webnovel

[BL] Hidden City!

Berawal dari sebuah bunga tidur; seorang gadis cantik bernama Angelina bermimpi tentang dirinya berada di sebuah kota yang amat makmur dan kaya, kota tersebut di huni oleh orang-orang yang berparas super cantik dan tampan luar biasa. Mimpi itu selalu saja berulang-ulang sampai membuat dirinya tiba-tiba memiliki kepribadian yang sangat berbeda dari biasanya. Walaupun perubahan kepribadian dan sifat Angelina yang begitu kecil. Namun hal itu dapat terbaca dan terlihat begitu sangat jelas di mata Yunqi. "Angelina." Panggil Yunqi. "Hmm? Ada apa?" "Apa kamu memiliki kekasih?" Angelina tertawa dan berkata pada Yunqi yang merupakan teman dekatnya, "Kamu sangat tahu. Nanti aku perkenalkan pacarku padamu." Perkenalan inilah yang akan menyeret beberapa orang ke dalam dunia yang berbeda dan asing bagi Yunqi dan lainnya.

Dhik · LGBT+
Not enough ratings
3 Chs

Tanpa nama

Keesokannya Yunqi ke kampus dengan dua lingkaran hitam di kedua matanya.

"Apa yang terjadi denganmu?"Tanya Angelina bingung.

Arlin, "Hey... Kenapa kamu terlihat seperti orang yang tidak lagi memiliki keinginan untuk hidup?"

"Diamlah. Aku merasa sangat tertekan saat ini."

Arlin menepuk bahu Yunqi, "Baiklah, baiklah. Ayo ke kantin, aku akan mentraktirmu hari ini." Setelah itu Arlin menarik paksa Yunqi untuk ke kantin.

Angelina masih tetap duduk di tempat, dan belum ada pergerakan untuk mengikuti kedua teman dekatnya. Namun di lihat lebih dekat, Angelina terlihat sangat cemas dan gugup.

Entah apa yang membuat dirinya begitu cemas dan gugup?

Sesesampainya di kantin, Arlin langsung memesan tiga porsi makanan, untuk dirinya dan dua teman dekatnya. Kalian pasti tahu siapa mereka.

Beberapa saat kemudian barulah Angelina muncul di kantin kampus.

Ketiganya makan dalam diam.

(PK1 : Pengunjung Kantin 1)

PK1, "Eh..eh... Kalian sudah mendengar gosip tidak tentang Yu Erlang?"

PK2, "Gosip tentang apa?"

PK3, "Apa Yu Erlang bertengkar dengan Yunqi lagi?"

PK2, "Pelankan suaramu, Yunqi ada di meja sebelah."

Yunqi yang mendengar namanya di sebut-sebut masa bodoh denga itu.

Yunqi sudah terbiasa dengan gosip-gosip warga kampus mengenai dirinya dengan Yu Erlang, entah itu gosip buruk maupun tidak.

"Tadi malam ada yang melihat Yu Erlang mengikuti Yunqi sampai di depan pagar rumahnya... Menurut kalian, apa yang Yu Erlang lakukan di sana?" Kata PK1 dengan suara yang amat pelan.

"Mungkin saja mereka se komples." Ucap PK4.

"Siapa bilang mereka se komples! Se ingatku dari gosip-gosip yang beredar di forum kampus; ada yang mengatakan bahwa Yu Erlang tinggal di area gunung putih."

"Gunung putih itu di daerah mana?" Tanya PK2.

"Mana aku tahu itu di daerah mana? Mungkin itu hanya kata-kata istilah saja dari beberapa orang."

Kembali ke tiga orang yang sedang menguping pembicaraan ke empat orang yang duduk di sebelah mereka. Ekspresi ketiga orang yang menguping tersebut terlihat sangat biasa-biasa saja, namun di balik ekspresi tersebut terdapat hati yang penasaran.

Arlin, "Oh ia.. aku baru sadar; selama ini aku sama sekali belum pernah mendengar mengenai di mana tempat tinggal Yu Erlang. Tapi aku pernah mendengar bualan kekasih Yu Erlang mengenai tempat tinggal Yu Erlang."

Arlin memandang kedua temannya dengan serius.

"Dari bualan wanita jalang itu, aku menarik kesimpulan... Rumah Yu Erlang sangat mewah dan megah."

Yunqi mendecih, "Apa yang perlu di kagetkan Dan di banggakan tentang itu? Jika masih tinggal di rumah orangtuanya, itu sama sekali tidak bisa di sebut sebagai rumah Yu Erlang, tapi rumah milik kedua orangtua Yu Erlang."

Arlin, "..."

