26 Bagaimana Kita Bisa Tahu Hasilnya Jika Kita Belum Mencoba!

Orlando telah memberitahukan mengenai kota salju pada sang adik Alois.

Saat mendengar hal yang di beritahu sang kakak padanya, seketika membuat Alois merasa stres. Pasalnya Alois sangat tahu betul kota salju itu seperti apa.

Satu hal yang muncul di benak Alois saat mendengar kota salju di sebutkan, 'kota dengan peraturan yang sangat tidak masuk akal.'

Saat ini Alois sedang dalam percakapan dengan sang kakak melalui telpon genggam.

"Jadi apa yang harus aku lakukan?" Kata Alois dengan raut wajah putus asa.

[Jika dia benar ada di kota salju, aku menyarankan agar kamu melepaskannya.]

"Tidak akan." Kata Alois dingin.

[Kenapa kamu sangat bersikeras untuk mencarinya! Apa dia memiliki hutang besar padamu?!"

"Dia membawa anakku." Ucap Alois dengan suara rendah.

[...]

Orlando menghembuskan napas dan tidak tahu lagi ingin mengatakan apa pada sang adik Alois saat ini.

Orlando memijat pelipisnya yang sudah sakit akibat memikirkan masalah sang adik.

"Datang ke kota A saat kamu memiliki waktu."

[Baik.]

Keesokan pagi Qing An dan Alois sudah berdiri di depan bandara terbesar yang ada di negara A.

Qing An linglung saat saat berjalan keluar dari bandara. Pasalnya saat bangun dirinya sudah berada di dalam pesawat untuk menuju ke negara A.

"Apa yang terjadi? Kenapa kita tiba-tiba datang kemari?"

"Ada hal penting yang harus aku lakukan."

"Bagaimana dengan perusaan mu?"

"Biarkan Baise yang mengurusnya untuk sementara."

( Info: Baise merupakan orang kepercayaan Alois, sekaligus orang yang menyarankan Qing Yu untuk bersembunyi di kota salju).

Keduanya naik mobil menuju ke tempat yang di sepakati oleh Orlando, yaitu di rumah besar Arsenio. Di mana rumah tersebut merupakan tempat Alois tinggal selama beberapa tahun sebelum mengikuti sang ibu ke negara P.

Rumah besar Arsenio tidak se megah dan seindah yang kalian semua pikirkan.

Rumah besar Arsenio hanyalah rumah yang sangat sederhana dan hanya memiliki luas rata-rata serta memiliki satu tingkat.

Saat keduanya masuk ke dalam, Orlando telah lebih dulu hadir dan duduk di depan sang kakek yang sedang asik membersihkan gelas-gelas kristal kesayangannya.

"Kakek." Panggil Alois sambil duduk melantai di samping sang kakek.

Melihat tindakan yang di lakukan Alois membuat Qing An bingung, dan pada saat dirinya ingin ikut duduk melantai tangannya langsung di tarik oleh Orlando agar duduk di sampingnya.

"Biarkan Alois seperti itu." Bisik Orlando.

"Sudah lama kamu tidak datang menemuiku, untuk kakek ini masih mengenalmu hanya dengan sekali pandang." Ucap kakek Alois tanpa memandang Alois, dan hanya sibuk membersihkan gelas kristal miliknya.

"Maafkan aku."

"Orlando juga sama seperti itu, jarang sekali menemui kakek ini." Kakek Alois menghembuskan napas, "Tidak ada lagi yang akan mengajak kakek cerita dan membantu kakek membersihkan gelas."

"Eum.. Alois akan membantu kakek mebersihkankan gelas."

Pada saat Alois ingin mengabil gelas, sang kakek langsung kembali angkat suara, "Tidak perlu mencarinya, pria itu tidak ingin lagi bertemu denganmu, bahkan dengan adiknya sendiri... Orang yang bersembunyi akan sangat sulit untuk di temukan."

