut, dengan hiasan batu Naga merah, membuatku lebih percaya diri, meskipun aku tak punya kekuatan. Sedangkan Vina memilih belati untuk senjata, sekarang dia terlihat kesatria ninja dengan belati di kedua tangannya.

Dalam dunia ini, menjadi seorang petualang menjadi perkejaan Umum untuk masyarakat, karena munculnya monster dalam Dungeon atau pun di luar, membuat manusia terancam, itu lah mengapa pekerjaan sebagai petualang menjadi sangat Umum, untuk menjadi seorang petualang, Kerajaan bekerja sama dengan Guild(Serikat), dimana Guild lah yang akan mengatur berbagai macam misi untuk para petualang. Karena banyak nya petualang, membuat berbagai macam Job yang muncul, Job dikenal sebagai Jurusan pekerjaan. Sword Master, Guardian, Archer, Paladin, Wizard & Assasin, Job yang aku ambil adalah Sword Master, dan Vina mengambil Job Assasin, pengambilan Job di lakukan di Guild, termasuk pendaftaran untuk menjadi seorang petualang, keuntungan yang di dapat, Guild akan memberi imbalan untuk penyelesaian Misi/Quest yang kita selesaikan, bagi petualang terkuat akan di juluki seorang master.

"Bagaimana?

apa kau sudah siap?" Tanya ku ke Vina

"Siaap!!" Teriak nya, dengan memasang wajah serius bercampur eksrpresi sangat Imut, dan Ekor yang tak berhenti bergerak kesana kemari.

Mesikpun Aku adalah Pahlawan yang di takdirkan, tentu saja aku hanya mengambil Quest yang mudah, karena ini adalah pengalaman pertamaku, selain itu, cuman aku yang tidak bisa menggunakan Sihir atau pun kekuatan, yah itu salah satu hal yang harus ku pertimbangkan, kenapa Raja sangat ambisius tentang aliran mana ku?, kenapa cuman mana ku yang tak bisa terpakai?, kenapa cuman aku yang mengerti bahasa dunia ini? Dan kenapa yang mereka sambut adalah aku, bukan Ibu Christin?, pertanyaan-pertanyaan mulai muncul di kepalaku, sembari berjalan masuk kedalam Dungeon, aku tak bisa konsentrasi terhadap Quest pertamaku, sedangkan Vina terlihat sangat serius, dia pasti menikmati harapan yang kuberikan padanya.

****

Goblin mulai berdatangan, sekitaran 7 sampai 10, tapi untuk saja Goblin tergolong monster yang paling lemah, Vina jadi lebih mudah mengalah kan mereka dengan Skill Assasin, dan untuk membuatku bisa sedikit berguna, Vina mulai melancarkan rencana serangan terakhir ku.

"Tuan Sekarang!!" Dengan gerakan lincah, Vina memancing Monster Goblin untuk serangan terakhir ku.

"Yoosshh,,,Maju sini" Mengayunkan Pedang, dengan gerakan dasar yang ku pelajari dari Game dan gerakan latihan yang ku pelajari dari perguruanku dulu, rasanya tidak semudah dari yang ku perkirakan.

"A..Apa?

tidak mempan sama sekali?

bahkan goresan kecil tidak terlihat?" Kaget ku, dengan melakukan gerakan dasar aliran pedang bercapur gerakan perguruan silat yang ku pelajari semasa kecil ku, serangan balik dari Goblin bisa ku hindari, tetapi meskipun begitu aku terhempas cukup keras karena berusaha menghindari serangannya, ini pasti efek karena aku tidak menggunakan mana dalam menyerang.

"Tuan, apa anda baik-baik saja?" teriak Vina.

"I...Iya, Aku baik-baik saja, tapi, sepertinya cuman kau yang bisa mengatasi ini Vin!!"

"Baik, serahkan padaku!" Kelincahan, kekuatan, aku bisa melihat betapa dahsyatnya serangan yang menggunakan mana.

"Rolling Killer..." Gerakan dasar Assasin, dengan memanfaatkan beban tubuh, Vina berlari menuju ke arah Goblin dan meloncat ke langit-langit dengan gaya Asassin, dia memanfaatkan beban tubuhnya, dengan begitu Vina bisa mengatur kecepatan jatuh sambil berputar kearah Goblin, dan akhirnya serangan terakhir menggunakan belati membuat kepala Goblin terhempas dari badannya, lalu di akhiri dengan pose pendaratan yang sempurna ala Assasin.