''Eumm... Gosip yang beredar juga mengatakan bahwa itu memang benar-benar rumah milik Yu Erlang." Kata Agelina. Kemudian ia menambahkan kembali dengan ragu, "Yu Erlang juga memiliki lusinan bahkan ribuan pelayan di rumahnya untuk melayaninya. Dan bukan saja itu, Yu Erlang juga memiliki puluhan juta orang yang bekerja di bawahnya..."

"Omong kosong...!!!" Teriak Yunqi dan Arlin bersamaan.

Mendengar teriakan Yunqi dan Arlin membuat orang-orang yang berada di sekitar, serempak menatap mereka bertiga.

"Pelankan suara kalian." Bisik Angelina.

Namun orang yang telah di Liputi dengan rasa iri dan benci ini sama sekali tidak memperdulikan teguran Angelina.

"Dari mana kamu mendengar cerita bodoh itu?!!" Amuk Yunqi.

Arlin, "Apa kamu mendengar itu dari Marina, kekasih Yu Erlang yang setiap ucapannya sangat tidak masuk akal!!"

Angelina hanya menggaruk kepalanya dengan bodoh.

PK9, "Eh bukankah itu senior Yu...?"

"Ia benar."

"Tumben sekali dia makan di kantin kampus?"

"Bla, bla, bla..."

Yu Erlang adalah seorang pria tampan bertubuh tinggi tegap. Bahkan tingginya melebihi 190 cm. Wajahnya selalu terlihat kaku, dan pria tinggi itu selalu saja bertengkar dengan Yunqi mengenai seorang gadis bernama Marina. Namun entah kenapa pertengkaran antara Yunqi dan Yu Erlang lebih terlihat di mata penonton sebagai pertengkaran pasangan.

Bahkan hal tersebut di akui sendiri oleh Marina, yang katanya di gosipkan sebagai kekasih Yu Erlang.

Sangat membingungkan.

Arlin, "Coba lihat gayanya, bak model papan atas."

Yunqi mengerutkan kening, "Bukannya kamu bilang kemarin kakinya patah?"

"Ssst... Diam, diam, Yu Erlang menuju kemari bersama antek-anteknya."

Arlin dan Angelina berpura-pura melahap makanan mereka dengan serius. Sedangkan Yunqi masih melihat Yu Erlang dengan tampang tidak suka.

Yu Erlang berjalan lurus ke depan tanpa mperdulikan tatapan maut Yunqi terhadapnya.

Selesai makan siang, Arlin dan dua lainya pergi ke taman kampus untuk berdiskusi mengenai tugas kelompok mereka.

"Sumpah, aku tidak sanggup lagi kuliah di jurusan ini. Kalau aku tahu jurusannya sesulit ini, aku tidak akan pernah berpikir sedikitpun untuk mengambil jurusan sialan ini...!!!" Protes Arlin.

Yunqi menghembuskan napas pasrah, "Bukan kamu saja yang menyesal telah mengambil jurusan ini. Tapi aku juga."

Yunqi melirik Angelina yang masih terlihat tenang mengerjakan bagian-bagian dari tugas kelompok mereka.

Angelina berucap sambil mengetik, "Kalau begitu kalian berdua cukup duduk manis, dan biarkan aku yang mengerjakannya."

Yunqi menggelengkan kepalanya, "Tidak, tidak. Ini adalah kerja kelompok, dan sudah semestinya di kerjakan secara berkelompok."

"Tidak perlu. Kalian berdua cukup mempelajarinya saat aku selesai menyelesaikan makalahnya."

Yunqi dan Arlin saling memandang, kemudian keduanya berkata secara serempak, "Makasih, kamu adalah gadis yang paling cantik yang pernah aku temui."

Angelina, "..." 😒Aku sudah bosan mendengar kata-kata itu.

Arlin, "Ada game yang baru saja loncing dua hari yang lalu. Apa kamu sudah mencoba memainkannya?"

Yunqi, "Apa yang kamu maksud Game misteri 'Temukan aku?' "

"Ia yang itu."

"Aku sudah memainkannya. Gamenya cukup menarik."

"Ia benar, aku juga sudah memainkannya saat gamenya pertama kali loncing."

Yunqi, "Ia sama, aku juga sudah memainkannya saat detik-detik gamenya telah di luncurkan."

"Sama aku juga. Aku memainkannya saat lima detik gamenya di luncurkan."

Yunqi, "Wah.. hebat. Aku memainkannya saat satu detik gamenya di luncurkan."

Angelina, "..."

Arlin, "Benarkah?!!!😡🔥"

"Tentu saja benar." Menjawab dengan sangat bangga.

Angelina, "..."(◔ _ ◔)

.

.

.

Bersambung . . .

Sabtu, 10.04.2021

Pukul, 16.24 wita