webnovel

Terjadi Kekacauan Di Perbatasan Kota (1)

Qing Yu (Kakak)

Qing An (Adik)

___________________________

Tidak terasa usia kehamilan Qing Yu telah menginjak delapan bulan, dan selama perutnya mulai membesar Qing Yu tidak lagi berkeliaran di luar seperti biasanya, dan lebih memilih untuk tetap berada di rumah atau sekitarnya.

Terkadang Jihan akan selalu datang di rumah untuk membawa beberapa buah-buahan untuk Qing Yu dan Qing An.

"Kakak Yu di mana kakak Qing An?"

"Sedang bekerja." Ucap Qing Yu yang saat ini tengah duduk di depan teras rumah sambil makan beberapa potongan buah yang di bawa Jihan barusan.

Qing Yu, "Bagaimana denganmu? Kakak ini belum pernah melihat Jihan pergi ke sekolah."

Jihan menghembuskan napas sambil mengayun-ayunkan kedua kakinya yang cantik, "Sekolahnya terlalu jauh dan berada di perbatasan kota. Kata ibu, perbatasan kota sangat berbahaya."

"Apa yang membuat perbatasan kota begitu berbahaya?"

Jihan menggelengkan kepalanya, "Aku tidak tahu."

Beberapa saat kemudian Jihan pamit untuk kembali ke rumahnya.

Qing Yu menatap perutnya yang sudah membesar dengan wajah masam.

"Perut ini sangat mengganggu."

Beberapa saat kemudian Qing Yu memutuskan keluar untuk berjalan-jalan di sekitaran rumah.

Rumah yang di tinggali Qing Yu dan Qing An, beserta ibu Jihan terletak sedikit jauh dari rumah-rumah desa lainya dan rumah mereka terletak berdekatan dengan hutan yang banyak di tumbuhi pohon-pohon besar yang menjulang tinggi ke atas.

Jika di hari yang cerah, hutan tersebut terlihat sangat indah.

Saat di pagi hari, kicauan burung dapat terdengar menakjubkan di sekitaran hutan. Ibaratnya seperti sebuah instrumen musik yang merdu yang di buat burung-burung di pagi hari.

Qing Yu berjalan menelusuri jalan setapak kecil yang bagian kiri dan kanannya di penuhi dengan pohon-pohon rimbun, cuaca panas di siang hari bolong tidak dapat di rasakan oleh Qing Yu di karenakan pepohonan yang rimbun telah memblokir cahaya Matari untuk mendarat ke tanah.

Setelah berjalan lama tanpa tujuan,Qing Yu memutuskan untuk kembali ke rumah.

Saat beberapa meter dari rumah, Qing Yu melihat beberapa pria tinggi berdiri di depan rumah, Qing Yu sangat mengenal salah satu dari pria-pria tersebut. Dia adalah tangan kanan Alois.

'Bagaimana bisa mereka menemukan tempat ini?' Pikir Qing Yu.

Qing Yu tidak menyangka bahwa Alois begitu mudah menemukan tempat pelarian mereka.

Pasalnya desa tempat di mana ibunya berasal ini merupakan desa yang sangat terpencil dan sangat jauh dari perkotaan. Bahkan beberapa orang tidak pernah tahu bahwa desa A ini ada dimuka bumi. Sangat miris.

Qing Yu mundur selangkah ke belakang dengan kaki dan tangan yang bergetar karena ketakutan.

Saat berbalik ingin melarikan diri, Qing Yu langsung di hadapkan dengan Alois yang berdiri dua langkah di depannya.

Alois menatap Qing Yu yang berdiri ketakutan di depannya.

"Bagaimana... kamu..."

Qing Yu tidak bisa berkata-kata. Rasanya seperti mimpi di siang hari bolong.

Ibaratnya tidak ada angin, tidak ada hujan, tidak ada badai, tiba-tiba bertemu dengan Alois.

"Kamu..." Qing Yu menyentuh perutnya yang besar dengan wajah yang sangat ketakutan.

Tidak mampu menahan tekanan, Qing Yu langsung merasakan pusing, dan penglihatannya terhadap dunia kini berubah menjadi berwarna putih. Dan Qing Yu pun pingsan karena tidak mampu melawan tekanan akibat ketakutan.