"Hufftt...Maaf Vin!"

"Ada apa tuan?"

"Seperti yang kau liat, berapa kali pun aku menyerang, serangan ku tidak mempan sama sekali, rasanya aku malah merepotkan mu" Ucapku sambil menundukan pandangan. Rasanya, aku tidak bisa melakukan apa-apa di dalam Dungeon.

"Tidak apa-apa, selama keselamatan Tuan terjamin, semerepotkan apapun, saya akan senang jika itu demi Tuan" Dengan perasaan yang bergejolak, rasanya Vina berusaha untuk menghibur ku.

"Hehe..., terima kasih"

"Jadi Tuan?

apa kita mau lanjut lebih dalam ke Dungeon?"

"Seperti nya kita sudahi saja dulu, aku juga ingin mempersiapkan senjata yang lebih berguna untuk ku" Di lihat dari pedang yang ku gunakan, sangat tidak efektif, pedang ini sangat berat untukku, sepertinya aku harus mencari pedang yang lebih cocok untukku.

"Ba..baik..."

Sepertinya memang lebih baik di akhiri, karena seandainya kami lanjut, pasti akan menjadi kesalahan yang fatal, itu yang kufikir, sebelum orang ini datang.

Terlihat seorang petualang menghalangi jalan keluar kami, rasanya aku mengenal nya, tapi aku tidak ingat, Dengan baju Zirah yang lengkap, senjata palu dan perisai terlihat kuat, wajah menggerutu menatap sinis kami, sepertinya dia memiliki niat jahat. Dari yang terlihat, dia seorang petualang dengan Job Paladin.

"Siapa kau?" Tanya ku dengan teriakan mengancam.

"Maaf, Tapi aku tidak memiliki urusan denganmu"

"Apa masalahmu?"

"Apa masalahku?

Budak itulah yang jadi masalah ku!, berani-berani nya dia menghianatiku" dengan wajah yang penuh amarah, dia pasti ingin melukai Vina

"Apa maksudmu, apa dia mela..."

"Kau diam saja, ini masalah antara Tuan dan budak, lebih baik kau diam saja!

Wooi, Budak, Kenapa kau membiarkan dirimu di pilih, dasar budak kurang ajar, aku menyesal membawamu ke dalam aula singgahsana. Seandainya...seandainya... kau tidak ada, pasti yang dipilih untuk menjadi pendamping petualang nya adalah Aku, dasar Budak tak tau diri" omonganku langsung di bantah, dan menyudutkan Vina dengan cara kasar.

"Ta..tapi...." Vina berusaha membelah, tapi tidak di beri kesempatan untuk berbicara

"Jangan banyak alasan, sekarang lawan aku, bukannya kau sudah menjadi kuat?, cuman karena perlengkapan bodoh yang kau dapatkan, sekarang kau sudah menjadi sombong?, yang benar saja"

"TIDAK!!, aku tidak berniat untuk sombong, hanya saja s..aya, sa...ya, merasa sangat bahagia karena tuan link memperlakukan ku layaknya seseorang yang berharga, makanya say..." teriak emosional Vina, dengan penuh rasa bersyukur, tetapi meskipun begitu, Petualang satu ini sangat merepotkan.

"Berisik!, sudah berani yah, sudah berani bertindak seperti itu di hadapan tuan mu.

Kalau kau tidak mau menyerang, saya yang akan menyerang duluan" dia berlari kearah Vina dengan niat melukai, Vina hanya terdiam ketakuan dan akan menerima nasib, seperti yang ku duga, dia sungguh-sungguh ingin menyerang Vina, dengan gerakan ahli, dia bergerak cepat kearah Vina sambil mengayunkan palu miliknya, incaran sudah pasti kepala.

DUAARRR...!!!

Ledakan Dahsyat yang di hasilkan Skill Paladin, membuat Dungeon sedikit bergetar dan menghasilkan debu yang sangat banyak, hingga bisa menutupi kami.

~SELESAI~

avataravatar
Next chapter