10 Suami?

Elen, "...." Ada apa ini, kenapa perasaanku tiba-tiba saja merasa tidak enak.

______________________________________

Aku kembali menatap Tandri. Tandri masi berdiri tegap lurus di tempat yang sama sambil menatapku. Aku merasa tatapannya seperti seorang pembunuh berdarah dingin yang sedang bersiap-siap untuk menyerang mangsanya.

Ketukan pintu kamarku kini mengalihkan pandanganku dari Tandri si mesum itu. Aku berpikir, siapa yang mengetuk pintu kamarku(?)

Tandri, "Masuk."

Hei ini kamarku bukan kamarmu, jangan seenaknya mengizinkan orang lain masuk.

Sebenarnya aku ingin mengatakan hal itu, tapi dari pada mencari keributan dengannya, mending cukup diam saja. Pria ini terlalu berkuasa.

"Siang Tn. Muda Tandri, siang Tn. Muda Elen."

"Bibi Gon, ada apa?" Oh ternyata bibi Gon, aku pikir siapa lagi yang mengetuk pintu kamarku(!) Tapi omong-omong, kenapa bibi Gon datang ke rumahku(?) Apa bibi Gon di panggil oleh Tandri(?) Tapi untuk apa(?)

Bibi Gon adalah kepala pelayan di rumah besar bak kastil kerajaan milik keluarga Brawijaya yang letaknya bersebelahan dengan rumah kami yang bisa di katakan cukup mewah dan sederhana ini.

Di wilayah tempat aku tinggal saat ini biasa di kenal dengan nama Emas putih, dimana nama itu di ambil oleh beberapa masyarakat karena terinspirasi dari rumah besar milik keluarga Brawijaya. Dan nama itupun terkenal luas di lapisan masyarakat.

"Bibi yang cantik ini akan mengambil sementara anakmu. Jadi nikmati harimu dengan suami anda~"

Elen, "..." ( ° _ ° ) ?? Suami😡!! Kenapa bibi Gon malah ikut-ikutan tidak waras seperti Tandri sih.

Hening ...

Hening ...

Uuuufff ... Aku sama sekali tidak suka suasana seperti ini.

Aku menatap Tandri yang kini berjalan ke arah pintu setelah keluarnya bibi Gon dan Rembulan dari kamarku.

Cleakkk... (mengunci pintu kamar)

Ada apa lagi ini, kenapa dia mengunci pintu kamar(?)

"Kenapa kamu mengunci pintu kamar?"

"Karena aku ingin bermain sedikit denganmu."

Tandri berjalan kembali ke tempat tidur dan sedikit menunduk ke bawah ranjang. Apa yang dia lakukan(?)

Sreeekk...

'Kardus? Sejak kapan ada kardus di bawah tempat tidurku?!'

"Kemari aku memiliki hadiah untukmu." Ucap tandri padaku. Aku sedikit ragu-ragu untuk berjalan ke arahnya.

"Kemari, kenapa masih berdiri seperti orang idiot di situ."

Menjengkelkan. Akupun berjalan ke arahnya dan berdiri tepat di sampingnya.

Tandri menariku untuk duduk di sampingnya, dos yang di ambilnya tadi ia taru di atas pangkuanku dan memaksaku untuk membukanya. Akupun hanya menurut saja.

Dan alhasil apa yang aku temukan(!)

Elen, "..."

Mainan seks dan beberapa tali-tali yang bahkan aku tidak tahu itu di gunakan untuk apa. Aku menatap Tandri dengan bingung, dan Tandri juga balas menatapku dengan tatapan yang cukup dalam.

"Ap–apa hadiah ini untuku?"

"Tentu saja."

Tandri menatap tempat tidurku dan mengatakan sesuatu yang aku sendiripun gagal paham.

"Aku suka tempat tidurmu, sangat bagus untuk bermain-main di atasnya."

Aku mengerutkan kening. Apa sangkutannya mainan seks dengan tempat tidurku.

Tandri mengambil sesuatu yang di lingkari dengan kain berbulu pink, yang sepertinya itu adalah sebuah borgol. Bentuknya sangat cantik.

Cleekkk... (sebelah tangan Elen terborgol).

Elen, "...!!!" Apa-apaan ini.

Tunggu dulu, aku mengerti sekarang. Aku mengerti apa yang dia katakan dengan ingin bermain-main. Sontak akupun membuang dos yang berada di pankuanku dan mendorong Tandri menjauh dariku, dan akupun dengan cepat lari menuju ke pintu kamarku. Tapi sesuatu yang tidak terduga terjadi, aku terjatuh ke lantai, bukan karena tersandung atau lantainya licin, tapi kaki kananku sudah terborgol dengan rantai besi dengan panjang kurang lebih 2 meter.

'Sejak kapan rantai ini terpasang di kakiku?'

Tandri berjalan ke arahku dan langsung menggendongku dengan satu tangannya, seperti seorang Ayah menggendong anaknya. Sungguh aku sangat terkejut dan membulatkan kedua mataku lebar-lebar. Apa aku seringan kapas(?) Tandri menggendongku seperti tidak memiliki beban sama sekali.

Tandri si mesum ini menaruhku perlahan di atas tempat tidur. Aku pikir dia akan langsung dengan kasar membuangku di atas tempat tidur seperti video Gay yang di perlihatkan Cindi padaku. Ternyata dia masih memiliki hati nurani walaupun hanya sedikit.

"Elen ..." Aku menatap Tandri dengan penuh garis waspada.

Tandri, "Mari bercinta denganku."

Apa(!) ... Apa dia mulai tidak waras lagi. (  ×'⬜')🔥

"Elen, mau kan lakukan itu denganku?" Tandri memeluku dan menaruh kepalanya di atas bahuku, terkadang sesekali dia mengendus-endus leherku dan mencium leherku seringan bulu.

Kenapa Tandri menjadi sangat manja dan lembut seperti ini sih. ( T ^ T )

Kamu tidak boleh terpengaruh Elen, pokoknya tidak boleh.

"Ta–Tandri. Rasanya aneh jika sesama pria melakukan itu."

Aduh, kenapa tubuhku pake acara-acara gemetaransih.

"Hanya perasaanmu saja Elen."

"Ta–tapi aku tidak bisa melakukan itu denganmu. A–aku masih me–menyukai milik perempuan."

Tandri mengangkat kepalanya dari bahuku, dan menatapku dengan wajah datarnya, kemudian Tandri mendorongku dengan keras berbaring di tempat tidur, Tandri mencengkram rahangku dengan sangat kuat.

"Ah, Tandri, sakit."

"Sayang sekali Elen, aku tidak menerima penolakan."

Tandri meraih kedua tanganku dan memborgolnya di kepala ranjang. Aku mulai panik dengan tindakannya ini. Tidak, aku tidak mau di bobol dan di masuki. Aku sama sekali tidak mau.

.

.

.

Bersambung . . .

Hayo siapa yg berharap ada adegan +18

avataravatar
Next chapter