....

Hampir kurang lebih dua puluh menit, Qing Yu membuka kedua bola matanya perlahan dan langsung berhadapan dengan wajah sang adik Qing An yang terlihat sangat khawatir.

"Kakak." Panggil Qing An lembut.

Qing Yu bangun dengan cepat dari tempat tidur, dan membuatnya sedikit pusing.

"Bangun pelan-pelan."

Qing Yu meraih bahu adiknya dan meremasnya dengan kuat.

"Qing An, aku melihat dia, aku melihat dia!!" Teriak Qing Yu ketakutan.

"Kakak Yu, tenang."

Qing Yu menatap sekitar kamar sambil berteriak, "Alois, dia telah menemukan kita. Ayo.. ayo kita harus pergi secepatnya dari sini!!"

"Tenang dulu kakak." Qing An mencoba menenangkan sang kakak Qing Yu dari rasa ketakutannya yang luar biasa terhadap Alois Albrech.

"Bagaimana aku bisa tenang!!! Dia akan membunuh kita berdua!!"

"Kakak Yu..."

Qing Yu berdiri dari tempat tidur dan menarik sang adik Qing An dari duduknya, "Ayo Qing An, kenapa kamu hanya duduk saja."

"Tidak perlu terburu-buru untuk pergi dari tempat ini."

Qing Yu terkejut dengan suara Alois yang terdengar tiba-tiba di belakangnya.

Qing Yu menatap Alois yang berdiri di depan pintu kamar, "Apa lagi yang kamu inginkan dari kami! Apa membunuh orangtua kami belum cukup, dan membuat kami berdua terlantar juga belum cukup!! Aku tidak menculik adikmu, aku tidak membunuhnya."

"Kakak Yu, coba tenang dulu."

"Bagaimana aku bisa tenang..."

"Kakak Yu, coba tenang dulu!!!" Teriak Qing An.

Saat Qing Yu berhasil di tenangkan oleh Qing An. Ketiganya pun duduk bersila di ruang tengah dalam diam. Qing Yu mengambil posisi duduk berjauhan dengan Qing An dan Alois.

Selama kurang lebih satu menit, Qing Yu menatap sang adik Qing An dan Alois bolak balik.

"Maafkan aku." Hanya itu yang bisa di katakan Qing An pada sang kakak.

Alasan mengapa Qing An mengatakan maaf pada sang kakak karena selama ini Qing An masih berhubungan baik dengan Alois Albrech, bahkan Qing An lah yang memberitahu keberadaan mereka pada Alois. Dan buah-buahan yang di berikan ibu Jihan pada mereka itu karena perintah dari Alois langsung.

Ibu Jihan adalah seorang petani yang bekerja di kebun buah terbesar milik keluarga Albrech yang terdapat di kata A. Dan tidak heran jika setiap hari ibu Jihan akan selalu memberi buah-buahan yang di inginkan Qing Yu.

Selain itu, mengapa sang adik begitu mudah mendapatkan pekerjaan di kota, karena adanya koneksi besar yang di berikan Alois pada Qing An.

Hal ini membuat Qing Yu menatap sang adik dengan raut wajah sangat kecewa, dan sedih.

"Apa lagi yang kamu inginkan dari kami?" Tanya Qing Yu pada Alois.

Alois menatap perut Qing Yu dengan wajah yang sulit di artikan, "Perutmu..."

"Ini kangker." Selah Qing Yu cepat.

Alois, "..."

Alois berdiri dari duduknya dan berkata pada Qing An yang duduk tidak jauh dirinya, "Aku akan keluar. Jelaskan perlahan padanya tujuanku datang kemari."

Alois menatap Qing Yu yang duduk meringkuk di pojok rumah, "Aku merasa dia akan depresi jika berada seruangan denganku."

Alois pun keluar dari rumah.

Ruangan hening beberapa saat.

Qing An, "Aku sudah memberitahu kondisimu pada Alois."

"Qing An... Kakak, kakak tidak tahu harus mengatakan apa padamu. Kakak sangat tahu kamu sangat mencintai Alois... Tapi..." Air mata Qing Yu jatuh, "Tapi jangan menyeret kakak ikut bersamamu."