Alois menurunkan tangannya yang akan mengambil gelas.

"Kakek tahu, kedatangan kalian hanya untuk meminjam token kristal biru milik kakek... tsk, tsk, tsk, dasar cucu-cucu tidak bertanggung jawab."

Alois, "..."

Orlando, "..."

Qing An, "..."

"Menghilangkan token yang di buat kakek untuk kalian berdua saat kecil dan kemudian datang kembali meminta milik kakek."

Alois dan Orlando saling menatap, seakan-akan di dalam tatapan mereka tergambar pertanyaan, 'kapan mereka di berikan token kristal saat kecil dulu?'.

Jika ada yang bertanya, mengapa mereka bisa memiliki token kristal di tangan mereka?

Nenek Alois dan Orlando merupakan penduduk asli dari kota salju dan kemudian menikah dengan kakek Alois dan Orlando yang berasal dari luar kota salju. Seperti yang di jelaskan pada chapter sebelumnya. Sebelum tahun 1997 sampai tahun 2009 orang-orang dari luar dapat dengan mudah keluar masuk kota salju bahkan dapat menikah dan masuk menjadi anggota masyarakat kota salju. Tapi pada tahun 2012 kota salju mulai memberlakukan token kristal biru, dimana siapa yang tidak memiliki token tersebut tidak di izinkan masuk ke dalam kota salju.

Alasan mengapa sang kakek, Alois, dan Orlando dapat memilikinya dengan mudah karena kristal biru tersebut adalah bentuk ucapan terima kasih gubernur kota biru karena telah membantu dalam merebut kembali pemerintahan yang ada di kota biru. Walaupun sampai sekarang orang-orang yang berasal dari luar kota salju tidak ada yang mengetahui mengapa kota salju dapat di rebut dengan sangat mudah, padahal pada zaman tersebut para tentara dan lain-lainya semua di perintahkan oleh pusat.

Dan yang terpenting, kakek Alois dan Orlando merupakan pemimpin tentara tertinggi yang berada di pusat pada saat itu.

(Info: saya tidak tahu jabatan yg paling tinggi di tentara itu nanya apa. Mau cari di google terlalu lalot auto tidur😴).

Bukan saja Alois dan Orlando yang memiliki token kristal biru, dr. Veis, Ayah Orlando beserta sang istri Katrina juga memiliki token kristal biru.

Namun yang jadi pertanyaan kedua anak muda di atas adalah dimana token kristal biru itu berada, sedangkan keduanya tidak pernah merasa memiliki benda kristal berwarna biru sejak kecil.

Apa mereka lupa ingatan?

Tidak ingin basa basi terlalu banyak lagi, Alois langsung berkata pada sang kakek bahwa dia tidak lagi memiliki token kristal biru.

Mendengar ucapan dari sang cucu sontak membuat Arsenio (kakek) melototi sang cucu.

Kakek, "Pergi dari sini dan taruh sepuluh jarimu di antara pagar kristal besi yang ada di gunung putih. Dan jangan kembali lagi kemari sampai kamu berhasil membawanya!!!"

Di luar pintu ketiganya masih tertegun karena di marahi dan di lempari dengan gelas karena terlalu bodoh.

Qing An, "Kakekmu sangat jahat."

Alois hanya tersenyum kecut, dan kemudian mengusap kepala Qing An.

Tindakan sederhana itu tidak luput dari pandangan Orlando.

Orlando, "Setelah menemukannya, apa yang akan kalian berdua lakukan?"

Qing An, "Aku akan membawanya kembali pulang ke rumah."

Orlando berdecih, "Apa dia akan mau ikut bersama kalian?"

Alois dan Qing Yu terdiam beberapa saat.

Alois, "Kita belum tahu hasilnya, jika kita belum mencobanya."

.

.

.

Bersambung . . .

11–03–2021

13.36 wita

____________________

Mungkin kurang jelas karena saya tidak lagi membacanya kembali

avataravatar
Next chapter