Qing Yu, "Jika kamu tidak betah lagi tinggal di tempat ini dan ingin pergi dari sini, cukup katakan padaku. Aku tidak akan lagi melarangmu."

Qing An, "Aku tidak akan kemana-mana. Aku hanya merasa sangat khawatir pada kakak. Aku... bagaimana jika terjadi sesuatu pada kakak, bagaimana jika kakak tiba-tiba akan melahirkan, dan jarak rumah sakit sangat jauh dari sini, bagaimana..."

"Itu hanya alasanmu." Potong Qing Yu.

"Kakak tahu kamu sangat merindukan Alois, begitu juga dengannya..." Qing Yu tertawa paksa, "Kakak tidak tahu, sampai di mana sebenarnya hubungan kalian. Alois, pria itu bahkan sampai rela memberikan beberapa penjaganya hanya untuk mengawasi rumah kita."

Bang... Bang... (Suara tembakan).

Suara tembakan mengagetkan Qing An dan Qing Yu.

Qing An berlari keluar dengan cepat.

Qing An, "Apa yang terjadi?"

"Sepertinya terjadi kekacauan di perbatasan kota. Dan beberapa penyusup telah berhasil masuk sampai di desa ini." Ucap Alois sambil melihat mayat yang tergeletak tidak bernyawa di tanah, "Sebaiknya kita cepat pergi dari sini."

"Bagaimana kamu bisa tahu! Bagaimana jika orang yang bawahanmu tembak merupakan warga lokal di sini!"

Tangan kanan Alois berkata, "Tentu saja kami tidak salah. Ini adalah orang-orang dari negara S, mereka di tandai dengan mata biru laut. Tujuan terbesar mereka adalah untuk merebut dan menduduki negara A. Sebaiknya kita harus pergi secepatnya dari desa ini."

"Ambil barang-barang yang kalian butuhkan." Alois berjalan masuk ke dalam rumah dan menemukan Qing Yu yang telah di penuhi dengan darah.

Alois langsung terkejut dan panik. Namun saat melihat pisau di tangan Qing Yu dan dua mayat tergeletak penuh darah di dalam rumah, rasa terkejut dan panikpun hilang seketika.

Alois menghampiri Qing Yu dan mengambil pisau dapur di tangan Qing Yu.

"Kenapa tidak berteriak dan meminta bantuan!!" Marah Alois.

"Tidak sempat." Qing Yu berjalan melewati Alois.

Alois meraih tangan Qing Yu.

"Ada apa?"

"Bodoh." Alois menarik Qing Yu, meraih bahu dan lututnya, dan menggendongnya seperti seorang gadis.

"Ap–apa yang kamu lakukan! Cepat turunkan aku."

"Diam."

"Turunkan aku. Ini sangat memalukan." Marah Qing Yu dan mencoba mendorong Alois menjauh.

"Mana yang lebih memalukan di matamu, memiliki perut yang buncit atau di gendong oleh seorang pria?"

Alois berjalan keluar sambil membawa Qing Yu yang masih di pelukannya.

"Oh.. jadi kamu merasa memiliki perut yang besar itu sangat memalukan di matamu!! Ok, baiklah, cepat turunkan aku!! AKU AKAN MENGIRIS PERUTKU DAN MENGELUARKAN ISINYA DAN MELEMPARKANNYA PADA WAJAHMU...!!!"

Alois, "..." Temperamennya sangat buruk.

Qing An, "..."

Bawahan, "..."

Alois, "Siapkan mobil dan cepat pergi dari sini."

"Baik."

Alois masuk ke dalam mobil dan di ikuti Qing An beserta Baise (tangan kanan Alois).

Tanpa di minta, Baise langsung dengan sigap memberikan kotak P3K pada Alois.

Alois meraih kaki kanan Qing Yu yang terluka.

"Aku bisa melakukannya sendiri."

"Diam."

Alois membersihkan luka dan memasang Verban pada kaki Qing Yu dengan cepat.

Qing An yang melihat keduanya dari kaca spion depan hanya bisa tersenyum kaku.

.

.

.

Bersambung . . .

Kamis, 28 – 01 – 2021

Next chapter